01: Give Me Your Eyes

130 24 18
                                    

"Sejak kapan mereka terlihat akrab?"

"Apa karena anak baru itu?"

Suara-suara ocehan tak berguna terdengar, kantin bahkan beralih fungsi menjadi tempat membicarakan orang bukan tempat untuk makan. Sean menunduk, sedikit membuatnya segan menjadi sorot perhatian dan buah bibir di jam makan siang.

"Yo!" Sehun mengangkat tangannya. Mengucapkan salam ala dirinya. Yang terdiri dari dua huruf yang artinya bisa merangkap selamat pagi, selamat siang, dan selamat malam secara bersamaan. Sean tersenyum, turut mengangkat tangannya juga, membalas sapaan Sehun.

Yubin sudah sibuk dengan segala macam pesanannya, mengucapkan hampir semua menu makanan yang ada di daftar menu kantin yang lebih mirip cafeteria sekolah. Sementara Yibo dia hanya memesan susu kotak rasa vanilla dan roti isi daging berukuran sedang. Ia kembali memasang earphone barunya, setelah earphone dan ipod lamanya ia berikan pada Sean.

Xiao Zhan seperti biasa, cukup rewel dengan pesanannya. Tanpa wortel, tanpa selada, tanpa tomat, dan tanpa apapun yang berbau sayur. Sean mengerti mengapa Xiao Zhan terlihat begitu ramping di banding teman-temannya yang lain. "Seharusnya kau memesannya saja Xiao Zhan, aku bisa menghabiskannya untukmu." Yubin berbicara.

Sehun menatap horror pria yang lebih mirip sapi ini dari pada manusia. "Kau ingin ia mengoceh terus soal—betapa susahnya menyingkirkan benda-benda yang tumbuh di atas permukaan tanah itu?"

Yubin tak terima. "Wortel tidak tumbuh di permukaan."

"Hoi! What's up bro? Sudah lama?" Hao Xuan ikut bergabung. "Coke dan Bento!" teriaknya dan langsung di iyakan oleh sang pemilik kantin yang kini sedang memasak.

"Jadi?"

"Jadi?" Tanya Xiao Zhan menatap Hao Xuan yang begitu cerianya menunjukkan gusinya. "Kalian punya rencana apa?" Hao Xuan bertanya.

"Kukira kau yang punya rencana." protes Sehun.

Sean tertawa. Interaksi teman-teman barunya memang selalu membuatnya ingin tertawa. "Bagaimana mungkin kalian tidak memikirkan rencana apapun di malam minggu ini? Ahh—kalian keterlaluan!" tuding Hao Xuan.

Yibo lebih memilih menyambar roti isinya yang baru tiba di hadapannya. "Tidak usah terlalu memikirkan mereka, habiskan makananmu." perintahnya pada Sean yang membuat yang lain langsung menatap tajam padanya. "Apa?" Tanyanya yang terdengar cukup ketus.

"Tidak, lanjutkan saja makanmu yang mulia Yibo Wang." ejek Sehun. Yibo memang selalu bertingkah seperti keluarga bangsawan. Dia tampak selalu keren bahkan ketika di hukum membersihkan gudang atau toilet. "Kalau kalian tidak punya jadwal pulang sekolah aku punya beberapa yang bisa kita lakukan."

Hei—

Dengar tadi? Yibo menawarkan sebuah kegiatan yang siapapun tahu dialah yang paling tidak suka repot.

Dan perlu di garis bawahi sebuah kata yang benar-benar menakjubkan! Dia menggunakan kata KITA. Hao Xuan terharu mendengarnya, Yubin berteriak girang, sementara Sehun sudah menepuk punggung Yibo kencang sebagai bukti apresiasi bahwa ia kagum dengan semangat kebersamaan Yibo yang baru saja muncul beberapa detik ini.

"Apa itu?" Xiao Zhan_lah yang bertanya.

"Membersihkan gudang olahraga di belakang gedung asrama." jawab Yibo santai setelah meminum susunya setelah tersedak akibat ulah Sehun.

"NOOOO!" teriak Yubin, Hao Xuan, dan Sehun bersamaan. Yibo pasti di hukum karena tertidur di kelas lagi dan ia bermaksud berbagi kesialannya itu dengan mereka. Terkutuklah kau yang mulia Yibo Wang.

Sean berbinar, "Kurasa itu akan menyenangkan!"

"Aku ikut." Xiao Zhan yang sekarang tidur satu kamar dengan Yibo sangat mengerti alasan mengapa room matenya itu selalu tertidur di kelas. Sedikit merasa memiliki hati nurani dan Xiao Zhan rasa ia bisa membantu.

GHOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang