HaPpY rEaDiNg📖
🖤🖤🖤
Malam yang sunyi dan penuh kegelapan dari awan-awan yang menyelimuti hampir bintang dan bulan dilangit.
Disinilah Melody duduk, gadis itu mengusap perutnya yang keroncongan, "Kapan kita bisa keluar dari tempat ini? Aku lapar sekali, pria itu benar-benar bukan manusia karena dia mengunci ku dan tidak memberiku makan disini."
"Nona bersabarlah, saya yakin Jack telah berubah. Dia tidak membunuh Nona adalah salah satu keajaiban dunia," hibur Kiki duduk dibahu Melody, "Bagaimana jika nanti Nona ajak Jack kehutan itu? Dia akan menyetujuinya sebab luka ditangan Nona saja dia bersihkan."
"Dengan liurnya apa kau waras?! Aku memang tidak mati dibunuh tapi sepertinya aku akan mati kelaparan disini," rengek Melody ingin menangis diatas brangkar itu.
Brak!
Melody dan Kiki terperanjat kaget apalagi saat melihat Jack lah yang membuka kasar pintu lalu membanting karung coklat kebawah kaki Melody.
"Apa ini? Apa ini manusia?!" kaget Melody menelan ludah melihat tatapan menusuk Jack, "Tidak bisakah dia menatapku biasa saja, tatapannya itu sudah membuat nafasku sesak."
Pria bertudung jaket itu mendekat dan membuka karungnya lalu menyodorkan sebiji kentang kehadapan Melody, apa dia ingin Melody memakannya?
"Kau serius? Tapi ini mentah," tolak nya tersenyum kaku mendorong tangan Jack, "Eh? Kenapa kau memakannya?"
Jack terlihat menggigit besar kentang itu lalu kembali menyodorkan nya pada Melody, "Baiklah aku makan, aku menolak bukan karena takut kau racun, mentah itu bukan berarti beracun tapi kita harus memasaknya terlebih dahulu."
Melody turun dengan berani membuat Jack melotot hendak menaikan tubuhnya lagi namun ditahan Melody, "Aku tidak akan lari, aku akan mengajarimu memasak kentang ini, ayo."
Dengan hati-hati Melody menggenggam tangan besar Jack, ia tersenyum saat tidak mendapatkan penolakan dari pria itu, Jack dituntun keluar gubuk, "Sepertinya kita harus memotong beberapa dahan dipohon untuk membuang tungku api, mana kapakmu?"
Melody meraih kapak milik Jack yang disandarkan disebelah pintu dengan pria itu masih setia memegang tangannya, "Lepas dulu okay aku akan kesusahan saat memotong dahannya."
Melody tersenyum saat pria itu melepaskan tangannya namun wajahnya mendatar kala Jack beralih memegang ujung baju Melody, "Setakut itu kau aku kabur dari sini? Ayolah, tempat ini dipenuhi pohon dan kita berada di hutan mana tau aku jalan untuk pergi."
Mengabaikan keterdiaman pria bisu itu Melody beralih memotong dahan pohon yang rubuh, sementara Jack? Pria itu malah diam menatap tak berekspresi semua tindakannya, tak ada pergerakan untuk membantu.
"Dasar pria tidak berperasaan, harusnya dia yang memotong bukan malah aku yang perempuan ini," rutuk Melody membuat Kiki terkekeh.
Bersabarlah Nona, yang penting Jack sudah luluh oleh anda.
Kalau bukan karena lapar tak mau aku melakukan semua ini, balas Melody menyunggingkan bibirnya menatap Jack yang terlihat mengedarkan mata ke sekitar dengan waspada.
"Nah beruntung ada panci tak terpakai disini, aku bisa menggunakannya untuk merebus kentang ini," pemer Melody pada Jack, sialnya ia terlalu banyak berharap pada pria dingin ini, "Sudahlah mustahil aku melihat senyum mu."
Setelah itu Melody sibuk merebus kentang itu, dia duduk menatap kobaran api yang baru dibuatnya menggunkan gesekan antara batu, tiba-tiba Jack ikut menekuk lututnya disebelah Melody, "Kau, aku ingin bertanya. Apa aku dijual seseorang untuk kau bunuh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mello And Robotik System [Hiatus]
Fantasy(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 3) ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ________________🖤 Karena pesawat yang ditumpangi Amora Calista mengalami kesalahan yang menyebabkan pesawat berisi puluhan penumpang itu terjat...