Andreas telah tiba sekitar lima belas menit yang lalu sebelum Vlora menuntaskan pekerjaannya. Mobil terparkir tak jauh dari pelataran kantor dan ia mengirimkan pesan pada Vlora.
Tak menunggu lama, Vlora datang dan masuk ke dalam mobil. Ia mengenakan sabuk pengaman bersamaan dengan Andreas yang berkata.
"Tadi aku meminjam komputermu, Vlo."
Sabuk pengaman terpasang dengan sempurna. Vlora mengerjap dalam penuntasan rasa penasaran yang diikuti oleh rasa penasaran lainnya.
Ternyata memang Andreas yang mengakses komputerku, tapi untuk apa? Mungkinkah dia curiga padaku? Apakah dia sadar kalau aku menyadap ponselnya?
Mobil mulai berjalan. Dengan gestur yang alamiah demi memeriksa jalanan dan kendaraan lain, Andreas melirik Vlora.
Tak ada sedikit keanehan pun yang bisa didapatkan oleh Andreas. Vlora tampak tenang seperti biasanya.
Oh, Andreas. Memangnya apa yang kau harapkan?
Seharusnya Andreas ingat, tak sepatutnya ia berharap untuk mendapatkan kejanggalan dari sikap Vlora. Wanita itu terkendali dan nyaris selalu memasang ekspresi datar untuk setiap kesempatan.
"Tak apa. Kau boleh menggunakannya kapan pun kau mau."
Vlora mengembuskan napas panjang. Ia menyandarkan punggung dengan nyaman sementara mata memandang lurus ke depan, sesekali tampak berkedip.
"Aku yakin kau tidak akan mencuri data Greatech bukan?"
Andreas mendengkus dan lalu tertawa. "Aku? Mengambil data perusaan Lucas? Tak berguna untukku. Lagi pula dia sahabatku."
"Ehm siapa yang tahu? Sekarang sedang zamannya musuh di balik selimut."
Tawa Andreas terhenti seketika. Ia menoleh dan ternyata Vlora tengah melihat padanya seraya tersenyum dengan ekspresi santai.
"Sayangnya kau tak akan menemukan apa pun di komputerku."
Benar. Aku tak menemukan apa-apa.
Andreas tertegun dengan satu pertanyaan membingungkan yang mendadak muncul di kepala.
Dia memang menyinggung soal Greatech atau aku?
Andreas mendeham. Mata menyipit, sorotnya tampak nakal seperti biasa.
"Benarkah?"
"Tentu saja," jawab Vlora dengan suara rendah, berlagak misterius. "Aku menyimpannya dengan sangat baik."
Andreas tertawa. "Ah! Aku harus berusaha lebih keras."
Tawa Andreas disambut senyum geli Vlora. Suasana terasa hangat dan mengalir seperti biasa, tapi Andreas tak lupa untuk menuntaskan apa yang telah dimulai.
"Komputerku tadi tak mau menyala, entah apa yang salah. Jadi aku menggunakan komputermu untuk mencetak satu dokumen."
"Oh. Jadi kau tak benar-benar sedang mencari data Greatech?"
Lirikan Vlora membuat Andreas menyeringai. "Jangan katakan kalau kau benar-benar berharap aku mencari data Greatech."
"Aku tidak mengatakan itu, tapi semua orang tahu kalau sekretaris nyaris mengetahui semua isi perusahaan."
"Kau benar," angguk Andreas setuju. "Sayangnya aku tak punya kepentingan apa pun dengan data Greatech dan kupikir itu pasti menjadi salah satu pertimbanganmu ketika memutuskan untuk menikah denganku."
"Kau juga benar."
Andreas mendengkus geli mendapati balasan Vlora.
"Maksudku masuk akal bukan kalau kau menikahi sekretaris ketika ingin mencoba mendapatkan informasi tempat ia bekerja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SEXY MARRIAGE 🔞🔞🔞 "Fin"
RomanceWARNING!!! 21+!!! Judul: SEXY MARRIAGE Genre: Romantis Dewasa Erotis Suspense (18+) Status: Tamat Cerita Kedua dari Seri "SEXY" ********************************* "BLURB" Andreas Cakrawinata nekat pulang ke Indonesia demi kabur dari pesta pertunangan...