2❤️‍🩹

10 2 0
                                    

》》Apa kabar kamu?《《

Ibunda Danika terpaku saat mendengar cerita dari Danika soal status Jehan.

"Kapan-kapan kalau ketemu lagi ajak Jehan kesini Nik, Bunda kangen deh," ucap Niya yang tak lain adalah ibunda Danika.
"Semoga anak itu baik-baik aja, pasti berat merasakan kegagalan berumah tangga."

Niya tidak tahu sepatah apa hati anaknya di masa lalu karena perbuatan Jehan. Jadi ia pikir hubungan Danika dan Jehan baik-baik saja. Padahal saking sakit hatinya, Danika sampai memilih pindah sekolah dan kuliah di luar kota serta memblokir semua akses komunikasi dengan Jehan. Namun, sekarang Danika sudah berdamai dengan masa lalu. Tidak ada lagi rasa sakit hati yang ia pendam untuk Jehan, karena bagaimanapun Jehan pernah menjadi bagian dari kisah hidupnya.

"Iya Bun, nanti kalau ketemu aku ajak kesini."

"Kamu ngomong gitu terus dari dulu, tapi nggak pernah dibuktiin."

"Ya kan aku sama dia sibuk kuliah Bun sampe hilang komunikasi."

"Hm iya juga si. Ya udah sarapannya habisin, Bunda mau lanjut beres-beres."

"Oke Bunda."

Niya bergegas menuju dapur, sedangkan Danika malah melamun mengingat kisahnya dulu bersama Jehan.






❤️‍🩹❤️‍🩹❤️‍🩹

"Tebak bro siapa yang kemarin datang kesini?"
Eza duduk berhadapan dengan Jehan yang baru sempat berkunjung ke Kafenya.

"Mana gue tau," jawab Jehan.

"Kata kuncinya huruf D." Eza terkekeh melihat Jehan yang mulai mengerutkan dahi.

Jehan sesap kopinya sambil berpikir. "D Siapa?"

"Tambahan lagi, sahabat cewek yang pernah deket sama lu."

"Danika?"

Eza mengacungkan jempolnya. "Betul, seratus buat lu."

"Lu serius? Gimana ceritanya bisa kesini? Boleh gue minta nomer hp nya nggak?"

"Wih sabar dulu bro semangat amat. Yang ketemu duluan si Jody, nggak sengaja ketemu pas di toko bunga trus langsung diajak kesini. Soal nomer hp sorry gue nggak bisa kasih, takut dibilang lancang."

"Kalau gitu kasih tau gue dimana dia tinggal atau kerja sekarang?"

"Rumahnya masih di komplek yang dulu. Dia balik lagi ke rumah itu setelah sempat dikontrakin beberapa tahun."

Jehan bangkit dari tempat duduknya. "Oke makasih Za, gue kesana dulu."

"Buset Je, harus banget sekarang?"

"Harus. Urusan gue sama Danika ada yang belum selesai soalnya."

"Ya udah good luck deh gue doain."










❤️‍🩹❤️‍🩹❤️‍🩹

Hari libur kerja sering Danika habiskan waktunya di rumah untuk membantu tugas  sang bunda.

Selesai menyapu teras, Danika mendengar suara mesin mobil yang dimatikan tepat di depan pagar rumahnya. Danika penasaran, ia lantas mendekat.

"Tok tok tok."

Tanpa pikir panjang Danika membuka pintu pagar yang diketuk oleh seseorang.

"Nik." Sapaan itu terdengar berat.

Danika mematung sejenak, dalam hitungan detik kenangan masa lalu berputar lagi dalam benaknya. Kenangan itu dicipitakan oleh pria yang kini berada di hadapannya.

Jehan DanikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang