"Sean, nama ku Sean. Dan nama Jepang ku Sasuke. Bagaimana dengan mu ?"
"Aku ..."
Sasuke melipat bibir nya, menahan senyum nya. Karena begitu senang pada akhirnya ia memiliki teman sebaya. Dengan penampilannya seperti ini. Banyak dari anak anak di sekitar nya yang enggan bermain dengan nya. Dan sekarang, ia bisa tertawa bebas. Bermain seperti anak anak selayak nya.
Ia juga cukup terharu. Bagiamana teman baru nya yang seorang anak perempuan manis dan mengenakan baju peri itu mau berteman dengan nya. Bahkan anak perempuan itu lah yang mengajak nya lebih dulu. Dan lebih membuat nya tertegun adalah anak itulah yang menyarankan mereka untuk bermain bola. Bukan permainan yang biasa anak perempuan lakukan. Padahal, awal nya Sasuke tidak masalah jika ia harus bermain masak masakan atau bermain peran menjadi pangeran atau semacam nya.
Tapi tidak, bocah dengan warna mata unik seperti batu amethyst itu tau seperti apa prrmainan yang biasa anak laki laki mainkan. Itu menambah kegembiraan Sasuke berkali kali lipat. Selama ini ia hanya bisa melihat dari jauh. Bagaimana anak laki laki di sekitar nya bermain hal itu. Karena jika Sasuke mencoba bergabung mereka akan langsung menghentikan permainan mereka.
"Kau bau !"
"Wajah mu mengerikan !"
"Apa kau tidak pernah mandi ?!"
Seperti itu lah komentar yang biasa nya ia terima jika ia ingin bergabung bersama teman teman sebaya nya. Yah, lagipula siapa yang mau berteman dengan bocah yang berbau alkohol atau pun dengan wajah yang lebam membiru. Itu pasti mengerikan di mata mereka.
Tapi sepertinya tidak bagi anak perempuan yang baru ia temui saat ini. Uluran tangan seputih salju yang mengajak nya bermain. Benar benar seperti peri bagi Sasuke.
Selama beberapa hari Sasuke terus mendatangi tempat itu. Villa besar di ujung jalan. Ia juga selalu memebersihkan dirinya sebelum bertemu gadis itu. Berusaha agar tak tercium bau alkohol seperti biasanya. Beberapa kali, ia juga memetik bunga saat di perjalanan. Sasuke pernah mendengar jika anak perempuan menyukai bunga.
Namun, hari ini terasa beda. Beberapa mobil berada di villa bak istana itu. Sasuke berdiri di depan pagar seperti biasa. Sambil menunggu peri kecil nya keluar dan bermain bersama. Tak membutuhkan waktu lama, gadis itu keluar dari rumah nya. Lagi, ada yang berbeda hari itu. Peri kecil nya tak mengenakan gaun ala tuan putri seperti biasanya. Ia hanya mengenakan pakaian biasa. Dress selutut di padukan dengan sepatu boots.
Gadis itu menyadari keberadaan Sasuke pun tersenyum ke arah anak itu. Tapi bukan senyum cerah yang biasa ia lakukam. Senyum yang Sasuke bisa lihat sebagai penyesalan. Kenapa ? Kenapa peri kecil nya terlihat murung ? Apa yang terjadi ? Dan kenapa para orang dewasa itu membawa banyak koper dari rumah itu.
"Ada apa ?" tanya Sasuke saat gadis itu sudah berada di depannya.
"Maafkan aku. Pekerjaan Ayah ku telah selesai. Jadi, aku harus kembali ke Jepang."
"Aah begitu yaa. Tidak apa apa, lagipula kau memang tidak mungkin menetap di sini selama nya bukan ?" ada rasa getir saat Sasuke mengucapkan itu.
"Hm." gadis itu mengangguk lemah. Lalu pandangan nya terlaih lada bungan yang ada di genggaman Sasuke.
"Apa itu untuku ?!" tanya nya antusias.
"E-eh, yaa. Ini untuk mu. Aku tak sengaja melihat nya di jalan. Dan karena kau menyukai bunga jadi aku membawa nya untuk mu." bohong, sebenarnya Sasuke sampai rela jauh jauh masuk ke hutan hanya untuk memetik bunga itu. Tentu saja , bunga lily tidak akan tumbuh liar di pinggir jalan bukan ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
FanfictionHinata. Wanita indenpenden dengan segala keacuhannya. Ia tidak peduli apapun yang ada di dunia ini. Hidupnya hanya ia abdikan untuk keluarga nya. Apapun yang di inginkan kedua orang tua nya. Hinata akan memberi nya. Meskipun itu adalah hal yang tida...