Jehan tidak pernah tahu selama berteman semasa dibangku Sekolah Menengah Atas ternyata Danika menaruh hati padanya.
Danika memilih untuk pergi dari kehidupan Jehan saat cintanya tak terbalas. Hingga suatu hari ketika beranjak dewasa mereka bertemu l...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bagi Danika yang masih berstatus lajang diusia 27tahun adalah hal yang tidak asing lagi setiap mendapat pertanyaan kapan dirinya akan menikah.
Setelah putus dengan mantan kekasihnya yang bernama Chandra satu tahun silam, Danika belum membuka hatinya lagi untuk pria manapun. Cukup dua kali Danika merasa kecewa soal percintaan, kini ia memilih untuk menikmati kesendiriannya sambil menata karir sebagai Aparatur Sipil Negara. Namun, meski sering mendapat pertanyaan soal kapan akan menikah tetap saja Danika selalu merasa jengkel setelahnya.
❤️🩹❤️🩹❤️🩹
Danika menutup pintu mobilnya cukup kencang setelah duduk nyaman di kursi kemudi.
Yeni yang berada di kursi penumpang depan dibuat terkejut olehnya.
"Buset, copot deh tuh pintu," ujar Yeni seraya menggelengkan kepala.
"Kesel gue."
Danika kemudian mulai mengendarai mobilnya keluar dari halaman parkir kantor mereka.
Danika dan Yeni mendaftar di instansi pemerintahan yang sama. Setelah melewati beberapa tes keduanya diterima, tapi tidak satu ruangan.
"Kesel kenapa lo? Bukan karena gue sering nebeng kan?" Yeni terkekeh kecil.
"Nebeng mah nggak masalah Yen, santai aja."
"Trus kenapa?"
"Di ruangan gue ada junior yang mau nikah. Bu Ajeng mulai deh banding-bandingin gue sama si junior itu."
Terlihat jelas raut wajah kesal Danika. Yeni mulai berhati-hati apalagi jika menyangkut urusan pribadi dan percintaan.
"Sabar aja Nik, namanya juga udah tua."
"Justru karena udah tua, harus bijak dong dia. Jangan nanya mulu gue kapan nyusul nikah, dia kan tau gue pacar aja nggak punya," dengus Danika.
Yeni menyandarkan tubuhnya pada kursi sambil menatap jalan raya yang mulai padat.
"Kadang gue juga kesel Nik, setiap ditanya kapan nikah karena mereka tau gue sama Arbi udah pacaran lama, tapi gue berusaha cuek aja. Gue sama Arbi nggak cuma diem aja kok, kami punya niat ke jenjang yang lebih serius dan itu nggak perlu digembar gembor sebelum pasti. Herannya malah orang lain yg heboh."
"Nah itu Yen yang bikin gue kesel. Ya bagus si berarti mereka perhatian, tapi jangan sering-sering nanya juga kali. Mana yang nanya nggak cuma satu dua orang."
Yeni terkekeh. "Dah lah biarin aja, siapa tau lo sebentar lagi dapet jodoh. Lo pesta deh tuh yang mewah biar mereka puas."
"Dih ogah, hidup gue bukan buat memuaskan pandangan orang lain. Nikah sederhana nggak masalah yang penting langgeng."
"Utututu temen gue yang satu ini udah dewasa ternyata, keren pemikirannya."
Danika tepis tangan Yeni yang mencubit-cubit pelan pipinya.
