𝗗𝗮𝘆 𝟮𝟮 - Blood Play

6K 174 10
                                    

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

Character :
KIBUTSUJI MUZAN
- Demon Slayer -

Character :KIBUTSUJI MUZAN- Demon Slayer -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

"

Hmm, sangat sexy."

[Name] berbisik ke telinga tuannya. "Saya akan meniduri Anda dengan sangat keras. Itu yang Anda inginkan, bukan?" Muzan memejamkan mata dan mengerang pelan. Suaranya teredam oleh kain yang diikatkan di mulutnya.

Tangan [Name] merambat dari dada dan turun sampai ke vagina tuannya. Ibu jari pria itu membuat gerakan memutar pada tonjolan kecil yang membuat nafas Muzan tercekat. Dia menggigit kain untuk meredam erangan.

[Name] tertawa ringan sebelum mencium leher sang raja iblis. "Saya ingin mencoba sesuatu jika Anda tidak keberatan," Muzan menjauhkan wajah dari si surai hitam dengan tatapan bingung.

[Name] mengulurkan tangan ke nakas di sebelah ranjang dan mengambil sebuah pisau. Muzan bisa melihat bilah pisau berwarna perak yang sedikit berkilau karena cahaya lilin di kamar mereka.

[Name] mulai menghisap leher Muzan, menggigit, dan menjilatnya dengan sensual. "Saya mendengar sesuatu tentang blood play dan sudah lama ingin mencobanya," bibirnya sibuk membuat tanda.

"Apa Anda mempercayai saya?" dia bertanya dengan tatapan mata penuh harap. Muzan tak punya pilihan lain selain menganggukkan kepala.

[Name] tersenyum dan kembali memposisikan dirinya di antara kedua kaki Muzan. Menggoreskan pisau ke perut sang raja iblis, mengikuti setiap garis otot-otot pria di bawahnya yang sedikit bergetar.

Dia mengulangi gerakan itu beberapa kali sebelum menatap Muzan dan menambahkan tekanan pada pisaunya. Membuat iblis itu meringis namun dengan segera mengendalikan dirinya.

[Name] menunduk dan melihat darah mulai merembes keluar. Dia mengusap luka itu dengan ringan sebelum menghisap jarinya dengan keras. Tak sedetik pun mengalihkan pandangan dari mata ruby Muzan.

Sang raja iblis mengerang dan mengangkat pinggulnya ke atas, tapi hanya [Name] mengabaikannya. Dia menurunkan pisau itu hingga ke ujung vagina Muzan. Lalu dengan kerlingan nakal menyelipkan benda itu di antara labia-nya.

Srutt

"Mngghh~"

Sudut bibir [Name] tersungging ke atas, melihat paha dan pinggul rajanya yang gemetar karena sebuah logam tajam di antara kemaluannya. Benda itu kini berlumur cairan bening dan kental yang bercampur dengan sisa darah dari luka sebelumnya.

[Name] mendekatkan bilah pisau itu ke mulutnya dan memberi jilatan panjang pada logam yang berlumur cairan. Muzan mengerang dan mencoba mengangkat pinggulnya lagi tapi [Name] menahannya.

"Mmhh, Muzan-sama... " erang [Name] saat menempelkan kejantanannya pada vagina pria di bawahnya.

Mata sang raja iblis memburam karena air mata dan nafsu yang berkabut di kepala. Dia mengerang tertahan, saat [Name] terus menggesekkan miliknya sembari membuat luka, dan mewarnai kulit pucatnya dengan darah merah.

Sesekali [Name] menjilati lukanya sebelum menggeram, merasakan kekuatan yang perlahan meningkat.

Muzan selalu dibuat takjub. [Name] adalah satu-satunya iblis yang bisa mengonsumsi darahnya tanpa terkena efek samping sedikit pun.

Dia sedikit meringis saat [Name] mulai memasukkan dan memutar-mutar dua jari di dalam tubuhnya. [Name] menarik jarinya lagi sebelum menambah jari ketiga. Membuat gerakan menggunting yang memicu remasan di dinding uterus Muzan.

Setelah beberapa menit, netra emas [Name] jatuh pada iris semerah darah. Sang raja iblis mengangguk singkat. Memberi izin untuk melakukan langkah selanjutnya.

[Name] menuangkan dan meratakan pelumas ke batangnya. Menarik napas sebelum memasuki liang Muzan secara perlahan. Dia tahu Muzan suka saat diperlakukan kasartapi, tapi dia tetap tidak ingin menyakitinya dengan berlebihan.

Griittt

Muzan kembali meringis. Lubangnya terasa panas karena merenggang sangat lebar. Seluruh tubuhnya menegang dan gemetar saat [Name] mencengkeram payudaranya dengan kuat. Putingnya dipilin dan dirangsang dengan cara paling menyenangkan.

Muzan meronta hingga membuat borgol yang terpasang di kepala ranjang ber gemerincing nyaring.

[Name] menerima isyarat itu dan mulai bergerak dengan lambat, tapi tajam dan dalam hingga menyentuh tepat di sweet spot-nya. Erangan keras keluar dari tenggorokan Muzan.

"Lebih keras!" Meski teredam oleh kain, [Name] masih bisa mendengarnya dengan jelas.

Dia menyesuaikan pinggul, hingga menstimulasi titik manis itu di setiap tusukannya. [Name] tau Muzan semakin dekat dan dia mulai bergerak dengan lebih cepat.

Suara cabul dan licin dari penyatuan mereka membuat Muzan mengerang. Dia bisa merasakan tekanan panas yang familiar di perutnya. Dia akan sampai.

[Name] terus menggerakkan pinggul. Bibirnyansibuk memberi tanda dan menghisap rembesan darah dari luka Sang raja. Butuh beberapa dorongan dan sentakan sebelum Muzan datang.

Sruutt~

[Name] berhenti menghisap tulang selangka Muzan dan menggeram pelan. Menusuk keras sebanyak tiga kali sebelum menyusul pelepasan. Dia terus bergerak keluar masuk dengan pelan, memperpanjang orgasme sebelum jatuh menimpa iblis di bawahnya.

Setelah beberapa menit mengatur napas, [Name] bangkit dan melepas borgol Muzan. Begitu terlepas, iblis itu segera menarik kain di mulutnya. Melemparnya dan menjambak si surai hitam. Membawanya ke bawah untuk ciuman kasar.

"Aku sangat mencintaimu, [Name]." Ungkapnya dengan napas memburu.

"Saya juga mencintai Anda," balas si surai hitam seraya membenamkan wajahnya di dada Muzan.

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝗞𝗜𝗡𝗞𝗧𝗢𝗕𝗘𝗥 𝟮𝟬𝟮𝟯Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang