9

2.9K 397 53
                                    

Happy reading

***

Sesuai dengan apa yg dikatakan oleh Wang Yibo sebelumnya. Tidak sampai 10 menit apa yg baru saja ia minta kini sudah ada di depan matanya.

Kepala pelayan membawakannya sebuah bungkusan yg berisi gadget keluaran terbaru. Ponsel dengan logo nanas gigit ini adalah sebuah merk ponsel yg paling hits di beberapa tahun ini.

Mata pemuda itu melebar dan berbinar penuh minat. Sean tidak menyangka apa yg di ucapkan pria itu ternyata bukanlah bualan semata. Pemuda itu mempercepat kunyahannya demi dapat segera membuka isi kotak tersebut.

"Wow, ini sungguh keren!" Ia sangat antusias.

Apa sikapnya ini berlebihan?

Sepertinya tidak sih, Xiao Zhan ini masih berusia 19 tahun. Dan remaja seusianya ini pasti akan bereaksi sama seperti dirinya saat ini. Itu menurut Sean.

"Ge, terima kasih." Ia tersenyum manis pada si pemberi.


"Aku akan membuka ini dikamar." Sean dalam tubuh Xiao Zhan segera kabur membawa bungkusan tersebut.

Seulas senyum tipis pun tercipta di wajah pria itu, kala mendapati reaksi si pemuda yg begitu bersemangat bak anak kecil.

Lain halnya Wang Yibo, lain pula dengan reaksi kedua wanita yg ada disebelahnya.

Ekspresi wajah kedua wanita yg ada disana sungguh sangat jelek. Baik Yu Wenxi dan Angela tidak menyukai dengan interaksi keduanya yg kini semakin dekat, dan dengan Wang Yibo yg secara nyata memanjakan istrinya itu.

Ini tidak bisa dibiarkan! Anak itu makin berani saja. Wang Yibo tidak boleh terlalu baik padanya. Yu Wenxi sudah kehilangan selera makannya.

.
.
.

Kota ini bernama Gusu. Sebuah kota modern yg  sangat maju. Dan keluarga Wang sangat tersohor dikota ini. Sebagai pemilik Wang GROUP kekayaan dari keluarga Wang ini diperkirakan tidak akan habis hingga tujuh turunan, enam tanjakan, dan lima tikungan. Jelasnya, Pria itu sungguh luar biasa tajir melintir.

Itu adalah informasi yg ia temukan setelah mengotak-atik benda pipih tersebut selama beberapa saat. Senyum cerah pun seketika muncul diwajahnya. Ini adalah suatu anugerah ditengah musibah yg ia alami.

"Wah, pria itu sungguh kaya. Sepertinya, tidak buruk juga menjadi istri dari pria ini. Meski ia banyak memiliki skandal dengan para wanita, tapi itu tidak masalah. Toh, mereka hanya mainan untuknya. Dan posisiku disini masihlah istri sah, kalo pria itu ingin menceraikanku aku bisa minta harta gono-gini." Pikir Sean yg kini agaknya sudah bisa menerima takdirnya.

Lagipula, dengan menjadi nyonya rumah ini ia bisa bersantai ria tanpa harus capek capek bekerja. Seperti inilah hidup yg selalu ia impikan sejak dulu.

Eh, apa dia sudah tidak tertarik dengan wanita?
Tentu saja itu masih, dan ia masih bisa bermain dengan mereka nantinya.

.
.
.

Siang ini, pemuda itu mulai menyusuri jalanan kota Gusu, dimana hiruk pikuk kendaraan cukup intens. Sean memandangi setiap bangunan ia lewati. Kota ini tidak jauh berbeda dengan kota asalnya yg sebelumnya.

BJYX Mall.

Sebuah pusat perbelanjaan dengan bangunan gedung yg amat besar dan mewah membuatnya ingin mampir. Dengan cepat ia meminta si sopir taksi menghentikan kendaraannya dan menurunkannya disini.

Kaki rampingnya mulai berjalan masuk dan siap menyusuri bangunan tersebut. Sepanjang mata memandang, jejeran butik butik dan toko toko barang brandedlah yg memenuhi isi dalam Mall. Sean spontan meraba sakunya, mengeluarkan dompetnya yg kempis dan membukanya.

"Ini tidak akan cukup bahkan untuk sekedar membeli ikat rambut." Ia berkata lirih. Sepertinya hari ini ia di takdirkan hanya untuk pergi melihat-lihat saja.

Sedang asyik berkeliling, mendadak ia melihat krumunan orang berkumpul di depan salah satu  restauran. Jiwa keponya pun muncul, dengan badannya yg terbilang ramping ia dengan mudah menyusup diantara kerumunan tersebut.

"Ngomong-ngomong, apa yg sedang kita lihat?" Tanyanya pada orang disampingnya.

Laki-laki disebelahnya meliriknya bingung. "Kau tidak tau?"

"Aku bertanya karena aku tidak tau, kalo aku tau mana mungkin aku bertanya padamu." Cibirnya.

"Lihat itu!" Tunjuknya, Sean mengikuti kemana tangan laki-laki mengarah. "Dia Zhou Lina, kau kenal dia, kan?" Tanya yg mendapat gelengan dari Sean.

"Aish! Kau makhluk planet mana sih? Sampai-sampai tidak mengenali dia. Dia itu Zhou Lina, artis wanita yg sedang populer tahun ini."

"Oo," itu tanggapan Sean, seolah itu adalah sebuah hal yg biasa. Laki-laki disampingnya tidak puas dengan reaksi pemuda itu.

"Lihat, dia begitu cantik bukan? Dia seperti seorang peri diantara mereka." Laki-laki itu sepertinya penggemar berat dari si artis.

Memang benar yg dikatakan oleh laki-laki di sampingnya, Zhou Lina ini memang sungguh cantik, kulitnya seputih susu dan terlihat begitu lembut. Sean mendadak merasa familiar dengan nama artis wanita tersebut.

"Jangan melamun. Aku tau apa yg kau pikirikan, buang jauh jauh anganmu itu. Karena ku dengar dia sudah memiliki seorang kekasih, dan kekasihnya itu sangat kaya." Keterdiaman Sean disalah artikan oleh pria disampingnya ini. Sean sedikit melongo, dan menatapnya dengan raut bertanya.

"Ku dengar kekasihnya seorang Presdir. Pria itu sungguh beruntung bisa mendapatkan hati Linaku." Pria itu tersenyum miris.

Dari sini Sean mulai mengingat sesuatu. Zhou Lina, bukankah dia salah satu selir suaminya?

Mengetahui itu, hati Sean langsung dilanda kesal. Bukan karena dia cemburu pada sosok Lina, tapi karena ia cemburu pada sosok Wang Yibo yg notabene adalah suaminya.

Seharusnya aku yg terlibat dengan wanita itu. Sean meradang. Otak Sean sungguh kacau memikirkan itu semua. Tanpa ia sadari krumunan tersebut kini makin tak terkendali ketika si artis berdiri, dan tersenyum menawan untuk menyambut seseorang. Tubuh ramping Sean terombang-ambing, mengikuti dorongan para fans artis wanita tersebut, hingga akhirnya ia terjatuh membentur lantai.

Itu sungguh sakit ketika ia mendarat dilantai. Seorang security segera membantunya bangun demi mendorongnya mundur agar tidak sampai menghalangi jalan untuk seseorang.

Sean bangun, namun tidak sengaja matanya bertemu tatap dengan seseorang. Sean jelas terkejut, tapi orang didepannya ini justru lebih terkejut dari pada dirinya.

"Presdir Wang, mari!" Suara sapaan dari wanita dibelakangnya menyadarkannya. Dengan cepat Sean menyingkir dan melarikan diri tanpa perlu repot repot menoleh pada pria itu.

Wang Yibo tertegun, kemunculan sang istri di tempat ini sungguh membuatnya terkejut, apalagi mereka bertemu dengan cara seperti ini. Belum pulih dari adegan yg sebelumnya, dan kini ia dibuat terperangah ketika pemuda itu pergi dengan cepat tanpa perlu menoleh ke arahnya.

"Presdir Wang, mari ke dalam." Lina kembali mengintruksinya. Asisten disebelahnya pun memberi kode untuk segera masuk mengikuti sang artis. Membuatnya terpaksa menurutinya.


Tbc.
Sorry for typo.





Traped in a Harem Novel. (End In Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang