- SWEETEST PAIN -

73 8 8
                                    

⚔️⚔️⚔️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚔️⚔️⚔️

Memori yang terlalu pahit untuk diingat, tak hanya menghadirkan rasa sesak tapi juga gemetar di sekujur tubuh yang luar biasa. 

Seorang gadis kecil, dipanggil namanya berdasarkan urutan 'eksekusi eksperimen', bahkan gadis kecil yang masih polos itu menyebutkan setiap hari di hidupnya sebagai eksekusi hidup-hidup. Dengan balutan baju dress putih polos, kesehatannya dicek berulang kali dengan mesin asing yang bahkan tidak bisa ia ketahui apa fungsinya. Beberapa dari alat itu ada yang menghadirkan rasa sakit ada yang tidak.

"BR209, kami semua menaruh harapan untuk eksperimen ini kepadamu, kalau seandainya kembali gagal maka kamu akan pergi menyusul teman-temanmu sebelumnya menjadi mayat."

Bagi anak usia 5 tahun, ucapan itu membuatnya tak berdaya. Untuk berteriak ketakutan saja dia sudah tak sanggup.

Satu detik setelahnya, dia kehilangan kesadaran.

Apakah dia sudah mati sekarang?

Bukankah lebih baik dia mati saja kalau begitu?

Setidaknya, dia bisa menyusul tempat orang tuanya dan mengaduh semua kekejaman yang ada di dunianya. 

Dunia ini sangat kejam.


"HAH?!"

Ameera terbangun dari mimpi panjangnya lalu mengedarkan pandangannya pada sekitar. Dia melihat punggung tangannya ada bekas infusan lalu dari cermin lemari dia bisa melihat penampilan berantakannya. Mimpi yang datang terasa begitu nyata dan menyeramkan.

Jantungnya kembali tersentak begitu datang sosok pria pemilik tubuh tegap dan jangkung itu masuk ke kamarnya dengan ekspresi datar.

"Tidur yang panjang, huh?" ujarnya begitu dingin, namun dia datang tidak dengan tangan kosong. Karel membawa sup kacang merah buatannya yang masih hangat diatas nampan untuk Ameera, "Kamu gak sadarkan diri selama 3 hari, makan ini terus siap-siap kita harus ke kantor sipil  sekarang."

Bagaimanapun juga, lelaki yang kini sudah menjadi suaminya ini memang manusia kejam berdarah dingin. Energi Ameera bahkan belum terkumpul setengahnya tapi sudah disuruh untuk siap-siap pergi. Untuk menolak saja, Ameera sudah tidak ada energi. 

Gadis itu hanya mengangguk lesu dan menatap makanannya lama.

"Cepet dimakan, nanti dingin."

Karel keluar dari kamar gadis itu, dari balik pintu dia menghela napas panjang.
 

⚔️⚔️⚔️

Marriage & RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang