10❤️‍🩹

7 1 0
                                    

》》Merelakan Kehilangan 《《

Yeni merasa ada yang aneh dengan sikap Danika hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yeni merasa ada yang aneh dengan sikap Danika hari ini. Tak biasanya gadis itu banyak diam dan hanya fokus pada ipadnya saja.

Beberapa menit lagi kereta yang mereka tumpangi akan sampai di Stasiun Tugu Yogyakarta. Sedangkan Danika masih sibuk mempersiapkan bahan yang akan jadi bahasan pekerjaan nanti.

"Nik, Jehan spam telepon ke gue dari kemarin. Gue tanya di chat ada apa, dia nggak balas."

"Nggak usah dijawab, kalau keganggu block aja nomernya Yen." Danika menjawab sambil fokus mengetik.

"Lagi ada masalah ya?"

Danika menganggukan kepala lalu ia matikan ipadnya dan dimasukan kedalam tas dengan rapih.

Setelah itu Danika sodorkan ponselnya pada Yeni. Percakapan dengan Dira sudah terpampang jelas di layar.

Yeni mengernyitkan dahi. "Jehan rujuk atau gimana? Jadi istrinya selama ini lagi hamil?"

"Paginya dia bilang kangen mau kita kayak dulu lagi. Dia juga bilang mau jemput, tapi pas pulang kerja gue tunggu sampai sejam nggak datang-datang. Hpnya nggak aktif. Jadi gue inisiatif chat Dira karena Dira kan tim yang ngurus perceraian dia, gue khawatir Yen dia ada masalah ternyata lagi besuk istrinya."

"Nik, are you okay? Nanti kita jajan yang banyak ya kalau udah sampai." Yeni usap bahu sahabatnya yang mulai terlihat sendu.

"Gue nggak masalah Yen dia mau rujuk sekalipun sama istrinya, tapi minimal kabarin kalau dia nggak jadi jemput dan jangan bersikap manis ke gue."

"Nyesel gue sempet kasihan sama tuh cowok. Gue bantu tampol deh ntar sekali-kali Nik."

"Jangan Yen, biarin aja. Gue juga salah udah kepancing lagi sama sikap manis dia."

Kereta pun akhirnya berhenti di tempat tujuan. Danika, Yeni dan rekan kerja lainnya siap-siap untuk turun.








❤️‍🩹❤️‍🩹❤️‍🩹

Jehan frustasi sejak kebodohannya kemarin mengakibatkan diputusnya semua komunikasi oleh Danika.

Bahkan Niya tidak bisa membantu Jehan yang ingin menemui Danika saat dirinya pulang selepas membesuk sang istri.

"Pak Jehan!"

Jehan sedikit tersentak saat salah satu murid memanggilnya.
"Iya kenapa nak?"

"Mana katanya mau bagiin kertas kisi-kisi untuk minggu depan."

Sepertinya Jehan terlalu lama melamun sampai lupa membagikan kertas yang sudah ia janjikan sebelumnya.

"Oo iya maaf ini bapak mau bagikan." Jehan segera bangkit dari tempat duduknya dan membagikan kertas berisi kisi-kisi materi ulangan semester genap pada seluruh muridnya.
"Dipelajari di rumah ya anak-anak. Kalau ada yang merasa kesulitan boleh hubungi bapak atau guru sesuai mata pelajarannya."

Jehan DanikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang