Sembilan

1.6K 119 6
                                    

Typo bertebaran banyak kata baku dan non baku harap maklum


Hari ini Arsya dibuat bingung oleh sikap Diajeng yang sedari Arsya bangun tidur sikapnya mendadak diam dan dingin padanya. Berbeda dengan Diajeng yang mendiaminya Puspa malah acuh dengan keberadaan Diajeng dan menempeli Arsya.

Seperti sekarang Puspa sedari tadi bersikap manja bahkan mengajak Arsya berbicara tanpa memberi ruang Arsya untuk berbicara dengan Diajeng.

"Arsyaa...besok malam ada pasar malam loh nanti kita kesana yah plisss!"

"Liat nanti deh...gue mau ke dapur dulu awas!"

"Ikuuut"

"Lo bisa gak sih duduk tenang gak usah ngintilin gue?!"

"Issh gue kan cuma pengen deket sama Lo gimana sih!"

"Duduk tenang kalo nggak gue usir paksa Lo dari rumah gue!!"

"Iya-iya"

Puspa hanya bisa mendengus melihat Arsya yang pergi kearah dapur yang memang hanya dibatasi meja pantry.

Kepala Arsya rasanya mau pecah menghadapi sikap Puspa dan Diajeng pagi ini, dia langsung menuju dapur untuk minum dan melihat Diajeng masih berkutat dengan alat masaknya.

Kali ini Arsya harus berhasil bicara dengan Diajeng. Arsya menghampiri Diajeng dan berdiri disamping Diajeng.

"Ajeng, gue boleh bantuin Lo masak gak?"

Tak ada jawaban dari Diajeng, sekali lagi Arsya mencoba mengajaknya berbicara.

"Diajeng!"

Kegiatan masak Diajeng terhenti sejenak dia terkejut saat Arsya memanggil namanya, tapi lagi dan lagi Diajeng kembali acuh dan melanjutkan masakannya.

"Diajeng!!! Gue ada salah apa sih sampe Lo diemin gue? Bersikap dingin sama gue? Salah gue apa dan dimana letak kesalahan gue?!!"

Emosi Arsya meledak kali ini sampai Diajeng tersentak dan menunduk takut, melihat reaksi Diajeng begitu Arsya tersadar dia tak sengaja membentaknya.

"Ajeng sorry...gue minta maaf tadi gue kebawa emosi itu karena gue bingung sama sikap Lo yang mendadak aneh. Maaf yah Ajeng gue gak sengaja bentak Lo".

Diajeng mendongak menatap wajah Arsya dengan wajah pias menahan tangis terlihat air mata yang menggenang dan turun ke pipi. Arsya terkejut dan berpikir sudah berapa kali ia membuat perempuan didepannya menangis karena ulahnya.

"Duh kok nangis sih...maaf yah Ajeng gue bener-bener minta maaf sama Lo"

Baru saja Arsya ingin menghapus air mata Diajeng secara spontan Diajeng mundur dan mengusap air matanya dan pergi memasuki kamarnya meninggalkan Arsya yang diam mematung.

Blam

Suara pintu yang ditutup kencang oleh Diajeng membuat Arsya tersadar dan menatap masakan yang sedang dimasak Diajeng.

"Bod*h!! Harusnya Lo lebih sabar Arsya! Kenapa Lo bentak Ajeng kan tambah runyam...aduuuh frustasi gue!!"

Arsya mengacak rambutnya frustasi yang mana itu dilihat Aji yang baru saja datang bertamu dan memasuki dapur untuk mencari tuan rumahnya.

"Loh Sya Lo mau masak menu baru?"

"Hah? Menu baru gimana sih?! Gue lagi stress jangan Lo tambahin deh!!"

"Lah Lo masak sambil ngacak rambut gitu pasti mau nambahin ketombe kedalam masakannya kan?" Tanya Aji dengan polosnya.

"Haduuuh tau ah minggir Lo!"

Madaharsa Untuk Diajeng (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang