3- lupa

248 8 0
                                    

Satu Minggu menjadi istri Arhan, aku merasa tidak ada tuntutan darinya, aku bisa melakukan apapun yang aku mau, termasuk sekarang ini, aku sedang menunggu temanku di cafe rainbow.

Aku mengaduk minuman yang sedari tadi menemaniku. Aku memainkan ponselku, membuka akun Instagram ku, melihat apa yang ada disana.

Arhanatmdj_ following you.

Aku membuka profil instagramnya, melihat apa saja yang dia posting, entah apa yang aku rasakan tiba-tiba saja sudut bibirku terangkat, tersenyum melihat Poto yang disematkan oleh suaminya itu.

ck, suami. Memang begitu kan?.

Disana aku melihat Poto sepasang kekasih yang membelakangi sang  fotografer. 

Arhan menuliskan caption yang sangat menyentuh hati siapapun yang membacanya.

Arhanatmdj_ Hari ini aku mengucapkan janji di depan walimu, disaksikan oleh sanak saudara, dan juga disaksikan oleh Allah SWT beserta malaikat, hari ini aku mengambil alih tugas ayahmu untuk menjagamu, membimbingmu, menafkahimu and, i Will always love you, forever!.

Tidak hanya berhenti di situ, aku juga membuka kolom komentar nya.

Egi_m10 selamat bro, semoga samawa.

Yasmine. Aw, baper gue!.

Diana15 Masha Allah, beruntungnya yang jadi istri mas Arhan, samawa yaaa.

Ridwan happy wikwik Broooo

"Serius amat, lagi ngapain Lo?" Mendengar pertanyaan itu, aku segera menutup ponselku, kemudian menderetkan gigi rapihku.

"Cih, malah nyengir nih bocah"

Revalina putri, dia sahabatku yang selalu ada disaat senang maupun duka.

"Lo nikah tapi gue ngga di undang, maksud Lo apa sih bel?"

Lagi-lagi aku membalasnya dengan cengiran, aku tahu masalahnya akan panjang kalau aku tidak menceritakan semua yang terjadi padanya.

"Santai dulu kali Va, Lo pesen makan atau minum dulu, lagian Lo juga baru sampai kan"

"Nanti aja makannya, gue mau dengar penjelasan Lo dulu"

Aku mengangguk, kemudian menarik dan melepaskan napasku sebelum bercerita pada Reva.

"Gue dilamar setelah Lo pergi ke Paris"

"Kok bisa?"

"Lo jangan potong cerita gue bisa kan?"

"Pas gue selesai nganter Lo ke bandara, gue di telpon nyokap disuruh cepat balik, buru-buru gue balik karena ngga mau buat nyokap nunggu"

Aku melihat Reva yang serius mendengarkan.

"Pas nyampe rumah gue kaget, kalau gue dijodohin sama anak temen masa kecil nya nyokap dan bokap gue, katanya sih mereka udah janjian untuk menjodohkan kami berdua untuk mempererat tali kekeluargaan kita"

"Kenapa Lo mau aja dijodohin gitu?"

"Percuma juga kalau gue nolak, karena nyokap dan bokap gue ngga mau menerima penolakan, mau tidak mau gue harus menerimanya" ucapku sambil menyeruput jus apel yang tadi aku pesan.

"Bagaimana dengan Bryan, Lo kan cinta mati banget sama dia?"

"Gue belum nemuin dia, gue juga belum ngomong apa-apa ke dia, secara Lo kan tau kita berdua itu LDR"

Reva mengangguk dia mencomot kentang goreng, "terus Lo mau ngapain sekarang? Mau lanjut apa udahan?"

"Apanya?" Tanyaku yang tidak mengerti apa yang ditanyakan oleh Reva.

"Ya itu, Lo mau lanjut sama Bryan atau udahan?" Jelasnya.

"Gue pengennya lanjut sih, karena gue juga ngga ada rasa sama suami gue"

"Gila Lo, ngga takut nyesel apa? Kayanya suami Lo baik banget deh, dilihat dari postingannya juga"

Aku memicingkan mataku. "Lo kepo-in Instagramnya?"

"Cih najis, Lo kan di tag sama dia"

"Mampus gue, ini mah bakal ketahuan Bryan" aku segera membuka Instagram, apakah benar yang dikatakan sahabatnya itu.

"Kata gue sih ya Lo terima suami Lo aja"

aku melotot, kenapa sahabatnya ini malah mendukungku untuk bersama dengan Arhan.

"Kan gue udah bilang, gue ngga suka dan ngga cinta sama dia!"

"Tapi dia sayang dan cinta sama Lo kan?"

"Ya mana gue tahu" aku mengangkat kedua bahuku.

Reva tersenyum, "cinta datang karena terbiasa bell, lagian orang tua mana yang mau anaknya gagal berumah tangga? Gue yakin pilihan orang tua Lo emang yang terbaik"

"Lo sebenarnya sahabat dia apa gue sih?" Aku jengkel dengan semua ucapan Reva.

"Lo ngga asik, gue cabut duluan, bye!" Kataku meninggalkan Reva yang sedang menikmati makanannya.

Biar saja dia berceloteh sendiri, lagian siapa suruh pikirannya tidak sejalan dengan aku, tidak mau mendukungku.

Eh Bella, kata-kata Reva itu emang bener, Lo nya aja yang ngeyel!.

***

Aku menepikan mobilku ke bahu jalan untuk mengangkat telepon, aku menghela napasku kasar, aku pikir Bryan yang meneleponku, ternyata Arhan.

"Hmm, kenapa?" Ucapku tanpa basa basi.

"Assalamualaikum cantik, apa-apa itu harus salam dulu dong" ucapnya diseberang sana.

"Hmm iya, waalaikumussalam, ada apa?" Tanyaku lagi setelah menjawab salamnya.

"Kamu dimana? Apa kamu lupa malam ini ada acara?"

Aku berpikir sebelum menjawab ucapan disebrang sana, apakah benar malam ini ada acara?.

Ah iya, bisa-bisanya aku lupa sama hari ulang tahun papah.

"Bel, kamu masih disitu kan?"

"Ah iya, aku akan segera pulang, tapi aku mau beli kado dulu buat papah" ucapku sambil menyalakan mobil.

"Ngga usah bel, aku udah beli hadiah buat papah, jadi kamu langsung pulang aja ya, jangan sampe kita telat datang kesana"

"Yaudah iya deh, aku pulang" aku segera menutup sambungannya.

Aku menepuk keningku, bisa-bisanya aku lupa dengan hari ulang tahun papah?. Dasar Bella pelupa.

Aku menggelengkan kepalaku, kemudian mempercepat laju mobilku, aku tidak mau terlambat dihari spesial papahku ini.

***

Masih santai ya guys.

Bantu komentar dan vote dong guys, makasih sebelumnya.

Suami BucinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang