Mello 1 (Pertemuan)

27.8K 1.6K 65
                                    

"Rosalie, gadis manis dengan senyuman memikat nya itu akhirnya memiliki kisah akhir yang bahagia bersama Arzhel si pria keturunan raja Wenger pertama pilihannya. Meski melalui beberapa halangan dan rintangan dalam hubungan mereka namun itu tak menyurutkan kisah asmara antara dua kekasih tersebut."

Mata hazelnya terus bergerak mengikuti tiap bait yang ia baca dalam sebuah buku novel berjudul Edelweis karya seorang author rahasia, ia mengabaikan seorang perempuan paruh baya yang duduk disebelahnya dengan mata terpejam dan kepala bersandar dibahu si gadis berambut Curly itu.

"Keduanya mulai membina hidup bahagia dengan dikaruniai dua buah hati yang sangat tampan, tanpa takut masalah datang kembali dari Melody si wanita jahat karena gadis itu telah mendapatkan pembalasan setimpal dari perbuatannya yang berusaha merebut Arzhel dengan berbagai cara liciknya, selesai..." senyuman diberikan Amora Calista setelah selesai membaca ending bahagia dalam cerita tersebut, ia menutup bukunya kemudian memeluknya senang. "Tak sia-sia aku membeli buku ini dari pelelangan minggu lalu, ternyata semenarik itu! Ditambah akhir bahagia yang kedua pahlawan dalam cerita yang kukagumi ini. Kuharap jika ada season duanya mereka tidak mendapatkan konflik berat apalagi jika muncul lagi antagonis pengganggu seperti Melody itu."

Mata belonya yang indah itu kemudian melirik wanita yang masih tertidur lelap di bahunya, ia menarik senyum simpul membiarkan wanita itu dengan kembali menyibukan diri menatap buku novel dengan warna ungu cantik itu.

Kenalkan, namanya Amora Calista. Gadis berumur 25 tahun dengan wajah oval, dagu kecil, hidung mancung, matanya yang terlihat ngantuk disertai kelompak mata indah yang memamerkan pupil berwarna hazel eyes dan bibir kecil berbentuk love yang penuh.

Di umurnya sekarang Amora memutuskan untuk melanjutkan studinya lebih jauh lagi dengan dibarengi niat yang kuat dan tentunya kepintaran, Amora itu cantik, sangat cantik sampai membuat orang-orang di airport beberapa jam lalu terus memperhatikannya bahkan setelah masuk kedalam pesawat untuk berangkat.

Ia juga terkenal karena posternya yang menjadi model majalah sebuah toko busana terkenal, namun Amora memilih mengundurkan diri secara tak sopan setelah mendapatkan pelecehan dari salah satu stafnya.

"Oh, yaampun apa aku membuatmu tidak nyaman gadis cantik?" Suara nenek disebelahnya terdengar, Amora menoleh seketika menyadari wanita tua itu sudah terbangun.

"Tidak apa-apa, pasti anda sangat kelelahan jadi lanjutkan saja," sopan Amora tersenyum memaklumi.

Wanita tua dengan rambut yang sudah beruban itu membenarkan posisi duduknya dengan mengeratkan sweeter merah yang membalut tubuhnya.
"Jam berapa sekarang?"

"Sekitar sepuluh malam, apakah Anda datang sendiri kesini?" Tutur Amora bertanya.

Lengan keriputnya menepuk pundak Amora seraya tersenyum.
"Iya, suamiku telah meninggal beberapa bulan lalu dan semua anakku sudah memiliki keluarga nya masing-masing jadi mereka jarang mengabari atau menjenguk ku."

Amora jadi tidak enak, kedua alisnya sayu melihat pancaran rindu dari kelopak mata wanita itu.
"Anda merindukan mereka? Apakah anda sedih karena mereka tidak menjenguk Ibunya sendiri?"

Kekehan kecilnya menjawab pertanyaan Amora.
"Tentu saja aku rindu, tapi untuk sedih sepertinya itu bukan hak ku. Cukup mendengar kabar bahagia mereka saja membuat hatiku tentram, biar mereka terbiasa tanpaku karena disini waktuku hanya tinggal menunggu kematian saja."

"Anda tidak boleh mengatakan itu, selagi masih diberikan waktu yang panjang anda seharusnya menggunakan waktu itu untuk membuat momen indah bersama mereka," protes Amora membuat wanita itu memudarkan senyuman nya, Amora lantas mengerjap sadar karena kelancangannya tadi. "M--maaf aku terlalu ikut campur."

Mello And Robotik System [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang