[Revised] Epis๏de 6

137 21 3
                                    

Entah sudah berapa puluh kali dirinya menyumpah hari ini. Benda hidup atau benda mati, semuanya tidak lolos dari sumpah serapahnya. Dia bahkan hampir mengumpati ibunya sendiri. Tapi cukup beruntung, Jeongin ada di sana untuk menghentikan kalimat kejam yang hampir saja keluar dari mulutnya.

"Oh, demi Moon Goddes, kapan pekerjaan ini akan selesai?!"

Itu sudah yang ke sekian kalinya dia mengeluh di hari itu. Sungguh, dia tidak bohong, pekerjaannya seperti terus mengalir, tidak berhenti. Ini seperti, dia menyelesaikan satu, muncul lagi sepuluh, seperti itu terus. Sejak dia datang pagi-pagi tadi, yang dia lakukan adalah duduk dan membaca dokumen, lalu menandatanganinya. Dia merasa pantatnya sekarang pasti sudah rata dengan kursi.

"Minho, apa jadwalku setelah makan siang nanti?"

Chris dengan suaranya yang penuh dengan keputusasaan bertanya kepada Minho. Minho itu adalah sekretarisnya, merangkap sahabat baiknya. Minho membuka buku agendanya, melihat jadwal Chris hari ini.

"Ada pertemuan dengan elders, membahas permasalahan batas wilayah dengan Klan Selatan. Perkiraan waktu selesainya pukul empat sore nanti. Setelahnya, anda akan menghadiri sesi latihan sore warriors, melakukan evaluasi. Itu saja,"

Chris mengetuk mejanya. Memikirkan sesuatu.

"Minho gantikan aku untuk menghadiri latihan sore. Aku harus menemui seseorang yang sangat penting,"

Minho menatap Chris tajam. Dalam kepalanya, dia menimbang-nimbang permintaan Chris.

"Ya. Akan aku gantikan,"

Chris melepas tinjunya di udara. Sembari memekik kecil. Dia akan menemui Hyunjin hari ini. Sudah hampir dua minggu sejak pertemuan terakhirnya dengan Hyunjin. Semua ini karena pekerjaan yang datang tanpa henti, membuatnya sibuk ampai tak punya waktu untuk bertemu dengan Hyunjin.

"Tapi kau harus menyelesaikan pekerjaanmu itu sebelum waktu makan siang tiba,"

Minho berkata dengan suara datarnya sembari menunjuk setumpuk kertas dokumen yang harus di periksa oleh Chris. Hal itu membuat kegembiraan Chris menghilang begitu saja. Minho seperti memiliki dendam dengan dirinya. Minho pasti ingin membunuh Chris menggunakan kertas-kertas menyebalkan itu.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Benar-benar tak menunggu apa pun, begitu rapatnya bersama elders selesai Chris langsung lari keluar, melesat langsung hilang dari pandangan. Para elder yang melihat itu sungguh kebingungan, hanya Minho seorang yang begitu tenang membereskan barang-barangnya.

"Ketua sepertinya sangat buru-buru?"

Suara yang begitu lembut mengalun indah melewati telinga Minho. Perhatiannya sukses teralih kepada si pemilik suara. Rupanya suara lembut itu berasal dari salah satu elder di sana.

"Ketua memiliki janji penting dengan seseorang, Elder Han,"

Itu adalah Han Jisung. Dia mengangguk.

"Saya permisi,"

[On Going] ROSE | ChanjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang