Call Me Mpiw!
⚠️ Warning ⚠️
-Dilarang keras untuk menjiplak!
-Hanya karangan fiksi semata, alur dalam cerita tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata para idol
-Mengandung kata/kalimat kasar
-Terdapat adegan dewasa
-Harap bijak dalam menanggapi cerita fiksi karya Mpiw!
NOTE: Percakapan dalam bahasa baku di sini anggap aja lagi bicara bahasa Korea, sedangkan bahasa non baku di sini dipakai sebagai bahasa IndonesiaPukul 3 sore ini, Jungkook baru tiba di apartemennya setelah menyelesaikan pemotretan bersama brand yang merekrutnya.
Tetapi, heran melanda Jungkook, ketika suasana apartemen begitu sepi, bukankah gadisnya sudah harus berada di apartemen karena beberapa jam lalu gadisnya mengirim pesan bahwa ia telah selesai dengan urusan pekerjaannya dan meminta password apartemen untuk pulang ke apartemennya.
"Dimana dia? Apa dia pulang ke rumahnya dulu? Tapi kenapa tak memberi kabar." Gumam Jungkook. Seraya melangkah menuju dapur guna mengambil air minum karena tenggorokannya terasa kering.
Selesai menenggak air putih, Jungkook memilih melangkah menuju kamarnya untuk membersihkan diri, karena tubuhnya terasa begitu lengket.
Ceklek
Baru saja pintu dibuka lebar olehnya tapi Jungkook langsung berlari menuju sosok yang tengah terbaring tak sadarkan diri di lantai. Lisanya, gadisnya tengah terbaring mengenaskan di lantai.
Jungkook jelas kalang kabut, apalagi ketika melihat botol obat ada di genggaman tangan Lisa.
"Tidak sayang, tidak mungkin kau mengkonsumsi ini!" Ujar Jungkook tak percaya dengan apa yang dilihatnya, mana mungkin gadisnya mau mengkonsumsi obat penenang dosis tinggi seperti ini.
Apakah ia tengah dilanda tekanan? Depresi? Stress? Tapi kenapa Lisa tak pernah mengatakan apa pun terhadapnya, kenapa malah obat sialan itu yang menjadi pelariannya.
"Sayang, hey? Kau dengar aku? Buka matamu jika mau mendengar suaraku...sayang? Lalisa...buka matamu sayang..." Jungkook berusaha mengguncang tubuh Lisa yang terbaring itu, padahal kenyataanya itu bukanlah Lisa, itu Nalisa, karena Lisanya sudah meninggal dini hari tadi.
Tak kunjung bangun Jungkook segera menggendong tubuh itu, dan meletakkannya di atas ranjangnya, ia membaringkan tubuh Lisa dengan hati hati di sana.
Setelahnya Jungkook bergegas mengambil kotak obat guna mencari minyak angin, yang mungkin bisa membantu Lisanya agar cepat sadar.
Setelah mendapat benda yang di carinya, Jungkook kembali pada Nalisa, ia duduk di samping gadis yang terbaring lemah itu, dan mulai mengoleskan minyak angin ke pelipis Nalisa, serta mendekatkan minyak angin itu di dekat hidung gadis itu, agar gadisnya itu bisa menciumnya dan terbangun.
"Bangunlah sayang, jangan membuatku semakin khawatir..." Lirih Jungkook saking cemasnya dengan kondisi sang gadis.
"Eunghh..."
Lenguhan itu langsung membuat atensi Jungkook tertarik sepenuhnya pada gadis yang semula tak sadarkan diri itu,
"Ju-jung..."
Grep
"Kau membuatku khawatir Lalisa...kau membuatku khawatir..." Lirih Jungkook usai tubuhnya menerjang tubuh Lisa dengan dekapan eratnya, bahkan Jungkook diam diam menitikan air matanya saking takut terjadi hal buruk pada gadisnya.
Andai Jungkook tau, kejadian buruk yang ditakutkannya memang sudah terjadi pada gadisnya beberapa jam lalu, dan gadis yang tengah di dekatnya kini bukanlah gadisnya melainkan raga gadisnya yang dihuni oleh jiwa seorang penggemar yang begitu mencintainya.
Cukup lama mendekap tubuh ringkih itu, Jungkook pun lantas melepasnya dengan perlahan, lalu ia menatap sendu wajah kekasihnya yang terlihat masih pucat itu, dan dielusnya kedua pipi Nalisa dengan lembut menggunakan ibu jarinya.
"Jika sakit katakan, jika di sini terluka katakan...jika rasanya sangat sesak katakan, jika kau menderita katakan sayang...jangan lari pada benda ini, larilah padaku, mengadulah padaku, maka aku tak akan membiarkan semua itu menimpa lagi padamu...hm?" Ucap Jungkook dengan suara begitu lembut, yang mampu membuat hati Nalisa terenyuh.
Sesayang ini kamu sama Lisa ya? Sayangnya dia milih jalan yang berbeda sama kamu kook...dia memilih mengakhiri deritanya, ucap batin Nalisa.
Seketika pula bayang bayang tentang kilas balik dimana Lisa mengakhiri hidupnya terlintas kembali di benak Nalisa, hal itu membuat Nalisa kembali meluruhkan air matanya, dan meraung tepat di depan Jungkook.
"Jungkook-ah sakit...di sini sakit, sangat sakit..." Lirih Nalisa, seraya menyentuh dadanya yang begitu ngilu dirasa, ketika bayang bayang Lisa yang meregang nyawa terus berputar putra dikepala Nalisa.
"Di sini? Tak apa sayang, semua akan baik baik saja, percaya padaku, semua akan baik baik saja..." Jungkook meraih tangan Nalisa yang tengah menyentuh dadanya itu, dan menggenggamnya, berusaha memberi ketenangan pada gadis yang entah apa sebabnya bisa sampai sekacau ini.
Perlahan sesak di dada Nalisa akibat derita dari pemilik raga(Lisa) mulai berkurang, entah Nalisa dan Lisa ini terhubung atau bagaimana, tetapi sejak bayang bayang kejadian bunuh diri Lisa melintas di benaknya, Nalisa seolah bisa merasakan seberapa hancurnya perasaan Lisa dan deritanya itu.
Usai Nalisa benar benar tenang, Jungkook lantas memberi kecupan di dahi gadis itu, dan kedua tangan yang menangkup wajah Nalisa kini bergerak untuk menghapus jejak air mata gadis itu.
"Sudah lebih baik?" Tanya Jungkook.
Nalisa mengangguk pelan, "Sudah..." Lirihnya.
"Kalau begitu aku akan membuat makanan untuk kita, kau pasti merasa lapar." Ucap Jungkook bermaksud meminta izin pada gadisnya itu.
Tapi Nalisa menggeleng, tak memberi izin, "Bisakah...bisakah kau tetap di sini? Aku tak mau sendiri..." Lirih Nalisa.
Jungkook tersenyum teduh menanggapinya, sepertinya untuk saat ini ia memang harus tetap di sisi gadisnya, karena gadisnya masih tampak belum tenang.
"Baiklah, aku akan disini menemanimu..." Ucap Jungkook, kemudian setelah itu Jungkook merapatkan diri ke samping raga kekasihnya, dan memeluknya dari samping, kemudian memberikan elusan lembut di bahu gadis itu.
Nalisa merapatkan tubuhnya dalam dekapan itu, rasa nyaman mulai menjalar dalam dirinya.
Lisa, mianhae...mungkin aku tak menyukaimu sebelum ini, tapi entah mengapa deritamu bisa aku rasakan saat ini... Lisa, entah ini sebuah tugas yang kau berikan untukku atau hanya kebetulan saja, tapi, bolehkah aku menggantikan posisimu untuk beberapa saat saja? Rasanya aku tak akan sanggup jika jungkookmu tau perihal jiwamu yang sudah tak disini lagi karena ia begitu mencintaimu lebih dari apapun dan jika aku mengatakan yang sebenarnya padanya, dia mungkin akan sangat terluka...jadi izinkan aku membahagiakan jungkookmu, hanya sementara Lisa-ya, aku janji tak akan mengambil hakmu...aku hanya mengambil sebagian peranmu saja disini...dan Lisa-ya, kuharap kau mendapat tenangmu di sana, apa pun derita yang pernah kau alami di sini semoga tak kau alami kembali di sana, tutur batin Nalisa saat ini.
10-11-2023.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRATION; Kekasih Jeon Jungkook [LK] ✓
FanfictionNalisa membenci pershipperan yang menyeret Idol tercintanya--Jeon Jungkook. Namun, setelah sore itu, ia terlelap dan terbangun pada pukul 03.27 dini hari, kejadian aneh justru menimpanya, ia terbangun di tubuh seorang gadis yang ternyata adalah keka...