Bagian 2

27 1 0
                                    


Bunyi langkah kaki itu terdengar sangat nyaring ditengah jalanan yang sepi, hari sudah gelap namun gadis dengan sepatu hitamnya masih berjalan diarea jembatan dengan kesedihannya.

Gadis itu duduk diatas jembatan yang dimana dibawahnya ada sungai dengan arus yang sangat deras.

"Padahal baru 1 hari tanpa mama, tapi aku sudah sehancur ini"ucap Asya

Ya, gadis itu adalah Asya, gadis yang kehilangan ibunya.

Tetes demi tetes air mata sudah membasahi pipi gadis itu, gadis itu menunduk, menangis tanpa suara.

"Ma, aku hancur"ucap Asya

Derap langkah kaki mendekat kearah gadis itu membuat Asya menoleh kearah langkah kaki itu.

"Kak..."

Asya segera bangun dan menatap lelaki dihadapannya, lelaki itu menatap Asya bingung.

"Lo anak SMAN Rajawali kan? Seragam Lo seragam SMAN Rajawali"ucap Gabriel

"I-iya kak, gue Asya anak kelas 11 IPS 3"ucap Asya

Asya berusaha tersenyum dan berusaha tak memperlihatkan kesedihannya didepan orang yang ia cintai.

"Oh, gue ga perlu kenalin diri gue kan, Lo pasti udah tau"ucap Gabriel

"Iya kak, gue sering liat Lo tanding basket dan banyak lagi"ucap Asya

Asya duduk dijembatan itu disusul oleh Gabriel yang juga duduk disampingnya.

"Kak iel ngapain malam-malam ada disini?"ucap Asya

"Seharusnya gue yang nanya, Lo kan cewe ngapain ada disini, udah malem gini, btw panggil gue El"ucap Gabriel

"Engga kak, gue lebih suka panggil Lo kak iel, lebih lucu aja"ucap Asya tersenyum tipis

"Oh iya gue disini karena ya sedikit cari angin, rumah gue deket kok dari sini kak"ucap Asya tersenyum hangat

' gue baru tau SMAN Rajawali punya cewe secakep dia ' batin Gabriel

"Gue anterin pulang ya? Udah malem ga baik"ucap Gabriel

"Gausah kak, gue balik sendiri aja, Lo duluan aja kak"ucap Asya

"Sekalian aja kita satu arah"ucap Gabriel

Asya menghela nafas, ia memang mencintai Gabriel namun keadaannya sekarang tak seperti kemarin².

"Yaudah kak, makasih ya"ucap Asya

"Gue ambil motor dulu diwarung sana"ucap Gabriel

Asya mengangguk, ia menatap punggung tegap itu berjalan menjauh.

•••

"Makasih ya kak, gue masuk dulu"ucap Asya

"Lain kali jangan sendirian malem² bahaya sya"ucap Gabriel

Asya tersenyum, ia yakin pipinya sudah memerah.

"Kak iel hati² ya, gue masuk dulu"ucap Asya

"Iya"ucap Gabriel

Gabriel menancap gas motornya menjauh dari pekarangan rumah Asya.

Asya masuk kedalam rumahnya yang langsung disapa oleh pembantunya bi Ririn.

"Non, ya tuhan non dari mana, bibi khawatir, bibi bingung ngomong apa sama tuan besar kalo non belum pulang sampe tuan besar pulang"ucap bi Ririn

"Bi, Asya abis jalan2 bentar dan ini udah pulang kok"ucap Asya menenangkan pembantunya

Ceklek

Bunyi pintu terbuka membuat keduanya menoleh kearah pintu yang dimana ada Atmaja disana.

"Papa"ucap Asya langsung memeluk ayahnya

Atmaja menerima pelukan itu, ia memeluk Asya erat sembari menciumi puncak kepala Asya.

"Kenapa belum mandi?"ucap Atmaja

"Asya baru pulang pa"ucap Asya

"Loh darimana memangnya?"ucap Atmaja sembari berjalan kearah sofa

Asya menyusul ayahnya untuk duduk disofa ruang tamu.

"Jalan2 saja pa"ucap Asya

"Ya sudah kamu mandi dulu ya, nanti kita makan malam bersama"ucap Atmaja

"Baik pa"ucap Asya

Atmaja menatap punggung putrinya yang menjauh, ada rasa sedih dihatinya melihat putrinya.

Beberapa menit kemudian....

Asya berjalan menuruni anak tangga, ia sudah melihat ayahnya yang duduk dimeja makan dengan baju rumahannya.

"Saya izin pulang dulu ya tuan"ucap bi Ririn

"Iya bi, hati²"ucap Atmaja

"Bibi hati2 yaa"ucap Asya

"Iya non"ucap bi Ririn

Setelah kepulangan bi Ririn, Asya duduk dibangku depan ayahnya, hanya terhalang meja saja.

"Pa, Asya kangen mama"ucap Asya

Bersambung...

Retak [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang