Typo bertebaran harap maklum
Jakarta, 2023
Jam menunjukkan pukul 9 malam dari kejauhan terlihat seorang gadis tengah berlari menuju halte bus dia adalah Arsyana Madaharsa atau biasa disapa Arsya, Arsya berlari sembari berteriak pada bus yang biasa ia naiki terlihat mas-mas Pramusapa melambaikan tangan menyuruh Arsya segera naik.
"Tunggu!"
"Ayok mba cepat!"
Arsya langsung masuk sebelum pintu tertutup, dia langsung mengatur nafas karena berlari dengan jarak yang lumayan jauh.
"Capek kan mba?...makanya jangan dikejar!"
Celetukan sopir bus tersebut membuat Arsya kesal sembari mengatur nafas, Arsya langsung menempel kartu dalam mesin pembayaran elektronik dan pergi duduk.
"Entah kenapa hari ini semua orang menyebalkan" batin Arsya dengan wajah ditekuk.
Karena perjalanan yang cukup lama Arsya merebahkan kepalanya disenderan kursi dan memejamkan mata barang sebentar yang tanpa sadar dia tertidur.
30 menit sudah berlalu Arsya mendengar samar-samar pemberitahuan halte tempat dia turun, yang langsung membuatnya terbangun dan berjalan dengan terburu-buru menuju pintu bus.
"Pemberhentian selanjutnya jalan ***** harap turun dengan hati-hati dan periksa kembali barang bawaan anda terima kasih" ucap sang Pramusapa tersebut dengan wajah ramah.
Arsya mengangguk lalu turun dan pulang menuju rumahnya yang memang tak jauh dari halte hanya perlu waktu 10 menit. Arsya memasuki pekarangan rumahnya. rumah Arsya memang sederhana hanya memiliki satu kamar tidur serta kamar mandi, ruang tamu lengkap dengan kursi dan meja kayu dan dapur menyatu hanya dibatasi meja pantry yang sengaja ia buat supaya memudahkan dia menyalurkan hobi memasaknya, dan untuk area depan rumah Arsya membeli beberapa tanaman hias.
Arsya mencoba membuka kunci rumahnya tapi ternyata pintunya terbuka, kontan saja Arsya panik memasuki rumah dan melihat ada seorang perempuan dengan pakaian pengantin adat jawa tengah duduk memandangnya dengan kaget.
"Anda siapa?Kenapa anda bisa masuk ke dalam rumah saya?" Tanya Arsya dengan tatapan tajam kearah perempuan tersebut.
Perempuan yang ditanya hanya terdiam takut saat melihat tatapan tajam Arsya yang ditujukan padanya, dari arah dapur terlihat seorang pria dewasa dengan setelan baju adat jawa layaknya pengiring pengantin dia Banyu Cokro Atmojo sahabat sepermainannya Arsya dulu. Arsya menatap wajah Banyu sebagai isyarat bertanya.
Banyu yang paham sontak duduk di kursi dan memberikan sebotol air mineral pada perempuan didepannya dan menjelaskan maksudnya mereka disini.
"Duduk dulu Sya!"
Arsya berdecak lalu mendudukkan diri disamping perempuan dengan pakaian pengantin itu, dan menatap wajah Banyu dengan tajam.
"Jelasin!"
"Weees santai dong bu...lo kan abis pulang kerja istirahat dulu duduk tenangin pikiran"
"Udah buruan ceritain kenapa ada perempuan asing disini mana masih pake baju pengantin...jangan bilang abis lo kawin lari?" Tanya Arsya penuh selidik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Madaharsa Untuk Diajeng (Slow Up)
Teen FictionApa yang akan kamu lakukan jika di dalam rumah mu ada perempuan asing dengan pakaian pengantin adat jawa? Itulah yang dirasakan oleh Arsyana Madaharsa saat pulang dari kantor dia malah mendapati orang asing yang sudah masuk ke dalam rumahnya yang le...