Pagi tiba, dimana Asya tengah menuruni anak tangga hendak menuju berangkat sekolah, ternyata ayahnya sudah menunggu tak jauh dari tangga terakhir."Asya..."ucap Atmaja
Asya mendekat kearah ayahnya, ia tersenyum tipis menatap ayahnya.
"Asya papa ingin meminta maa-"ucap Atmaja terpotong
"Asya izinkan papa untuk menikah lagi, kebahagiaan papa sekarang adalah tujuan Asya, Asya mau liat papa bahagia lagi"ucap Asya tersenyum lebar
"Asya sayang papa, bahagia ya pa? Jangan mengecewakan Asya"ucap Asya
Atmaja meraih tubuh kecil putrinya, ia memeluknya erat, ia sangat menyayangi putri kecilnya.
"Kamu memang putri kecil ayah yang sangat ayah sayangi"ucap Atmaja
"Papa, Asya sudah besar!"rengek Asya
"Iya deh, putri papa sudah besar, sudah dewasa"ucap Atmaja mengusap puncak kepala Asya
"Spesial hari ini papa yang mengantar Asya untuk ke sekolah, boleh kan?"ucap Atmaja
"Tentu, Asya kangen diantar ke sekolah sama papa"ucap Asya
Memang semenjak ibunya tiada, ayahnya selalu sibuk dengan yang namanya bekerja sehingga tidak ada waktu untuk mengantar Asya ke sekolahnya.
•••
Sesampainya didepan gerbang sekolah, Asya berpamitan pada ayahnya untuk masuk ke sekolahnya.
Asya berjalan memasuki gerbang sekolah melewati koridor dengan senyum yang mengembang, melihat ayahnya bahagia adalah kebahagiaannya juga.
"Asyaaa!!!"teriak Vanya
"Astaga Vanya, jangan ngagetin deh"ucap Asya
"Hehe sorry, tumben berangkat bareng papa Lo, biasanya sama kak El"ucap Vanya
Asya terdiam mengingat kata² Gabriel semalam yang hanya menganggapnya teman.
"Sya?"
Lamunan Asya buyar, ia menggeleng pelan, kemudian mengajak Vanya menuju kelas tanpa menjawab pertanyaan Vanya.
"Sya, ih Lo belum jawab pertanyaan gue"ucap Vanya
"Ga penting Van"ucap Asya
"Em yaudah deh"ucap Vanya
•••
Waktu istirahat telah tiba setelah melewati jam pelajaran yang sangat membosankan bagi sebagian siswa/i.
"Sya"
Asya melihat Gabriel yang sudah menunggu Asya dipintu kelas, Asya menghela nafas, sejujurnya ia tak mau berharap lebih, namun sikap Gabriel menunjukkan seakan² lelaki itu tertarik Padanya.
"Kak? Gue sama Vanya aja ke kantinnya, kita lain kali aja ya"ucap Asya
Vanya hanya menatap keduanya bingung, akhirnya ia hanya menurut saat Asya menarik tangannya untuk menuju kantin.
Sesampainya dikantin, seperti biasa mereka memesan makanan untuk mengisi perutnya.
"Lagi berantem sama kak El?"ucap Vanya
"Ngga"ucap Asya
"Terus kenapa cuekin dia?"ucap Vanya
"Kan cuma temen, gausah berlebihan kali Van"ucap Asya
"Apa? Lo suka kan sama kak El?"ucap Vanya
"Kita cuma temen kata dia"ucap Asya
Asya terkekeh pelan, kemudian ia melirik Gabriel yang tengah makan dengan Jason pacar Vanya.
Vanya mengusap bahu Asya, menguatkan gadis itu.
•••
Vanya sudah lebih dulu ke kelas, sekarang Asya hendak ke kelas karena baru saja dari toilet.
Asya berjalan menyusuri koridor untuk sampai dikelasnya.
"Sya!"
Suara lelaki itu tidak asing ditelinga Asya, Asya menoleh menatap Gabriel, mata mereka bertemu, sebelum Asya memutus kontak mata itu.
"Sya, Lo hindarin gue?"ucap Gabriel
"Ngga kak, sebagai teman lawan jenis tidak boleh terlalu dekat"ucap Asya
"Sya?"ucap Gabriel
"Gue suka sama Lo kak, tapi kita cuma temen, gue ga boleh berharap lebih"ucap Asya
"Jangan jatuh cinta sama gue"ucap Gabriel
"Perasaan tidak bisa diatur kepada siapa akan jatuh hati, kak gue suka Sama Lo sebelum Lo Deket sama gue, dari dulu kak saat gue masih masa mpls"ucap Asya
"Sya, gue bakal nyakitin Lo kalo Lo jatuh cinta sama gue"ucap Gabriel
"Udah konsekuensinya kak, kalo kita siap jatuh cinta, kita juga harus siap untuk sakit"ucap Asya
Gabriel hanya diam membeku, tak mampu menjawab apa yang dikatakan Asya, Asya yang melihat itu terkekeh miris.
"Gue ke kelas dulu kak"ucap Asya
Gabriel mengurungkan niatnya untuk mengejar Asya, sejujurnya ia tak mau melihat Asya terluka karenanya.
"Maaf sya, jangan jatuh cinta sama gue, ada orang lama dihati gue sya"lirih Gabriel
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Retak [On Going]
Teen FictionKehilangan? Kehilangan adalah salah satu rasa sakit yang sangat mendalam. Rasa sakit karena kehilangan orang yang kita sayang. Seperti gadis bernama Asya Arinda Felicia Atmaja yang kehilangan dunianya dengan kepergian seseorang yang sangat disayangi...