Permulaan

1.9K 123 7
                                    

Aku bahagia dengar kata cintamu.
Tapi aku sedih menerima kenyataan.
Bahwa tak hanya diriku yang menjadi milikmu.
Bahwa tak hanya diriku yang menemani tidurmu.
Bahwa tak hanya diriku yang selalu ada di hatimu selamanya.

"Aku nggak tau kalo suamimu punya properti pribadi. Dia beli satu unit apartemen pribadi punya pamanku. Beberapa hari lalu, aku baru sadar tetangga apartemenku adalah suamimu. Tapi aku nggak sempat menyapa, karena dia keliatannya sibuk."

Akhirnya Elira mengerti mengapa Jeavino mengatakan hal demikian. Pria itu jarang bicara dengan Elira, sebab dia adalah teman kerja yang hanya iseng saja. Iya, iseng bekerja. Jev—sapaannya, semua orang tahu dia anak orang kaya yang iseng menjadi karyawan biasa. Pria itu memberikan informasi lengkap mengenai suami Elira yang tidak diketahui kapan membeli properti tersebut. Elira tidak tahu bahwa suaminya sedang berinvestasi hunian. Padahal beberapa waktu belakangan suaminya mengeluh tidak bisa memberikan uang belanja lebih karena ada masalah keuangan di kantornya.

Dan di sinilah Elira mendengarkan lagu lama yang liriknya begitu mewakili kondisi hatinya.

Ini begitu salah
Tapi ini juga begitu benar untuk
Aku yang dilanda cintamu yang terus membakar aku
Cintamu yang akhirnya membunuhku.

Setelah dirinya melihat seorang pria tersenyum, merangkul pinggang wanita lain di bawah payung kuningnya. Elira menghentikan niatan untuk menemui pria itu, suaminya.

Berbagai pemikiran berkelebat di kepala. Haruskah dia mengeluarkan teriakan untuk sang suami dan perempuan gila itu? Haruskah Elira melemparkan sesuatu kepada mereka yang sudah mengkhianati Elira?

Elira tidak bisa. Dia tidak bisa marah begitu saja. Terlalu banyak beban pikiran yang membuatnya pada akhirnya tidak bisa bergerak dan melakukan apa-apa. Pertimbangannya semakin banyak karena dia bukan perempuan yang tidak memikirkan banyak hal ke depannya. Berpacaran dengan menikah jauh berbeda. Keputusan berpisah tidak serta merta menjadi jalan keluar.

Kaca mobil Elira berbunyi, lamunannya terhenti. Secara perlahan dia mendapati wajah pria itu, suaminya, mengetuk kaca mobil di bawah guyuran hujan. Sebasta Zyon berusaha mengetuk untuk mendapatkan perhatian Elira. Sebasta Zyon mencoba untuk membuat Elira meragukan keinginannya sendiri. Sebasta Zyon ... tidak akan mendapatkan apa-apa.

Elira mengambil kesadarannya kembali setelah beberapa saat membiarkan pria itu menyebutkan namanya dari luar. Elira membiarkan pria itu kebasahan. Elira membiarkan Sebasta menjadi pusat perhatian banyak orang. Elira melajukan mobilnya tanpa peduli akan menyakiti Sebasta. Hanya satu tujuan Elira saat ini, rumah ibunya. Elira hanya ingin berlari, berjarak, dan berpisah jika bisa. Dia hanya ingin memiliki dirinya sendiri. Dia tidak ingin memiliki siapa pun lagi. Hanya dirinya dan ketenangan hidup. Dirinya tanpa Sebasta.

{Note: cerita ini hanya bisa dibaca di Karyakarsa. Prolog ini hanya penentu, apakah kalian ingin lanjut atau tidak ke Karyakarsa. Jadi, jangan menunggu kelanjutannya. Ini hanya cuplikan saja, ya. Saya share prolog di sini karena siapa tahu ada yang belum follow Instagram freelancerauthor dan nggak tahu cerita yang sedang berlangsung di Karyakarsa kataromchick ini. Sekian dan terima kasih.}

DUSTA DIBALIK HUJAN / TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang