Pagi telah tiba.
“Kak, bangun ini sudah siang nanti telat loh!“ Seru Ibu sedikit menggoyangkan tubuhku, agar beranjak bangun dari tidur.
Ibuku ini cerewet sekali soal membangunkan tidur. Ibu bilang kalau aku sering telat bangun siang, padahal aku dibangunkan pukul 5 pagi-pagi buta.
“Aduh Bu jangan sekarang lah, aku masih mengantuk!” Gerutuku.
“Bu, ada apa?” Suara seseorang terdengar di balik pintu kamarku yang terbuka. “Seperti biasa ya?” Tambahnya.
“Iya bang, Kakakmu ini dari tadi tidak mau bangun,“ jawab Ibu.
Oh itu suara Romy adikku, umurnya terpaut 6 bulan denganku. Dia memang paling rajin untuk apapun, termasuk sering membantu ibu untuk memasak makanan ataupun membereskan pekerjaan rumah.
“Kak bangun! Sesekali bangun pagi sendirilah agar tidak menyusahkan Ibu, masa setiap hari selalu dibangunkan terus!“ Romy mengomeli sambil menggoyangkan tubuhku, tak lupa juga menggelitikku.
Kali ini aku menyerah dan mulai beranjak bangun karena adikku, “Iya iya, Adikku yang super cerewet.”
Ibu yang akhirnya tersenyum lega, sedangkan adikku bersungut-sungut tidak terima. Lucu sekali.
“Ibu sudah menyiapkanmu bekal makan, nanti dimakan saat istirahat ya Kak!” Kata Ibu.
“Jangan terlalu sering makan jajanan di Kantin,” tambahnya.
Aku tidak menjawab dan hanya mengangguk sebagai jawaban, sebab tak ingin memperpanjang.
Padahal setiap kubawa bekalnya, tidak pernah kuhabiskan atau tidak pernah memakannya sedikitpun. Yah, lagi ibu cerewet soal makanan. Ibu bilang kalau makanan dari Rumah lebih sehat dan itu akan menghemat uang. Tapi ayoklah, orangtuaku mampu bahkan untuk membeli Rumah baru masa harus berhemat? Menyebalkan rasanya, ibu memberiku uang saku hanya agar aku bisa menabung.
YOU ARE READING
Indurasmi yang hirap dari Buana
Short StoryAku hanya si Nakal yang ingin bebas dari segala omelan yang mengganggu hidupku. Hingga suatu hari takdir mengubahku begitu cepat, rasa sesak dari sesal yang mungkin tak pernah selesai...