pleaseee

62 11 0
                                    

"Hono?"

Hikaru membuka pintu kamarnya setelah Ia mendengar ketukan dipintunya beberapa kali. Gadis tinggi yang dipanggil Hono itu tidak mengabarinya sama sekali perihal akan datang ke rumah.

Hono datang dengan satu plastik belanjaan yang cukup besar, lalu tersenyum lebar menatap gadis mungil dihadapannya.

"Biarkan aku masuk, awas." seru Hono yang langsung menerobos masuk ke kamar Hikaru sebelum si pemilik kamar menyuruhnya.

Hikaru tersenyum dan menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabatnya ini.

"Hii-chan. Kau ini kebiasaan tahu nggak?"

"Kenapa?"

"Tante Yui dan tante Risa sedang tidak di rumah kan?"

"Un, iya. Lalu?"

Hono mendelik tajam menatap gadis yang masih berdiri di belakangnya. "Pintu rumah mu tidak dikunci tau!"

"EH?! Hontou? Cho-chotto.."

Hikaru bergegas keluar kamar dengan sedikit berlari tanpa mempedulikan teriakan Hono yang mengatakan bahwa dirinya sudah mengunci pintunya saat berhasil masuk tadi.

Hingga saat kembali, Hikaru menekuk wajahnya kesal.

"Kau sudah menguncinya. Kenapa nggak bilang?"

Hono terkekeh. "Sudah. Tapi kau tidak menghiraukan ku~"



Hikaru hanya diam. Ia berjalan menuju tempat tidurnya lalu berbaring. Di hari libur ini, tadinya Hikaru hanya ingin bermalas-malasan atau paling tidak ya menggambar.

Tapi manusia satu ini datang tiba-tiba dan berhasil membuyarkan semua niatnya.



"Aku belikan kau susu full cream." ucap Hono.

Hikaru kembali mendelik menatap tajam Hono. "Sejak kapan kau?"

"Rekomendasi dari Ten-chan." bisik Hono pelan, hingga sejurus kemudian Ia tertawa. Hikaru mendengus sebal.

Ten ini benar-benar menyebalkan. Bahkan saat status keduanya sudah berubah, karakter menyebalkan seorang Yamasaki Ten ini masih ada. Dan Hikaru masih sering menjadi korbannya.

"Sini," tangan Hikaru mengambil susu kotak full cream itu lalu meminumnya.

"Nee, Hii-chan?"

"Un?"

"Jadi siapa yang mengajak pacaran duluan? Kau atau Ten?"



Uhuk!




Hikaru tersedak saat meminum susu tersebut kala mendengar pertanyaan Hono yang tiba-tiba.

Hikaru bahkan belum bercerita apapun mengenai hubungannya dengan Ten pada Hono. Tapi bagaimana bisa gadis itu tahu mengenai hubungan Hikaru dan Ten yang kini sudah berpacaran?

Hikaru juga sadar bahwa kedekatannya dengan Ten saat di sekolah tetap sama seperti saat mereka sering bertengkar karena kejahilan Ten.





"Dari mana kau tahu?" Hikaru menoleh menatap Hono yang sedang mengunyah camilan.

"Eh~ mau lihat sesuatu?"

Hikaru mengerutkan keningnya. Ditatapnya Hono yang kini sedang mengutak-atik ponselnya. Tatapan sahabatnya itu nampak serius dan fokus. Nampak sedang mencari sesuatu yang akan dia tunjukan pada Hikaru.

"Mite.."

Hono memberikan ponselnya pada Hikaru kemudian melanjutkan aktivitasnya yaitu, memakan camilan.

Bola mata bulat Hikaru seketika melebar. Wajahnya terlihat begitu terkejut. Bahkan susu kotak yang dipegangnya terlepas begitu saja dari genggamannya. Entah, tapi perasaannya tiba-tiba saja merasa takut. Atau Hikaru merasa ini berlebihan?

"Nee, darimana kau dapat ini?" tanya Hikaru masih dengan ponsel Hono yang berada di tangannya.

"Oh itu, untungnya belum tersebar."

"Hono?!"

"Foto itu bahkan jaraknya lebih jauh dan resolusinya lebih buruk dari dugaan ku, tau."

"Nee, kau coba mempermainkan ku?" tanya Hikaru dengan suara beratnya. Hono tertawa. Ditatap lah sahabatnya yang sedang menahan kesal karena Hono yang menyebalkan.

"Teman klub voli ku, dia tiba-tiba saja mengirimkan foto itu padaku. Dia ragu diantara dua kelas, itu antara kelas nya Ten atau kelas ku. Karena dia melihat ada orang yang sedang bermesraan di dalam sana. Kelihatannya pelukan, mungkin. Makanya dia mengirimkannya padaku." jelas Hono cukup meyakinkan. Namun tetap saja Hikaru sedikit was-was. Dia masih menatap Hono penuh selidik, seolah menuntut penjelasan lebih mengenai foto ini.

Benar.

Foto yang Hono dapatkan dari temannya adalah foto dimana Hikaru dan Ten sedang berpelukan beberapa waktu lalu saat di kelas.

Hikaru sangat yakin bahwa itu adalah dirinya dan Ten. Mengingat Hikaru yang terus menatap ke lapangan. Dan sudut pengambilan gambarnya pun nampak lurus.

Tapi, untungnya Hikaru saat itu sudah berbalik menghadap Ten, sehingga hanya punggungnya yang terlihat. Dan wajah Ten di dalam foto itu pun tidak terlalu jelas karena resolusi foto yang buruk akibat jarak foto yang cukup jauh.

"Jangan menatapku begitu, Hii-chan. Aku bahkan belum berniat menyebarkan foto itu."

"Hono!"

"Hahahhaa. Bercandaaa." Hikaru mendelik sebal. Dia pun memberikan ponselnya pada si pemiliknya. Kemudian kembali berbaring di kasurnya sambil merutuki kebodohannya sendiri.



"Tolong jangan apa-apakan foto itu."


"Un. Gimana ya?~"


Hikaru kembali membuka matanya saat mendengar nada bicara Hono yang seperti sedang mengajukan sebuah perjanjian.

"Apa? Kau mau apa?"


"Bantu aku jadian sama Karin, ya."


Hikaru memutar bola matanya malas. "Lakukan sendiri. Lagipula aku tidak dekat dengan Karin."

"Hii-channn."

"Enggak mau."

Hikaru berbalik memeluk guling di sebelahnya. Berusaha untuk tidak mengindahkan rengekan Hono yang sedang menepuk-nepuk Hikaru.

"Hii-channn, ayolah. Karin kan dekat sama Ten."

"Minta tolong sama Ten aja sana,"

"Tapi kan kau pacarnya Tennn."

"Ya~da."


Hono pun beranjak dan ikut membaringkan tubuhnya tepat di belakang Hikaru yang kini memunggungi Hono. Dipeluknya Hikaru dari belakang dengan kedua kaki Hono yang masih dihentak-hentakan ke kasur.

"Hii-channnn~"

"Ya~daaa."

"Yaudah, aku nggak mau lepas pelukannya sampai Hii-chan setuju dan bilang iya."

"Dih." Hikaru mendelik sebal mendengar paksaan itu. Sudah biasa memang melihat Hono seperti ini. Tapi akan sangat menyebalkan jika gadis itu benar-benar tidak akan melepaskan pelukannya.


"Yaaaa, Hii-chaann?"










"Enggak."








....

ConfessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang