Bagian 6

19 1 0
                                    

"Duh sya sorry ya gabisa anterin Lo balik, soalnya gue sama Jason mau kerumah Jason"ucap Vanya

"Iya gapapa Van, nanti aku pesen gojek aja"ucap Asya

"Serius gapapa? Sorry ya sya"ucap Vanya

"Iya Van Van hati² dijalan yaa"ucap Asya

"Siap Bu bos"ucap Vanya

Asya terkekeh, perlahan kesedihannya memudar, dengan adanya Vanya.

Asya menatap mobil Vanya yang sudah mulai menjauh, ia hendak berjalan menuju halte guna menunggu gojek yang akan ia pesan.

"Sya"

Suara itu mengejutkan Asya yang tengah mengotak-atik ponselnya, Asya mendongak menatap lelaki dengan motor sport itu.

"Kak iel?"ucap Asya

"Balik sama gue, kita kan satu arah, gue liat Vanya balik duluan tuh"ucap Gabriel

"Gausah kak, gue nanti pesen gojek aja"ucap Asya

"Sya, udah mau hujan, nanti Lo gabisa balik"ucap Gabriel

Asya menghela nafas, Gabriel selalu mempunyai cara agar Asya menuruti kemauannya.

"Yaudah deh kak, makasihh yaa"ucap Asya

"Ur well sayang"ucap Gabriel

"E-eh"ucap Asya

Ia menunduk kaku, ia yakin sekarang pipinya sudah memerah karena panggilan itu.

"Ayok mau naik ga?"ucap Gabriel

Asya mengangguk, kemudian Gabriel memberikan helm bogo berwarna pink untuk Asya.

"Helm ini buat Lo, biar setiap kemana² Sama gue Lo pake helm ini"ucap Gabriel

"Serius kak?"ucap Asya

"Iya sya"ucap Gabriel

"Makasihhh Kak iel"ucap Asya tersenyum

"Ur well sya"ucap Gabriel

Gabriel menancap gas motornya, ia segera menuju rumah Asya untuk mengantarkan gadis itu.

•••

Sesampainya dipekarangan rumah Asya, Asya melepas helmnya dan ia memberikannya kepada Gabriel.

"Sya, helm ini buat Lo, jadi Lo pegang yaa"ucap Gabriel

"Kak?"ucap Asya

"Masuk gih, nanti malem gue call"ucap Gabriel

"Eh"ucap Asya

"Masuk sya"ucap Gabriel

"Oke deh, makasih ya kak"ucap Asya

"Sya, jangan makasih terus, bosen"ucap Gabriel

"Hehe"cengir Asya

"Yaudah, gue balik dulu ya sya"ucap Gabriel

"Hati² kak"ucap Asya

Gabriel menancap gas motornya sembari melambaikan tangan kepada Asya.

Setelah motor Gabriel menjauh, Asya masuk kedalam rumahnya.

Ceklek

Langkah Asya terhenti saat melihat dirumahnya ada seorang wanita yang dirangkul oleh ayahnya, nafasnya tercekat, dadanya sesak, ketakutan sejak kepergian ibunya adalah situasi ini, dimana ayahnya akan menikah lagi.

"Asya, sudah pulang nak?"ucap Atmaja

Atmaja mendekat kearah Asya hendak merengkuh tubuh kecil putrinya.

Tatapan gadis itu kosong, ia memundurkan langkahnya saat melihat ayahnya yang mendekat.

"Pa..."lirih Asya

Asya melirik wanita yang tengah duduk disofa ruang tamu sembari menatapnya.

"Maaf sayang..."ucap Atmaja

Asya menyenderkan tubuhnya pada pintu, menggelengkan kepalanya lemah sembari berusaha meraih gagang pintu.

Asya membuka pintu itu dan berlalu pergi, tubuhnya bergetar melawan rasa sakitnya.

"Rena... Maaf putriku belum bisa menerimamu"ucap Atmaja

"Tidak apa², aku tau gadis muda seperti Asya tidak akan dengan mudah menerima ayahnya menikah lagi sedangkan ibunya baru saja meninggal"ucap Rena

"Baik sekali hatimu Rena, terbuat dari apa?"ucap Atmaja

"Sudahlah, kita makan saja, aku sudah masak banyak, tapi sayangnya Asya tidak ikut makan"ucap Rena

"Sabar ya, aku yakin Asya akan menerimamu"ucap Atmaja

Rena tersenyum lembut, kemudian menganggukkan kepalanya.

•••

Asya duduk dipinggir danau dengan Vanya disampingnya, sembari menatap air danau yang begitu tenang tanpa arus sedikitpun.

"Papa bakal nikah lagi Van, gue ga akan kuat"ucap Asya

Vanya meraih tubuh Asya, memeluknya erat seakan menguatkan gadis itu.

"Sya, gue tau pasti sakit liat papa Lo nikah lagi, tapi sya Lo harus omongin baik2 sama papa Lo, beliau juga pasti sakit harus kehilangan orang yang dicintainya yaitu mama Lo..."

"Sya, hidup itu tetap berjalan sebagaimana mestinya, yang dimana kita menuju masa depan bukannya stuck dimasa lalu..."

"Sya, papa Lo butuh cinta seorang istri.."

Asya menatap kosong danau dihadapannya, berkali² ia menghela nafas berat, ia bimbang.

"Gue tau papa butuh seorang istri Van, tapi ga secepat ini..."lirih Asya

Detik kemudian air mata menetes tanpa izinnya, mengalir disepanjang garis wajahnya.

Bersambung....


Retak [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang