Empat

1.6K 128 2
                                    

Typo bertebaran banyak kata baku dan non baku.

Sesuai dengan janji yang sudah dibuat kemarin pagi-pagi sekali Diajeng dibuat pusing dengan Arsya yang terus berteriak memanggil namanya hanya karena mencari barang yang sering dia pakai.

"Ajeeeeeng!! Kaos kaki gue mana? Sama jaket kesayangan gue lo taro dimana sih?!!"

Diajeng sedang menyiapkan bekal untuk diperjalanan nanti mulai menghela nafas panjang untuk lebih sabar menghadapi sifat Arsya yang memang menguras energi Diajeng. Diajeng langsung menghampiri kamar Arsya dan semakin pusing setelah melihat kekacauan yang dibuat Arsya.

"Hah...semua peralatan kamu udah aku siapin di ruang tamu lengkap sama sepatu, kamu tinggal pake gak usah teriak manggil aku terus! Lagian aku tau sifat pelupa kamu jadi aku sengaja siapin semuanya termasuk baju ganti dan perlengkapan yang lain!" Jelas Diajeng dengan kesabaran yang masih tersisa.

"Bilang dong kan gue usah capek-capek ngacak isi lemari!"

Diajeng hanya bisa mengurut dadanya agar lebih sabar menghadapi kelakuan tuan rumah yang sangat sangat tidak ramah.

Arsya menuju ke depan meninggalkan Diajeng yang sibuk membereskan lemari pakaiannya sungguh istri idaman sekali memang Diajeng ini. Dalam hitungan menit lemari pakaian Arsya sudah rapih baru saja keluar Diajeng mendengar suara Arsya yang kembali berteriak memanggil.

"Ajeeeeeng ini sandwich yang di meja gue ambil satu yah!!"

Diajeng menuju keruang tamu dan yah bisa dilihat Arsya bertingkah yang diluar pemikiran Diajeng, bagaimana tidak posisi duduk Arsya begitu santai duduk menyender di kursi kayu dengan kaki yang diangkat diatas meja serta mulut Arsya sibuk mengunyah sandwich yang dibuat Diajeng tadi.

"Anak gadis masa duduknya gitu...orang duduk juga ada aturannya Sya!"

"Dih suka-suka gue lah ini kan rumah gue jadi terserah gue mau duduk sambil kayang kek salto kek bukan urusan lo yah!"

Diajeng hanya menggeleng kepala mendengar jawaban Arsya yang tak santai dan kembali melanjutkan kegiatannya yang tertunda. Jam menunjukkan pukul 06.36 dan semua sudah siap dan mobil yang Aji sudah terparkir di depan rumah Arsya.

Arsya dan Diajeng keluar dengan ransel yang dipunggung Arsya sedangkan Diajeng hanya membawa tas yang berisi bahan makanan dan bekal makanan mereka sedangkan barang lain Arsya yang memegangnya.

"Gimana udah pada siap semua anak lain?" Tanya Arsya yang sedang memasukan tas ransel dan barang lain di bagasi mobil dibantu Aji.

"Udah kok aman! Oya itu bahan makanan taro di jok mobil belakang sebelah si Ali dia katanya pengen duduk sendirian"

"Emang ga papa ini tas di samping Ali? Ntar dia makan lagi sama tasnya!" Celetuk Arsya yang mana mengundang tawa Aji.

"Hahahahaha!"

Dari jok belakang mobil kepala Ali yang sejak tadi tidak terlihat tiba-tiba menyembul dengan tatapan tajam.

"Heh gue denger yah bahlul!"

"Astaghfirullah Mas Ali bikin kaget aja!" Ucap Diajeng yang menatap kaget Ali.

Arsya dan Aji hanya bisa tertawa tapi dari kursi kemudi Banyu berteriak untuk cepat memasuki mobil.

"Woy kalian buruan masuk keburu siang! Kalo kalian lupa tujuan kita jaraknya lumayan jauh!"

Aji mengacungkan jempolnya ke arah banyu diikuti Arsya membuka pintu mobil untuk Diajeng dan keduanya masuk serta Aji masuk paling terakhir di kursi samping kemudi.

Mobil yang dinaiki oleh 5 sekawan itu mulai melaju membelah jalanan kota ke tempat yang mereka tuju sebagai tempat liburan yaitu Bumijawa yang mana membutuhkan waktu 6-7 jam perjalanan.

Terdengar musik begitu slowly mengalun dari speaker bluetooth dasbor mobil yang mana membuat Arsya mengantuk mendengarnya.

"Ganti aja lagunya slow banget bikin ngantuk! Enakan dangdut koplo kemana-mana!"

"Nggak ada! Yang ada kita semua dengerin suara sumbang lo ikutan nyanyi!" Ujar Ali tak senang.

"Alaah daripada slow gitu kaya lagu nina bobo!" Balas Arsya tak terima.

"Udah-udah gak usah ribut perkara lagu...nih lagu ini aja lebih enak kalo pagi-pagi".

Aji mulai menyalakan lagu pop era 90 terdengar mengalun dengan indah. Ali dan Arsya kembali tenang setelah Aji mengambil alih.

*******

Suryo beserta anak buahnya sekarang berada di sekitar komplek kost Banyu mereka menatap kost didepannya, dari arah post satpam seorang tinggi besar menghampiri mereka.

"Permisi, ada yang bisa saya bantu pak?" Tanya satpam itu seraya meneliti 4 pria didepannya dengan tatapan penuh selidik.

"Begini mas saya mau nanya apa benar ini tempat yang tertera dalam kertas ini?" Tanya Suryo dengan menyodorkan secarik kertas berisi alamat tersebut.

"Iya bener pak, memang ada kepentingan apa bapak kemari?"

"Begini mas kami mau mencari pria tinggi usia 20 yang bernama Banyu Cokro Atmojo dan seorang gadis dengan usia 20 thn bernama Diajeng Ayudisa Danisworo!"

"Maaf pak mas Banyu sedang pergi keluar dan soal gadis yang bapak cari itu tidak ada disini, karena ini kost khusus Pria dan saya diamanatkan untuk tidak memperbolehkan perempuan masuk kesini!"

"Kira-kira kapan Mas Banyu kembali?"

"Itu saya kurang tau pak"

Suryo dan anak buahnya saling pandang kemudian menunjukkan sebuah foto Diajeng kearah satpam tersebut.

"Mas kalo misalnya liat mas Banyu sama gadis yang foto itu langsung hubungi saya yah nomor saya ada dibalik foto! Kebetulan saya kerabat dari gadis yang dibawa Mas Banyu, kalo begitu saya permisi".

Satpam tersebut hanya mengangguk, dengan langkah lebar Suryo dan anak buahnya kembali ke tempat mereka.

"Suryo kamu yakin sama satpam itu?" Tanya salah satu anak buah suryo.

"Yah...kita pantau kost itu selama 3 hari kalo Banyu tidak muncul juga kita cari ke semua tempat!"

"Tapi bukannya itu terlalu lama? Juragan pasti akan murka kalau tidak berhasil menemukan Ndoro Ayu!"

"Kalian tenang saja...kita punya seseorang yang berguna disini"

Mereka semua mengangguk bersamaan, di sebuah ruangan terdapat seorang tak sadarkan diri dengan tangan dan kaki terikat.

Tbc.

Madaharsa Untuk Diajeng (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang