3. Change Me

117 2 1
                                    

Sampailah kami berdua di supermarket yang diberitahu ibuku bahwa dia sedang ada disana.

Mbak Sinta tampak sangat cantik hari ini. Ia mengenakan long-cardi sederhana berwarna silver, dalaman kaos lengan panjang berwarna putih dan jeans biru muda yang tertera sebuah merk disana "le*is 508" dan sebuah pashmina yang dikenakan sangat simple. Mbak Sinta terkekeh sambil menunjukkan variasi behel di giginya yang berwarna transparant yang dipasang dan gonta-ganti terus sejak ia masuk SMP.

Kami menyusuri supermarket tersebut dan akhirnya melihat ibuku di koridor penjualan daging segar.

Rima POV

"Ibu sama siapa kesini?",tanyaku

"Ibu sama teman SMA ibu nak", jawab ibuku lirih

"Nahh ini orangnya. Rima, Sinta ini temen ibu. Namanya Dita", ujar ibuku reflek

Aku dan mbak Sinta segera menyambar tangan tante Dita kata lainnya adalah bersalaman.

Sembari menunggu ibu berbelanja dan berbincang dengan pelayan bagian daging segar. Aku, mbak Sinta dan Tante Dita mengobrol ria dan membahas gosip terbaru mengenai anak kecil yang mati tragis yaitu Angeline.

"Aku tidak habis fikir kenapa anak yang masih dibawah umur yang belum tentu nasibnya nanti seperti apa malah jadi seperti ini. Menurutku, kepentingan pribadi hanya akan membuat pihak tertentu menderita padahal mereka tidak bersalah", ocehku panjang

"Kamu ini persis banget sama anak tante, Tina!", balas tante Dita terkekeh kecil

"Oiya ngomong-ngomong kamu kelas berapa?", lanjut tante Dita

"Baru masuk SMP tante, tadi MOS-nya baru dimulai", jawabku dengan raut wajah yang malu-malu. Yaa maklum aku kan pemalu banget hehehe

"SMP mana sayang?", lanjut tante Dita yang memasang wajah penasaran

"SMP Azz..", belum sempat aku menjawab pertanyaan dari tante Dita, ibuku memanggilku dan mbak Sinta dari kejauhan sambil menggerakkan jarinya; isyarat bahwa kami diharap kesana.

Tidak salah tidak bukan. Ternyata ibu hanya ingin memberitahukan bahwa ada Big Sale keperluan rumah tangga di lantai 3 supermarket.

Iyyaa maklum namanya juga ibu rumah tangga. Kami berempat, aku, mbak Sinta, tante Dita, dan tidak lupa ibuku menuju salah satu ekskalator yang berada tepat di dekat koridor noodles.

"Oiyaa tadi tante nanya belum dijawab Rim?", tante Dita memulai lagi

"Nanya apa?", sambung ibuku memasang muka sedikit bingung

"Ini lo bu. Tante Dita nanya Rima sekolah di mana. Rima sekolah di SMP Azzura tante", jelasku

"Satu sekolah sama anak tante dong! Tapi dia sekarang kelas 9 Rim!", jawab tante Dita antusias

"Siapa Dit?", sambung ibuku

"Itu lo, si Tina. Si kecilku", balas tante Dita dengan sedikit tertawa kecil

"Ohh kak Tina, dia nge-MOS aku lo bu, te. Kak Tina itu baik banget bu, walaupun dia dua tingkat lebih tua dari Rima tapi dia menganggap semua orang seperti temannya sendiri. Tidak seperti kakak kelas pada umumnya", jawabku sambil tersenyum kecil yang menjadi ciri khas ku sedari umurku masih 2 tahun

"Nah kann, tante memang sudah menduga. Karena tadi pagi pas mau pamitan, Tina bilang kalo hari ini ada siswa baru yang akan MOS dan dipandu olehnya", lanjut tante Dita

***

Sampai sudah di lantai 3, karena keasyikan ngobrol bersamaku. Tante Dita bahkan menghiraukan panggilan ibuku. Kami sedang membicarakan kak Tina yang memiliki kepribadian unik dan teladan bagi anak-anak zaman sekarang ini

"Tante, ibu manggil kita", ujarku reflek

"Ohiya kenapaa?", jawab tante Dita sambil menoleh ke ibu

"Ini lo Dit. Porselene, detergent, dan sabun cuci piring yang sedang dibanjiri discount, kamu minat?", tanya ibuku kepada tante Dita

"Ohiya mau bangetttt", jawab tante Dita gemas

"Abis ini kita ke cinema aja ya, buat ngilangin rasa jenuh anak-anak. Ngomong-ngomong kenapa anakmu gak diajak sih?", bisik ibuku kepada Tante Dita

"Ituloo, dia lagi kerja kelompok sama geng nya Natamiti", maklumlah anak zaman sekarang nih ada-ada aja

"Ibu, udah belum?", tanyaku





Hijab is CrownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang