Bagian 4

23 1 0
                                    


Kedua tangan Asya membawa bunga tulip dan bunga mawar putih, ia berjalan menuju pemakaman umum dimana ia ingin mengunjungi makam ibunya.

"Mama Asya Dateng, mama kangen Asya tidak? Kangen kan pasti! Kita sudah 5 hari berpisah ma, Asya sangat merindukan mama"ucap Asya

Asya meraih batu nisan itu mengusapnya lembut layaknya ia sedang mengusap kepala ibunya.

"Ma, Asya ga pernah berpikir hidup Asya akan sehancur ini tanpa mama... Asya pikir kehilangan tidak semenyakitkan ini..."lirih Asya

Air mata kembali membasahi pipi mulus Asya, ia menghapusnya secara perlahan, ia tersenyum tipis.

"Mama, lihat Asya bawa apa? Betul, Asya bawa bunga tulip sama mawar putih, bunganya cantik seperti mama"ucap Asya

Senyumannya kian menghilang, diganti dengan tenggorokannya yang tercekat, dadanya begitu sesak menatap batu nisan bertuliskan nama ibunya.

"Ma... Asya hancur tanpa mama"ucap Asya

Tik tik tik

Rintik gerimis sudah mulai turun, namun gadis dengan seragam sekolah itu masih setia memeluk batu nisan ibunya, sembari menangis hebat.

"Mama, Asya pulang kemana? Asya tidak punya rumah, rumah Asya cuma mama"ucap Asya

"Lo bisa sakit kalo terus²an disini, bentar lagi hujan sya"

Suara lelaki yang sangat Asya kenali membuat Asya menoleh kesamping melihat sepasang kaki lalu ia mendongak menatap Gabriel yang berdiri disana dengan payung ditangannya.

Asya bangun dan berdiri disamping Gabriel, ia menghapus air matanya agar Gabriel tak mengetahuinya bahwa ia menangis.

"Gausah ditutupi, nangis aja"ucap Gabriel

"Kak iel kok bisa tau gue ada disini?"ucap Asya

"Gue sebenernya ga sengaja lewat eh ngeliat Lo masuk kesini, gue heran ini udah mau gelap tapi Lo malah masuk ke pemakaman, gue takut Lo dihipnotiskan ngeri yaa"ucap Gabriel

"Kak iel ini loh haha"ucap Asya terkekeh pelan

"Dih ketawa, makin ngeri gue. Mau balik? Udah mau hujan! Gue anterin yaa?"ucap Gabriel

"Kak tapi..."ucap Asya menoleh kearah makam ibunya

"Sya... Pulang yaa, nanti kalo Lo mau kesini lagi gue anterin, peace"ucap Gabriel membentuk jarinya peace

"Yaudah deh, Ayok"ucap Asya

Gabriel meraih tangan Asya, menggenggamnya erat, Asya terkejut menatap heran kearah Gabriel.

"Naik sya"ucap Gabriel memberikan helmnya

"Trus kak iel pake apa?"ucap Asya

"Bawel ih, udah ayok balik"ucap Gabriel

Asya menekuk bibirnya kemudian ia menurut naik ke motor sport Gabriel.

•••

Ceklek

"Asya pulang"ucap Asya

"Masih inget pulang Lo! Anak kecil kaya Lo balik jam segini? Dasar Gatau diri!"ucap Sella

Asya menatap nanar kearah kakaknya, ia hanya menunduk sembari meremas jari²nya, dadanya teramat sesak.

"Sel udah gue mohon sama Lo, kalo papa balik dan tau Lo kaya gini ke Asya papa bakal pukul Lo, gue gamau Lo dikasari sama papa cuma gara² anak kecil ini!"ucap Erlan

"Bang..."lirih Asya

"Apa? Lo pikir gue bakal bela Lo? Ngga sya! Benci gue sama Lo!"ucap Erlan

Erlan dan Sella menuju sofa, duduk disana menghiraukan Asya yang sudah meneteskan air matanya.

Asya berjalan ke kamarnya, ia segera membersihkan diri.

Setelah selesai dengan kegiatan mandinya, Asya duduk dikursi kecil menghadap kaca meja riasnya.

"Gue sejahat itu ya dimata bang Erlan dan kak Sella?"ucap Asya

Ceklek

"Asya?"

"Papa"ucap Asya menghapus air matanya

"Makan yuk, papa sudah beli makanan kesukaan kamu"ucap Atmaja

"Tapi bukan masakan mama pa"ucap Asya

"Asya, ikhlasin mama ya? Mama sudah tenang disana, Asya doain yang terbaik buat mama ya, jangan sedih² terus, nanti cantiknya hilang"ucap Atmaja merapihkan rambut Asya

"Pa? Papa sayang kan sama Asya?"ucap Asya

"Papa sangat menyayangi Asya, selamanya"ucap Atmaja

"Ya sudah ayok kita makan, papa pasti juga laper"ucap Asya

"Let's go princess"ucap Atmaja

Asya dan papanya menuruni anak tangga dan melihat Sella dan Erlan tengah makan dengan tenang dan tertawa berdua.

"Duduk sayang"ucap Atmaja

Asya menunduk, ia mendapat tatapan benci dari kedua kakaknya.

"Keluar yok bang, males gue disini!"ucap Sella

"Sella!"ucap Atmaja

Bersambung....

Retak [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang