=͟͟͞ ♡̩͙ Free love by Dira

169 20 6
                                    

Free Love

Lagi, aku terbaring bersamanya di taman yang sama seperti hari-hari yang lalu. Dia selalu bertanya kepadaku, "kalau sudah besar, kamu mau jadi apa?" Memang, pertanyaan seperti itu terdengar sepele. Maka dari itu, aku akan menjawab, "kamu kayak guru SD lagi nanyain cita-cita anak muridnya." Lalu, kita tertawa bersama.

"Aku punya impian," katanya lagi, kepadaku "apa?" tanyaku dengan maksud penasaran. "Aku selalu bayangin hidup bareng kamu, bangun rumah kecil di atas bukit hijau dan hidup bahagia selamanya." Aku tertawa, "kejauhan Hyun, kita kan masih kelas 2 SMP! Kenapa kamu bisa mikir sampai situ sih?" "Memang salah ya Je, punya impian?" Tanyanya dengan matanya yang tertuju kepadaku, ah, mana mungkin aku bisa bilang salah kepadanya. "Nggak, nggak salah! Tapi maksudku, itu hal yang terlalu jauh untuk dipikirkan saat ini." Aku berbicara seperti itu dengan maksud aku tidak mau kecewa dengan hal yang bisa saja terjadi dimasa yang akan datang.

Dan benar saja, sekarang aku sudah berumur dua puluh lima tahun, waktu benar-benar cepat berlalu dari saat itu. Dan lagi, aku telah kehilangannya saat mamasuki bangku SMA. Aku yang pindah ke luar kota, dan dia yang menetap di kota kelahiran kami. Nyatanya aku merindukannya, benar-benar merindukannya. Namun sayang, saat kita masih SMP telepon genggam tak banyak digenggam orang, karena hal itulah, aku dan Hyunjin berpisah jarak juga komunikasi, dan sekarang, jikalau aku dan Hyunjin bertemu, aku tak yakin, kami akan sedekat dulu. Waktu benar-benar memisahkan kami.

"Jeongin! Kita dipanggil untuk projek baru!" panggil salah satu rekan kerjaku. "Oh ya? Kali ini kita akan membuat apa? Apartemen? Kantor?" "Taman bermain indoor!" Tentu, suatu hal yang baru bagiku, biasanya kami selalu diminta untuk membangun apartemen ataupun kantor, hal-hal monoton untuk dikerjakan. "Tapi, klien kita meminta agar bukan kita yang merancang, namun salah seorang arsitek yang aku tidak tahu namanya. Mungkin itu salah seorang kepercayaan klien kita." Hal baru lagi, menurutku. Akhirnya projek yang satu ini tidak memerlukan rancangan-rancangan bangunan dari timku, aku menghela napas dalam-dalam. "Jadi, kapan bisa meet bersama klien dan arsitek itu?" "Besok!"

***

Besoknya, aku memulai hari dengan biasa, berangkat bekerja dipukul sembilan dan sampai di sana lima belas menit setelahnya. "Selamat pagi," sapaku pada beberapa staff yang sudah datang. "Ah syukurlah kau sudah datang! Jeongin, kliennya sudah ada di ruang meeting!" Ternyata, aku terlambat, bukan, orang-orang itu yang datang sangat pagi. Aku pun bergegas menghampiri ruangan setengah transparan tersebut, dari luar terdengar dua orang sedang berbincang sedang sesekali tertawa. Dari bagian transparan ruang tersebut terlihat postur lelaki dengan pakaian kasualnya persis seperti pelukis andal dan satu lagi seorang perempuan dengan pakaian formal. Aku pun masuk lalu menyapa kembali, "selamat pagi, maaf saya sedikit terlambat!"

Namun saat aku membawa netraku ke arah klienku dan arsiteknya, aku termenung, heran, kaget, dan tidak bisa percaya apa yang sedang terjadi. "It's okay! Mari duduk dulu bersama kami sembari berbincang tentang projek ini." Aku pun berjalan menuju bangku yang terletak di dekat mereka berdua. Lalu klien perempuan itu mengajakku bersalaman seperti perkenalan pada umumnya, "perkenalkan, saya Gaeul, salah seorang pemilik perumahan Sky, senang bertemu denganmu?" "Oh, perkenalkan, saya Jeongin, manajer dalam projek kali ini." Setelah itu aku beralih pandang ke sebelah klienku, ya, ke arah arsiteknya, yang mengacaukan konsentrasiku sedaritadi, dia tersenyum lebar, lalu tertawa tipis, "halo Jeongin, sudah lama tidak bertemu ya," katanya dengan nada yang sama setelah beberapa lama aku tak bertemu dengannya. "Oh! Kalian sudah lama mengenal ya?" tanya klienku, sedikit ragu, "Haha, iya mbak, teman kecil saya dulu." Jawabnya lagi, namun, apa katanya? Teman? Teman kecil? Oh Jeongin, berharap apa kamu? "Hehe, iya bu, dulu saya dekat sama Hyunjin."

Akhirnya pertemuan itu selesai, rancangan gambar yang dibuat oleh Hyunjin sangat memuaskan hati klien dan tentu hatiku, tak perlu waktu lama, setelah pertemuan tersebut aku dan timku memulai projek tersebut dengan tekun. "Maksud gambarku bukan seperti itu, Je, tapi sedikit melengkung, nah iya! Seperti itu!" sesekali ia membantuku untuk membenarkan interior yang kurang sesuai dengan gambarnya, sebelumnya tidak pernah, karena biasanya aku yang merancang, aku pula yang membuat.

hyunin Song Fict Festival 2023 #hiSFF23Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang