"Temenin gue terus, yaa?"
-
Sepasang kekasih yang sedang bersenda gurau disebuah ruangan yang penuh dengan alat kesehatan.
Raut bahagia terpancar dari keduanya, tawaan mereka pun terdengar ceria memenuhi seisi ruangan. Namun, suasana mendadak hening karena tiba-tiba lelaki itu membungkam mulutnya sambil memejamkan mata.
"kapan gue sembuh?" tanyanya dengan suara lirih, mata itu kembali terbuka menatap lekat wajah cantik didepannya.
Gadis itu mendongakkan kepala, menangkup wajah tampan tersebut di kedua telapak tangannya.
"Lo pasti sembuh, Kok." ucapnya dengan lembut.
Tatapan mereka saling bertemu. Tatapan sendu yang sama-sama mereka rasakan, terdapat seutas rindu yang belum tersalurkan pada kedua netra tersebut.
"Temenin gue terus, yaa?"
"Apapun yang terjadi, gue bakal temani lo."
"Janji?"
"JANJI!"
Kedua jari kelingking itu mulai tertaut, membuat sebuah janji didalamnya.
Lalu mereka terkekeh bersama. Hingga suara itu harus berhenti ketika seorang suster masuk sambil membawa beberapa pengganti cairan infusnya.
"Sebentar, yaa. Izinkan saya untuk mengganti cairan infus ini." ucapnya dengan sangat hati-hati.
Setelahnya, suster itu kembali pergi meninggalkan mereka berdua.
"Kata Om Alex udah ada yang mau donorin ginjalnya buat lo, Kak." titah Kiara sambil menduduki tempatnya lagi.
"Siapa?"
"Ntah, tapi gue berterimakasih banget sama dia. Karena dia, lo bisa hidup sehat setelah ini." ucapnya dengan penuh semangat.
Membayangkan bahwa ia dan lelaki yang menjadi cinta keduanya itu akan kembali bersatu, selamanya.
"Iya, gue juga seneng." ucap Langit disela-sela senyumnya.
"Kita sama-sama terus yaa, l love you, Kak." bisiknya ditelinga lelaki itu.
"I love you too, baby."
Kemudian keduanya tertawa bersamaan. "Lo kok bisa gini sih, Kak. Padahal lo anti banget sama cewek."
Langit tersenyum, sembari terus memandang wajah cantik didepannya. "Kecuali lo, Kan?"
Mereka saling bertatap, sebelum berakhir dengan sebuah pelukan. Pelukan hangat itu hampir membuat mereka terbawa suasana, namun suara ketukan pintu menghentikan keduanya.
Tok!
Tok!
Lalu pintu itu terbuka dan menampakkan Clarissa juga Cyra yang datang dengan tas yang berisi makanan. Kedua perempuan yang sudah berkeluarga itu terlihat sangat cantik, bahkan tak nampak jika sudah memiliki anak yang sudah dewasa juga.
"Bagaimana keadaan kamu, Langit?" tanya Cyra dengan menaruh tas itu di nakas.
"Alhamdulillah, Tan." ucapnya.
"Kamu akan di operasi tiga hari lagi, Nak. Persiapkan diri kamu, yaa." ujar Clarissa sambil mengusap pelan rambut putranya.
Langit mengangguk sembari tersenyum. "Iya, Mah. Udah bosen banget ada disini." titah lelaki itu dengan mengerucutkan bibirnya.
Jika diluar sana Langit terkenal dengan dinginnya yang tak tersentuh dengan perempuan lain. Maka dirumah ia akan menjadi Langit yang berbeda.
°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐀𝐍𝐆𝐈𝐓 [ Revisi! ]
Não Ficção"Apa gue gak pantes buat di cintai?" Tanya gadis itu. "Lo lebih dari pantes buat di cintai, Kiara." Ujar Langit. ...... HAPPY READING The Story!!