What If..

62 9 0
                                    

"Oy oy oy, Karin!"

Ten berteriak memanggil Karin yang hendak keluar kelas. Jam istirahat sudah berbunyi sejak lima menit lalu. Ten bergerak menuju Karin, kemudian merangkul bahu sahabatnya yang memang sedikit lebih pendek darinya.

"Kau mau kemana? Ikut dong."

"Hm,"

Malas menjawab pertanyaan Ten, Karin hanya berdeham sebagai jawaban. Kalau pun Karin menolak, sudah pasti temannya ini akan tetap mengikutinya.

Kalau menurut Karin, Ten ini percuma saja punya banyak teman, bahkan di setiap kelas sepertinya ada. Di tiap-tiap klub yang ada di sekolah pun ada. Tapi, anehnya gadis jangkung ini hanya akan terus mengikuti kemanapun Karin pergi.

Ya, Karin sih ngga masalah. Tapi jengkel juga dia kalau setiap hari selalu datang pertanyaan, "Karin kau sungguh tidak pacaran dengan Ten?"

Sshhhh.

Menyebalkan.

Begitupula dengan Hikaru yang melihat kedekatan Karin dan Ten yang seperti melebihi seorang sahabat.

Itu juga yang membuat Hikaru membatasi diri dan takut tidak bisa mengimbangi Ten.

Andai kalau dia benar-benar berpacaran dengan Ten.

Bahkan setelah kepergian dua sejoli itu, Hikaru yang ada di dalam kelas sana terus menatapnya hingga punggung Karin dan Ten menghilang dari pandangannya.

Hikaru beranjak dari tempat duduknya, membuka jendela di samping tempatnya. Kedua tangannya Ia jadikan tumpuan. Matanya pun menatap lurus ke luar kelas, memperhatikan setiap pergerakan para siswa yang ada di lapangan.

"Hii-chann~"

Itu suara Hono. Teman dari kelas sebelah yang sudah mengenal Hikaru sejak SD. Tahun lalu Hikaru dan Hono tinggal di kelas yang sama, namun saat kenaikan kelas tiga, mereka berpisah.

Hikaru sih ngga sedih-sedih banget, karena Ia yakin Hono pasti masih dan akan terus mendatanginya. Baik ketika di sekolah ataupun saat keduanya sedang bermain di rumah.

"Neeee~"

"Apaaa?" Hikaru menoleh pada Hono.

Wajah sumringah Hono seketika muncul. Deretan giginya Ia perlihatkan sambil tersenyum lebar. Matanya pun ikut menghilang dan tersenyum menatap Hikaru.


"Ngga ke kantin?"

"Ngga ah,"

"Pasti karena ada Ten,"

Hikaru menoleh. "Jangan sok tahu," jawab Hikaru kesal. Hono hanya tertawa. Gadis itu berbalik lalu bersandar pada dinding sambil menatap lurus ke dalam kelas.

"Aku tahu loh kalau kamu itu suka nyembunyiin sesuatu,"

"Tidak Hono,"

"Sudah berapa lama kita berdua kenal?"

Keduanya terdiam dan sedang memikirkan hal yang sama.

"Sejak kita kecil dan sampai sekarang. Sudah cukup lama untuk saling mengetahui satu sama lain kan? Semua sifat mu aku tahu, kebiasaan mu, ketidaksukaan mu pada sesuatu, kebohonganmu dan juga rahasia mu. Jadi.." Hono menggantungkan kalimatnya lalu menatap Hikaru penuh selidik. "... Kau tidak bisa membohongi ku hanya dengan ucapan tidak Hono," lanjut ucap Hono sambil menirukan kalimat akhirnya seperti yang Hikaru katakan sebelumnya.

"Ck. Menyebalkan."



Hono kembali tertawa melihat wajah menyebalkan Hikaru. Ya, walaupun Hikaru sibuk menatap ke lapangan, tapi tidak bisa dibantah kalau wajah Hikaru sedang memasangkan ekspresi kesal karena manusia di sebelahnya.

ConfessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang