Dua

2K 164 2
                                    

Typo bertebaran dan banyak kata baku dan non baku

Dikediaman keluarga Danisworo terlihat kacau kursi yang tidak ditempatnya, meja yang terbalik barang-barang terlihat berserakan, juragan Surendra diruang tamu di temani beberapa anak buahnya.

"Jadi apa kalian sudah menemukan putriku?!"

"Maaf Juragan kami sudah 3 hari ini mengelilingi seluruh desa tapi belum menemukan Ndoro Ayu" jawab salah satu anak buah dengan wajah menunduk.

Brak

Dalam sepersekian detik anak buah tadi sudah tumbang karena bantingan sang Juragan. Juragan Surendra langsung mencengkram kuat dagu anak buahnya dan memberikan kalimat ancaman.

"Cari sampai Putriku ditemukan kalau tidak aku tak akan segan-segan menghabisi keluargamu!!!"

Mendengar hal tersebut Suryo memohon ampun pada Juragan Surendra dan bersimpuh dikakinya.

"Ampun juragan...ampuni saya juragan, tolong jangan libatkan anak istri saya juragan, saya akan berusaha menemukan Ndoro Ayu dengan cara apapun asal jangan libatkan keluarga saya juragan"

Saat Suryo tengah memohon pada juragan Surendra tiba-tiba pintu rumah terbuka lebar dan muncul pria dewasa yang gagah diikuti sang abdi dalem nya, pria itu adalah Lintang Cokro Atmojo anak dari keluarga Atmojo yang akan menikahi putrinya.

Lintang perlahan masuk dan menghampiri sang calon mertua dan berbisik padanya serta memberikan secarik kertas pada juragan Surendra yang mana langsung membuat juragan Surendra tersenyum sambil menepuk pundak calon mantunya.

"Calon menantuku memang yang terbaik hahahaha"

"Tentu saja aku akan melakukan apapun untuk menemukan calon istriku"

Lintang tersenyum penuh makna pada juragan saat dia mendekati Suryo dan memberikan perintah pada anak buahnya.

"Suryo cari alamat yang tertera dalam kertas itu, dan temukan putriku disana bawa dia kemari, mengerti!"

"Baik juragan, kami pamit juragan"

"Sudah sana pergi!"

Setelah Suryo beserta anak buahnya pergi Juragan Surendra menatap Lintang dan mengajaknya bicara di ruang kerja miliknya dan tak lupa menyuruh para abdi dirumahnya untuk membersihkan kekacauan yang telah ia buat.

"Nak Lintang mari kita bicara diruang kerja saya...hey kalian! Cepat bersihkan kekacauan ini dan bilang sama Rasmi buatkan kopi untuk saya dan tamu istimewa saya!"

Para abdi mengangguk dan menjalankan tugas mereka, juragan Surendra dan Lintang berbincang sembari menuju ruangan kerja juragan Surendra.

*******

Terhitung sudah 3 hari Diajeng tinggal dirumah Arsya dan selama 3 hari ini Diajeng mulai beradaptasi dengan lingkungan rumah Arsya yang cenderung komplek perumahan yang cukup ramai.

Diajeng yang memang sejak dulu selalu bangun pagi pun sudah beranjak dari kasur dan mandi pagi sedangkan Arsya sang tuan rumah masih asik didunia mimpi saat matahari sudah beranjak naik. Terdengar dari pintu kamar mandi yang mana membuat dirinya terbangun dan duduk dengan mata masih tertutup.

Ceklek

Pintu kamar mandi terbuka Arsya menatap ke arah pintu kamar yang terbuka, Diajeng baru saja selesai mandi dengan handuk yang melilit bagian atas tubuhnya hingga sebatas paha. Dengan santai Diajeng menuju lemari pakaian untuk mengganti baju tanpa melihat ke arah Arsya yang terus menatap semua yang dilakukan Diajeng.

Arsya meregangkan otot-otot tubuhnya lalu berdiri mencari ponsel miliknya yang tadi pagi di charger tapi sedari tadi tak kunjung ditemukan. Diajeng yang sejak tadi terdiam setelah mengambil baju yang akan dia pakai karena bunyi grasak-grusuk sontak melihat Arsya dengan bingung.

Madaharsa Untuk Diajeng (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang