Chapter 7 : Anniversary (nsfw 21+)

566 7 0
                                    

Note :
Harap diperhatikan cerita ini bertema dewasa dengan kink CHEATING CUCKOLDING yg mungkin tidak cocok utk sebagian orang, plus PENUH ADEGAN DEWASA 21+.
Baca dengan konsekuensi ditanggung sendiri.

TOLONG DIPERHATIKAN BATASAN UMUR SEBELUM MEMBACA!

BILA TOPIK TIDAK COCOK, JANGAN DITERUSKAN!

Mungkin ini saatnya membuka semua.

"Dante, loe suka gue?"

"Hmm Kei...4 tahun...loe pikir gue bukan manusia?"

"Tapi...kenapa?"
"Maksud gue bagaimana?"
"Gue kan ga seperti selera loe."
"Lalu, gue ini aneh."

Dante tertawa.

"Kei, loe takut sama gue?"
"Loe anggap gue siapa? Bos loe?"
"Gue merasa loe memperlakukan gue seperti itu."

Gue terdiam.
Mungkin dia benar.

"Loe terlalu nurut n takut sama gue, sampe menahan semua kekhawatiranmu sendiri."
"Klo sekarang gue suruh loe utk suka, apa bisa?"

"Mmm...saat ini, itu bukan ide bagus."

Dante menatap gue ga percaya.
"Loe bahkan bisa suka asal gue suruh loe suka?"

"Tapi sekarang bukan soal gue."
"Gue mau bahas perasaan Timmy ke loe."
"Dia bilang dia suka loe sejak pertama ketemu."
"Bukankah kalian serasi?"
"Bukankah kalian saling suka?

Dante melirik tajam ke gue.
Gue jadi agak takut.

Dante menghela napas.
"Mungkin gue salah."
"Gue ga pernah bilang gue suka loe."
"Ok, mumpung anniversary kita yg ke-4."
"Kei, gue suka loe."

Dante lalu melanjutkan dengan serius.
"Mungkin loe belum pernah suka sama orang."
"Anggap setelah 26thn n seterusnya loe belum tau atau ga pernah tau."
"Tapi tetaplah bersama gue."

Mobil kami tiba di sebuah resort.
Ini masih dalam acara anniversary.
Jadi kami akan menginap semalam di sini.

Dante menghindar membahas Timmy.
Dia seharusnya juga menyukai Timmy.
Mereka sudah saling suka.
Tapi ini dia terus mencecar gue soal hubungan yg tadinya uda mau gue lepaskan.
Gue bingung.

Kami seharusnya menikmati pemandangan malam sambil minum wine.
Kepala gue malah penuh pertanyaan ga terjawab.

Dante menarik gue ke pelukannya.
"Bisakah loe berhenti mikirin orang lain?"

"Tapi Timmy bukan sembarang orang."
"Dia adik gue. Gue yg bawa dia ke loe."
Kali ini gue ga tahan berdiam diri, gue harus mengejar Dante demi Timmy.

"Gue ga akan meninggalkan Timmy."
"Gue juga sayang sama dia."
"Hanya, dari awal Timmy itu spesial karena loe."
"Apa dia mau menerima kondisi ini?"

"Ini anniversary yg uda gue rencanakan sejak lama."
"Gue mau menikmatinya."

Dante mengendurkan pelukannya.
Dia mencium bibir gue.
Awalnya hanya menempel, standar kami berciuman.
Tapi kali ini, lidahnya masuk memainkan lidah gue.

Seperti biasanya, gue menuruti kemauannya.

Malam itu, Dante minta gue berbaring n dia akan melakukannya ke gue.

Semenjak ada Devon n Timmy, Dante ga menjamah gue.
Jadi setelah sekian lama dia ga melakukannya ke gue, ini jadi agak sulit.

"Rileks..." bisik Dante sambil mencium pipi gue.
P*nis dia emang besar sekali.
Lebih besar dari orang normal.

"...hnmm...ga mungkin...terlalu besar..."
Gue menutup mata, gue mencoba rileks, tapi sulit sekali.
Dante memeluk gue, mencium bibir gue utk mengalihkan perhatian gue.
Lidahnya menjelajahi mulut gue.

Kaki gue sudah dilipat ke samping dadanya, agar bisa membuka semaksimal mungkin.
Dante mencoba terus sampe dia berhasil utk menerobos gue n mulai memompanya.

"Jujurnya meski loe minim variasi, gue menikmatinya..." bisik Dante.
Apa bisa kemampuan gue dibandingkan dengan kemampuan Devon n Timmy?
Tapi Dante benar2 tampak menikmatinya.

Tangannya dengan terampil menggosok2 p*nis gue, sampe gue keluar.
"...mmm..."
Gue ga kuasa menahan.

Lalu dia menambah tekanan n kecepatan sampe akhirnya dia menyusul keluar.
"Kei...arghhh..."
Dante menggeram

Satu sesi berakhir.

Dia memeluk gue n terdiam cukup lama, seperti menikmati momen kebersamaan kami.
Lalu, dia membawa gue utk bilas sama2.

Malam itu, kami tidur sambil berpelukan.
Tepatnya dia memeluk gue.
Badannya besar sekali dibanding tubuh mungil gue.
Gue tenggelam dalam pelukannya.

Ada tekanan di kepala.
Apa itu?

Gue melirik, ternyata Dante mencium kepala gue.
Dia tersenyum saat menemukan gue melihatnya.

"Tiap malam loe tidur pulas sekali."

Gue mengangguk.
"...mmm...cukup lelah."

Tiba2 Dante bertanya.
"Apa loe mau melihatnya langsung?"

Gue melihat keseriusan di matanya.

"Atau loe lebih suka mengintip di pojokan?"
Dante tersenyum iseng.

Dia tau fantasi gue.
Sudah ga ada gunanya disembunyikan.

Gue menimbang2.
"Yg mana pun, ok."

"Baiklah."
"Mungkin Timmy berminat bekerja sama."

Jawaban Dante membuat gue terbelalak.
"Timmy tau?"

"Kinda. Kita merasa ada sesuatu."
"Tapi itu loe, jadi dibiarkan."
Dante terkekeh.

"Ok, ini hal mudah utk dilaksanakan."
"Gue belum pernah liat loe h*rny parah."
Dante mencium kepala gue lagi.
Kali ini lebih berasa, sebuah ciuman gemas.

Kami pun memutuskan tidur.

Longing-Desire (mxm Cheating Cuckolding 21+)Where stories live. Discover now