Bagian 14

4 1 0
                                    


Malam yang gelap minim cahaya serta jalanan yang masih ramai kendaraan berlalu lalang, seorang lelaki berjalan dijalanan khusus pejalan kaki.

Dia Gabriel, Gabriel ternyata belum pulang setelah dari makam Sena, ia masih merasakan luka yang luar biasa, rasanya masih sama saat hari kepergian Sena.

Dilawan arah lelaki itu ternyata ada seorang gadis dengan Hoodie hitam tengah berjalan sendirian.

Karena keduanya sibuk memainkan ponsel masing² membuat akhirnya tubuh mereka bertubrukan.

Brukk

"Awsshh"

Tubuh gadis itu terjatuh membuatnya meringis karena bersentuhan dengan jalan begitu kerasnya.

"S-sorry gue ga sengaja"ucap Gabriel berusaha membantu gadis itu

"Gapap-"

Asya menatap Gabriel, Gabriel segera melepas tangannya yang berada dipundak Asya.

"Kak El?"ucap Asya

' El? Lo ga panggil gue El, sya. ' batin Gabriel

"Kak?"

Asya melambai-lambaikan tangannya didepan wajah Gabriel, membuat lelaki itu tersadar.

"Loh sya, Lo ngapain ada disini?"ucap Gabriel

"Gue? Gue jalan² aja sih kak, kalo Lo?"ucap Asya

"Kayaknya ga bagus juga ngobrol dipinggir jalan kaya gini, gimana kalo kita ke coffe shop sebrang jalan sana"ucap Gabriel

Asya hanya mengangguk kemudian mereka berjalan kearah coffe shop itu dan masuk kedalam, coffe shop dimalam itu masih ramai.

Hampir lima menit mereka saling diam, sejujurnya Gabriel masih tak enak hati akibat perlakuannya kepada Asya yang membuat gadis itu mungkin kecewa.

"Ada yang mau Lo omongin kak?"ucap Asya

"Sya? Sebelumnya gue minta maaf kalo sikap gue yang kemarin² nyakitin Lo"

"Gue telat menyadari perasaan Lo sya..."

"Sekali lagi gue minta maaf sya"

"Sya Lo mau kan maafin gue dan tetep bersikap seperti kemarin sama gue"ucap Gabriel

Dada gadis itu sesak, sesak rasanya melihat lelaki dihadapannya meminta maaf semudah itu tanpa tau sesakit apa yang gadis itu rasakan.

"Kak, Lo ga perlu minta maaf, ini semua bukan salah Lo, ini salah gue yang terlalu berharap sama Lo yang faktanya ga cinta sama gue kak"ucap Asya tersenyum tipis

Asya tetap tersenyum walaupun hatinya sakit mengingat Gabriel menolaknya dengan begitu mudah tanpa memikirkan perasaan Asya.

"Lo ga salah sya berharap sama gue, gue sadar sikap yang selama ini gue tunjukin buat Lo dan gue yang perlakuin Lo baik, pantas saja sya Lo berharap, gue brengsek sya..."

Sebenarnya Gabriel bingung, ia seperti memiliki perasaan pada gadis didepannya namun ia menyadari bahwa hatinya masih milik Sena, kekasihnya yang sudah tidak ada.

"It's okey kak, gue udah lupain itu kok, gue ga terlalu mempermasalahkannya"ucap Asya

Dimalam itu mereka berdua mengobrol banyak hal sehingga keceriaan berada ditengah² mereka yang memiliki luka versi mereka masing².

•••

Ketukan pintu kamar terdengar sayup2 ditelinga gadis yang masih bergulat dengan selimutnya, pagi itu Asya terbangun karena ketukan pintu itu.

"Asya, nak bangun... Kamu tidak sekolah?"ucap Rena

Asya mengumpat, ternyata lagi dan lagi wanita itu membuatnya kesal dipagi buta seperti ini.

"Iya, nanti Asya nyusul Tante duluan aja"ucap Asya sedikit berteriak

Rena yang berada dibalik pintu itu menghela nafas, akhirnya ia memutuskan untuk menuju meja makan bergabung dengan suaminya.

"Mana Asya?"ucap Atmaja

"Asya baru saja bangun, katanya nanti menyusul"ucap Rena

Atmaja mengangguk mengerti, kemudian meminum kopinya.

"Bagaimana sikap Asya sama kamu? Asya masih belum menerima kamu?"ucap Atmaja

"Mas, aku paham sekali perasaan Asya, tidak apa² biarkan waktu yang menentukan kapan Asya akan menerima aku sebagai ibu sambungnya"ucap Rena

Atmaja mengangguk, sejujurnya ia ingin Asya bersikap baik pada Rena dan bersedia menerima Rena sebagai ibu sambungnya, toh Rena sangat baik hati.

Bunyi langkah kaki menuruni anak tangga mengalihkan atensi Kedua pasangan itu, mereka tersenyum menatap gadis dengan seragam SMA itu berjalan kearah mereka.

"Pagi pa, Tan"ucap Asya

"Pagi sayang, duduk nak, mama sudah memasak makanan kesukaan kamu"ucap Rena

Asya mengeryit heran, tau dari mana wanita ini tentang makanan kesukaannya.

"Dimakan ya sya, mama Rena sudah rela bangun pagi sekali untuk menyiapkan makanan ini"ucap Atmaja

Mau tak mau Asya tetep melahap makanan itu demi menghargai usaha wanita itu untuk membuat Asya menerima dia sebagai ibu sambungnya.

Bersambung....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Retak [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang