6❤️‍🩹

6 1 0
                                    

》》Luka Yang Tak Berdarah《《

Flashback kelas XII SMA

"Yen, kayaknya Jehan mau nembak gue deh." Danika berucap sambil merasa gembira karena tadi ia sempat mendengar desas-desus dari kelas Jehan kalau Jehan akan mengungkapkan perasaannya pada seseorang.

Yeni yang tahu bagaimana perasaan Danika selama ini terhadap Jehan sudah tentu turut bahagia.

Yeni peluk Danika. "Sumpah Nik, selamat ya akhirnya bentar lagi lo sama Jehan jadian."

Danika menganggukan kepala dengan antusias. "Nggak sia-sia gue setia nunggu Jehan."

"Jangan lupa pajak jadiannya."

"Iya bawel, tenang aja kita makan bakso di depan komplek rumah gue."

"Eskrim juga ya."

"Dih, ngelunjak. Lo nggak inget si Eza sama Jody juga nanti pasti minta jatah."

"Oo iya ya dua kunyuk itu juga kan suka bantu lo ngasih kode ke Jehan."





❤️‍🩹❤️‍🩹❤️‍🩹

Chandra datang ke dalam kelas dan tiba-tiba saja ia genggam pergelangan tangan Danika. Bukan hanya Danika, Yeni yang sedang duduk disampingnya pun ikut terkejut.

"Nik, ikut gue laminating jadwal piket kelas yuk. Di sebrang sekolah."

Danika mengernyitkan dahi. "Tumben Chan, kok lo yang ngurusin gituan. Sekretaris kelas kita kan ada."

"Gue bosen pengen sekalian jajan di luar sekolah."

"Ya tapi ngapain laminating kertas jadwal, itu udah bagus ditempel disitu." Danika tunjuk kertas jadwal piket yang terpampang rapih di dekat papan tulis.

"Tau lo Chan, nggak jelas banget segala kertas jadwal piket mau lo laminating," ujar Yeni.

Chandra tetap paksa Danika untuk bangkit dari tempat duduknya. "Ayo cepetan biar kelas kita kelihatan rapih semua kertas jadwal mau gue laminating sekalian temenin gue beli es."

"Beliin gue pulpen lucu ya," pinta Danika yang akhirnya menuruti kemauan Chandra.

"Gue beliin selusin kalau perlu."

"WOY AYO KE TAMAN BELAKANG LIHAT KETUA OSIS NEMBAK CEWEK!"

Seketika langkah Danika dan Chandra terhenti saat salah satu teman sekelas mereka yaitu Adit membawa kabar mengejutkan.

Chandra merasa kesal, ingin sekali rasanya ia hajar Adit karena usahanya untuk mengajak Danika keluar jadi gagal.

Danika lepas genggaman tangan Chandra.

"J-jehan nembak siapa Dit?" Danika bertanya ragu-ragu.

Adit tidak menjawab, ia bergegas pergi agar tidak terlambat melihat keramaian yang sedang berlangsung.

Jehan DanikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang