"Tidak, kumohon !"
"Aku tidak melakukan apapun!"
Dengan kaki kecil nya, Sasuke berlari sekuat tenaga nya. Menghiraukan dingin nya angin malam saat itu. Tak peduli dengan kaki nya terluka karena kehilangan alas kaki nya. Sasuke terus berlari berharap bisa terlepas dari kejaran para manusia iblis itu. Ia bahkan tak lagi memperhatikan sekitar nya. Entah di mana dia berada saat ini. Sasuke tak tahu. Ia hanya berharap seseorang bisa menyelamatkan nyawa nya saat ini.
TIINNN
Mata onyx itu seketika membulat sempurna, dengan tubuh yang membeku saat ia tanpa sadar menyebrang jalan tanpa melihat sekitar. Sorot lampu mobil di depannya menyilaukan pandangannya.
Ah, apa pada akhirnya ia akan mati juga. Setelah perjuangan nya bertahan hidup selama ini.
BRAKHH
Deg Deg Deg...
Sasuke terkesiap dari tidur nya, peluh membasahi kening nya. Nafas nya terengah. Dengan jantung yang berdebar cukup kencang.
"Aku akan kembali meresepkan obat tidur untuk mu." suara seorang pria di sebelah nya membuat nya mengalihkan pandangan nya.
.
.
.
.
Hahhh...
Sasuke menghembuskan nafas nya panjang. Mata nya tertutup rapat. Menikmati semilir angin di pagi hari dari atap rumah sakit itu. Tangannya terkepal kuat saat dirinya kembali mengingat masa sulit nya sebelum bertemu Mikoto Uchiha.
Dirinya yang anak seorang simpanan dan juga pemilik bar di sebuah kota, Edinburg. Harus menyaksikan banyak hal menjijikan di usia nya yang masih anak anak. Tak jarang juga ibu nya meminta nya untuk membantu nya bekerja di club malam itu. Bahkan beberapa kali dirinya di rias agar terlihat seperti anak perempuan. Belum lagi ia juga harus menerima semua penyiksaan fisik yang diberikan ibu kandung nya.
Sasuke kecil tak sekali dua kali mencoba kabur dari neraka itu. Tapi para bawahan ibu nya, selalu mampu menemukan dirinya dan membawa nya kembali ke tempat sialan itu. Alasannya, tentu saja karena Sasuke cukup berharga agar wanita itu bisa terus mendapat kiriman uang dari Fugaku Uchiha.
Sampai dirinya yang berumur 12 tahun. Di minta untuk mengantar seorang pelanggan ke kamar pesanan nya. Justru berakhir dengan Sasuke yang mendapatkan pelecehan seksual dari pria paruh baya itu. Tentu saja, Sasuke yang saat itu tidak terima dengan perlakuan bajingan itu mencoba melawan nya dan akhirnya membawa nya menjadi seorang pembunuh. Dan saat dalam melarikan diri dari kejaran para penjaga yang mengetahui itu. Sasuke justru bertemu dengan Mikoto Uchiha yang tak sengaja menabrak nya di tengah jalan.
Ceklek
Suara pintu yang terbuka membuat Sasuke kembali pada kesadarannya.
"Aku tidak peduli. Dia sudah menipu ku." Hinata keluar dengan sebuah telfon di telinga dan sebatang rokok yang belum di hidupkan di mulut nya.
"Tetap saja, dia sudah membuang buang waktu ku untuk datang ke sini. Sialan !" Hinata tampak kesulitan menghidupkan rokok milik nya itu.
Hinata terus mengumpat pada seseorang di sambungan telfon itu. Mengeluh bagaimana dokter yang seharusnya memiliki janji temu dengan nya hari ini justru tidak datang dan sedang berada di luar kota. Wanita itu bahkan tak menyadari jika sedari tadi seorang pria terus memperhatikannya gerak gerik nya.
Sasuke sendiri, tak mengalihkan pandangan nya sedetik pun sejak Hinata keluar dari pintu itu. Alis nya menekuk saat merasa wanita itu seperti tak menganggapnya ada di tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
FanfictionHinata. Wanita indenpenden dengan segala keacuhannya. Ia tidak peduli apapun yang ada di dunia ini. Hidupnya hanya ia abdikan untuk keluarga nya. Apapun yang di inginkan kedua orang tua nya. Hinata akan memberi nya. Meskipun itu adalah hal yang tida...