Tak tak tak
Terdengar suara ketukan stilettò menggema di ruangan itu. Seorang wanita baru saja memasuki Mansion yang sudah 5 tahun ini ia tinggalkan. Ada juga sang sekretaris yang berjalan di belakangnya dengan membatu membawa koper milik wanita itu.
"Selamat datang kembali, Hinata-san." Seorang pria dewasa dengan masker di wajah nya menyambut kedatangan Hinata. Ia lalu memerintahkan anak buah nya untuk mengambil mantel dan bawaan Hinata lainnya.
"Melihat dirimu yang ada di sini. Itu artinya Ibu juga ada di rumah, bukan begitu Kalashi ?"
"Mereka semua sudah berkumpul menunggu kedatangan anda, Hinata-san." jawab Kakashi dengan sopan.
Hinata mndengus remeh. Namun, tak mengatakan apapun. Ia berjalan begitu saja melewati pria itu. Ia tentu sudah hapal di mana mereka semua berkumpul.
"Aah~ ini dia bintang kita hari ini datang juga." ujar salah satu pria dewasa yang berada di meja makan itu.
"Aunty~"
Seorang anak kecil melonpat dari kursi nya dan berlari untuk memeluk Hinata.
"Inojin. Ingat apa yang nenek katakan soal berlari di dalam rumah."
Inojin, bocah yang masih berusia 7 tahun itu menunduk dan mengangguk lesu setelah mendengar nasihat dari sang nenek itu. Hinata meski raut wajah nya terlihat datar. Tapi dalam lubuk hatinya yang melihat itu pun cukup merasa iba. Ia mengangkat sebelah tangannya dan mengelus pelan surai kuning itu.
"Tidak apa. Sekarang kembali lah ke kursi mu." ujar Hinata dengan tenang pada keponakannya itu. Sedang Inojin yang mendengar itu pun wajah nya kembali menjadi cerah. Ia mengangguk semangat dan menuruti ucapan Hinata.
Hinata pun mengambil tempat duduk nya. Dirinya duduk tepat di sebalah sang ibu. Sedang di seberang nya, sang kakak ipar-Hyuga Ino- tersenyum lebar dengan membisikan ucapan selamat datang pada Hinata. Hinata tak bereaksi apapun untuk itu. Namu, karena Ino sudah cukup mengenal karakter adik ipar nya itu pun tak mempermasalahkan itu.
Ting ting ting
Suara gelas berdenting, menjadikan sang kepala keluarga yang melakukan itu menjadi pusat perhatian semua orang yang ada di sana.
"Ucapan selamat datang kembali untuk putri ku. Semoga kau bisa kembali hidup dengan nyaman di sini." ucap Hiashi dengan lembut.
"Terima kasih, Ayah."Hinata menundukan kepala nya.
"Hn. Nikmati hidangan makan siang nya. Ini di buat khusus untuk menyambut kedatangan mu."
Ya, Hinata bisa melihat nya. Itu terlihat dari semua masakan yang di hidangkan adalah makanan favorite Hinata. Mereka pun, mulai menyantap hidangan masing masing yang di siapkan para pelayan.
"Kau akan menikah."
Pernyataan dari sang ibu yag tiba tiba itu berhasil menghentikan Hinata untuk menyuapkan zenzai ke dalam mulut nya.
"Ibu, tidak bisakah menunggu hingga makan siang berakhir ?" kali ini Neji angkat bicara soal sikap ibu nya itu.
"Apa beda nya ? Bukankah lebih baik dia mengetahui tujuan utama dia kembali kemari." Hikari tampak cuek, ia bahkan masih dengan santai menyantap makan siang nya. Sedang Hiashi hanya bisa menghela nafas nya, cukup lelah menghadapi tingkah sang istri.
"Aah~ begitu." tentu saja, tidak mungkin kedatangannya ini hanya karena kerinduan keluarga nya semata. Sial, selera makan nya jadi hilang.
"Siapa itu ? Ku harap setidak nya dia tidak seumuran dengab kakek." Hinata berusaha bersikap setenang mungkin. Ia kembali mencoba menikmati semangkuk zenzai kesukaannya itu. Meskipun sebenarnya saat ini dia sudah tak tahan berada di ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
FanfictionHinata. Wanita indenpenden dengan segala keacuhannya. Ia tidak peduli apapun yang ada di dunia ini. Hidupnya hanya ia abdikan untuk keluarga nya. Apapun yang di inginkan kedua orang tua nya. Hinata akan memberi nya. Meskipun itu adalah hal yang tida...