Waktu petang menjelang malam tiba.
KRIIING...!
Telepon Rumah berdering sangat nyaring hingga seisi rumah terdengar, aku mengedikan bahu tidak peduli. Pasti itu ayah yang menelepon untuk mengabari lagi, seperti biasa ibu atau adikku yang akan menjawab panggilannya. Samar-samar terdengar kegaduhan ibu dan adikku di ruang tengah.
Waktu makan malam tiba, seperti biasa setiap malam kami akan makan bersama. Dulu Ayahku yang menyarankan dan memulai makan malam ini saat masih di Rumah. Ntahlah, tradisi keluarga katanya.
Keheningan, mulai menyapa makan malam kami. Tak ada yang memulai percakapan, biasanya ibu yang sering berceloteh membahas sekolah kami agar makin giat belajar atau adikku yang sekedar membahas film kartun yang sedang tayang hari ini. Mereka sibuk dengan makanan mereka masing-masing, hingga kemudian...
"Maaf, ibu sedang tidak selera makan. Kalian lanjutkan saja makannya ya," kata Ibu mulai meletakan sendok dan ingin beranjak dari duduk."Ayolah Bu, habiskan dulu makanannya. Ibu tidak boleh seperti ini, abang tidak mau Ibu sakit," lirih Romy memohon.
"Kak, tolong bujuk Ibu agar mau makan bersama kita," tambahnya.
Aku mengernyit bingung tidak mengerti, baiklah aku menurunkan ego dari rasa kesalku yang kemarin.
"Benar kata Romy, habiskan dulu makanan Ibu biar kenyang.""Terimakasih nak," Ibu tersenyum haru mendengar penuturanku, lalu kembali melanjutkan makanannya.
Pagi telah tiba.
"Kak, banguuun!" Suara seseorang terdengar kembali menyadarkanku, kali ini Romy yang membangunkan.
"Tumben sekali, bukan ibu yang membangunkan. Ibu kemana?" Tanyaku.
Romy tertegun.
Alih-alih menjawab, "Ini sudah jam berapa kak, tidak takut telat?" Ancamnya.
"Aku sudah menyiapkan makan, sebentar lagi juga aku mau berangkat. Nanti jangan lupa dimakan ya!" Tambahnya.
Aku bersungut-sungut kesal, "iya iyaa, bukannya menjawab pertanyaanku. Dasar cerewet!"
YOU ARE READING
Indurasmi yang hirap dari Buana
ContoAku hanya si Nakal yang ingin bebas dari segala omelan yang mengganggu hidupku. Hingga suatu hari takdir mengubahku begitu cepat, rasa sesak dari sesal yang mungkin tak pernah selesai...