8❤️‍🩹

6 1 0
                                    

》》Hukum Tabur Tuai《《

Desir angin saling berkejaran menimbulkan sentuhan daun yang bergesek sedikit ribut tepat diatas pos petugas keamanan--tempat Danika menunggu Jehan kali ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Desir angin saling berkejaran menimbulkan sentuhan daun yang bergesek sedikit ribut tepat diatas pos petugas keamanan--tempat Danika menunggu Jehan kali ini.

Sengaja Danika menunggu di pos tersebut agar mobil Jehan tidak perlu masuk ke halaman parkir nantinya.

Suara ketukan sepasang sepatu perlahan mendekat menyapa indra pendengaran Danika yang sedang asik mengutak-atik ponselnya.

"Nik, nunggu Jehan?"

Itu Yeni, ia juga akan menunggu ojek onlinenya di pos yang sama.

"Iya, hari ini dia terakhir anter jemput gue," jawab Danika.

Yeni duduk disamping Danika. Kursi kayu yang tersedia kebetulan cukup panjang.

"Nik, gue kok jadi kasihan ya ke Jehan cuma lo manfaatin gitu. Kalau dia baper gimana?"

Raut wajah Danika mulai berubah seketika, ada guratan kekesalan yang terlihat jelas. Danika masukan ponselnya ke dalam tas dengan asal.
"Kenapa tiba-tiba kasihan sama dia? Lo nggak inget gimana dia dulu bikin gue patah hati?"

"Ssst Nik pelanin suara lo."

"Biarin, satpamnya juga lagi sibuk parkirin kendaraan yang mau nyebrang."

Yeni tarik napasnya perlahan. "Danika, gue baru sadar akhir-akhir ini kalau Jehan sebenarnya nggak bisa disalahin sepenuhnya soal masa lalu kalian. Bisa jadi karena dia nggak tau kalau lo suka sama dia jadi dia sukanya ke cewek lain. Barangkali aja dia mikir lo cuma anggap dia sahabat. Lo juga kan langsung pindah tanpa kasih kejelasan ke Jehan."

"Lo serius Yen ngomong gini? Lo nyalahin gue? Atau maksud lo harusnya dulu gue ngaku aja gitu suka sama Jehan disaat Jehan udah jadian sama Dira? Lo milih gue permalukan diri sendiri dibanding pergi?"

Danika bangkit dari tempat duduknya.

Yeni segera menahan tangan sahabatnya itu agar tidak semakin emosi.

"Nik, sorry gue nggak maksud apa-apa. Gue cuma nggak mau ntar lo sama Jehan jauhan lagi. Dia baru aja cerai karena dikhianati, trus kalau lo sakitin juga yang ada nanti dia makin hancur Nik."

Danika berdecih sinis. "Hukum tabur tuai Yen. Dia duluan yang deketin gue semenjak kita ketemu lagi, ya udah sekalian aja gue manfaatin. Kalau nanti dia kecewa atau apa ya itu udah resiko dia. Andai dulu dia nggak bikin gue sakit hati, gue juga nggak akan tega manfaatin dia."

Jehan DanikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang