"Bell, tadi Bryan nelpon gue, katanya Lo disuruh nemuin dia" Reva memberitahu apa yang tadi diucapkan oleh Bryan di telepon.
"Ko dia malah hubungin Lo sih, bukan hubungin gue" protes Bella, dia tidak bisa menerima ini, sudah lama dia menanti kabar dari kekasihnya itu, tapi kekasihnya malah menghubungi sahabatnya.
"Mana gue tahu, Lo tanyain aja sama dia" ketus Reva.
"Bisa-bisanya dia pulang tapi ngga ngasih kabar ke gue" Bella menarik napasnya panjang, "ngasih tau Lo nggak, mau ketemu dimana?"
"Katanya sih di kafe yang biasa" jelas Reva.
Bella mengangguk, dia melihat jam yang berada ditangan kirinya menujukan pukul 4 sore, Bella segera membereskan meja kerjanya, tidak sabar untuk bertemu sang kekasih.
"Kalo mau pergi itu izin ke suami dulu Bell" titah Reva.
"Ya kali Va, gak mungkin gue minta izin ke dia kalo gue mau nemuin pacar gue".
"Gue saranin, mending Lo udahan aja deh sama Bryan, sebelum Lo nyesel nantinya".
"Gue cinta sama Bryan" jelas Bella.
"Gue tahu, tapi suami Lo lebih cinta sama Lo" Reva menghembuskan napasnya, kemudian memegang pundak Bella. "Pilih yang pasti aja, gue yakin Bryan pasti ngerti".
Bella memicingkan matanya, dia tidak menyangka dengan Reva yang tidak mendukung keputusannya, dari dulu apapun yang Bella lakukan selalu mendapatkan dukungan dari Reva, tapi kali ini sahabatnya itu tidak mendukungnya.
Ada apa dengan Reva?.
"Gue bakal gagal move on kalo putus dari Bryan, gue gak bisa Reva". Bella mengacak rambutnya, dia bisa gila kalau begini terus.
"Terserah Lo Bell, yang penting gue udah nasehatin lo, semua keputusan ada di tangan Lo". ucap Reva kemudian mengambil tas nya, "gue duluan ya, pikirin lagi apa yang tadi gue omongin ke Lo". Reva menepuk pundak Bella, kemudian pergi meninggalkan Bella yang otak dan hatinya sedang berperang hebat.
Bella mengingat lagi masa lalunya bersama dengan Bryan.
5 tahun lalu Bella sedang menunggu angkutan umum karena supirnya telat menjemputnya, awan yang tadinya berwarna biru, tiba-tiba berubah menjadi hitam, hujan akan mengguyur kota jakarta, Bella melihat jam tangan yang melingkar ditangannya, sudah hampir satu jam dia menunggu supir tapi tak kunjung datang.
Mobil sport berwarna hitam berhenti di depan Bella, si empunya mobil itu turun dan mendekati Bella, dia menawarkan diri untuk mengantarkannya pulang.
"Langit mendung, sepertinya hujan akan turun, kenapa nona cantik ini sendirian?, daripada menunggu orang yang tidak kunjung datang, mending aku antar sampai rumah. Gimana?".
"Maaf, saya tidak kenal anda". Balas Bella.
"Sorry, namaku Bryan". Bryan mengulurkan tangannya tapi tidak di gubris oleh Bella.
Hujan tiba-tiba saja turun, Bryan langsung menarik tangan Bella dan menyuruh Bella untuk masuk ke dalam mobilnya.
Sejak saat itu hubungannya semakin hari semakin dekat, enam bulan kenal Bryan mengatakan cintanya pada Bella dan diterima oleh Bella.
Bella tersenyum saat mengenang masa lalu yang indah bersama Bryan.
***
Bella sudah sampai di dalam kafe, dia mencari sosok lelaki yang dia rindukan selama enam bulan ini. Dia melihat kearah paling pojok kafe itu, kemudian tersenyum saat melihat lelaki yang memakai kemeja hitam sedang duduk sendirian disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Bucin
RandomFollow dulu sebelum membaca. Kata siapa nikah muda itu enak?. Ya, meskipun awalnya dipaksa mama dan papa. Tapi asli, enak banget loh ternyata, apapun yang dilakukan berdua ternyata ada pahalanya. Apalagi nikahnya sama Mas Arhan, yang selalu membimbi...