Bab 14

288 47 22
                                    





Ciitttttttt... Srrrttttt.. Brakkkhhh

Sebuah dentuman keras terdengar dari truk yang terbaring menabrak dinding beton sebuah gedung. Suara teriakan di mana mana. Dan bunyi klakson kendaraan lain juga memekakan telinga beberapa orang yang berada di sekitar. Beberapa orang berhamburan untuk menjauh dari lokasi. Ada juga yang justru mendekat, penasaran dengan apa yang terjadi.

Tubuh Hinata teras lemas. Pandangannya memburam begitu pun dengan pendengarannya yang tak menangkap jelas apa yang orang orang katakan.

"Sstt.. tenang lah. Ada aku di sini. Kau akan baik baik saja." suara serak namun juga begitu lembut dari seorang pria masih bisa ditangkap oleh indra pendengar Hinata. Pria yang memeluk tubuh nya dengan erat.

"Kau.. dan anak kita akan baik baik sa.. Uhukk." Darah keluar dari mulut pria itu. Tak hanya dari mulut nya. Telinga juga mata nya pun tak henti nya mengalirkan darah.

"Megumi-kun." panggil Hinata dengan lemah. Tangan nya berusaha ia gerakan. Namun, apa daya. Ia bahkan tak mampu menggerakan jari nya sedikit pun. Tubuh nya terasa kaku. Dan kepala yang terasa berputar. Dirinya ketakutan.

"Go to sleep, little one, think of butterflies in spring." Megumi, dengan sisa tenaga yang ia miliki, mencoba menenangkan kekasih nya. Menyanyikan sebuah lagi Lullaby yang kerap ia senandungkan setiap malam.

"Hush, darling one, sleep through the night."

Hinata hanya bisa memejamkan matanya erat. Menangis dengan dada yang begitu sesak. Merasakan nyeri di tubuh nya terutama bagian perut.

"Sleep through the nig.. Uhukkk .. hukk."

Kali ini, lebih banyak darah yang keluar dari mulut pria itu. Dengan nafas yang semakin memberat. Dan dekapannya melemah secara perlahan.

"Megumi."

"Megumi-kun."

Hinata terkesiap, bangun dari tidur lelap nya dengan nafas yang memburu. Peluh membasahi tubuh wanita itu dengan jantung yang berdetak lebih cepat.

"Hey, you okay ?" suara serak seorang pria di sebelah nya tak membuat dirinya tenang juga.

Sai dengan lembut membawa tubuh Hinata yang bergetar dalam dekapannya. Setelah memberi nya minum lebih dulu, untuk menenangkan wanita itu.

"Jangan khawatir, ada aku di sini. Semua akan baik baik saja." ucap pemuda itu dengan lembut sembari membubuhkan beberapa kecupan di puncak kepala wanita itu.

Hinata tak juga menjawab. Air mata nya tanpa bisa ia tahan mengalir begitu saja. Dan Sai, tak henti henti nya menggumankan kalimat penenang untuk wanita itu. Perlahan tangisannya mereda, dan perlahan juga Sai merebahkan kembali tubuh kedua nya.

Masih memeluk dengan erat tubuh pujaan hati nya. Sai terus mengusap usap punggung wanita. Sesekali memberi kecupan di wajah dan puncak kepala itu. Meski begitu, hati Hinata masih di rundung kegelisahan. Jika sebelum nya, dirinya akan kembali tenang hanya dengan perlakuan lembut yang Sai berikan seperti saat ini. Tapi sekarang pikirannya justru melalang buana di tempat lain. Memikirkan seseorang yang tak seharusnya berada dalam pikirannya itu.

Sasuke, saat Hinata memikirkan suami nya itu. Kegelisahan dalam hati nya perlahan menghilang. Hinata tidak tahu apa yang terjadi pada tubuh nya. Tapi setiap kali ia menyebutkan nama pria itu dalam otak nya, tubuh nya terasa lebih relax. Debaran jantung tak nyaman berubah menjadi hal menggelitik di perut nya saat Hinata memikirkan pria itu. Menarik nafas nya dalam, seperti nya benar benar ada yang salah dengan dirinya.

Promise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang