16. Malam Pertama

15.9K 195 9
                                    

Bukan hanya berfungsi sebagai pakaian, gaun pengantin didesain sedemikian rupa untuk mampu menonjolkan keindahan dan kecantikan sang pengantin. Tak ubahnya perhiasan, gaun pengantin harus bisa menambah pesona untuk yang mengenakannya. Termasuk dengan gaun drop waist yang dikenakan Vlora.

Layaknya gaun tanpa pundak, penggunaannya tentu saja menghindari bra bertali. Alhasil tak jarang para wanita memilih bra tanpa tali atau untuk kasus tertentu, para perancang busana akan menambahkan mangkuk bra di dalam gaun.

Pilihan kedua cenderung lebih diminati. Lebih efektif dan efisien. Pun mungkin saja lebih menguntungkan dari yang pernah para perancang busana di seluruh dunia pikirkan sebelumnya.

Mata Andreas berkedip sekali. Arah pandangannya lurus, sedikit condong ke bawah dalam usaha mengamati. Ia diam untuk beberapa saat seakan perlu meresapi pemandangan yang tengah tersaji di hadapannya. Bisa dikatakan diamnya ia bukan karena disengaja, melainkan alamiah karena ia yang amat takjub dengan yang dilihat.

Vlora tak bergerak. Ia bergeming dalam kesadaran penuh bahwa gaun yang memerangkap tubuhnya selama pesta pernikahan telah jatuh mendarat di lantai. Alasan mutlak yang membuat Andreas membeku di belakangnya.

Jakun Andreas naik turun dengan dorongan yang nyaris tak mampu dikendalikan. Terbukti, ia nyaris bisa lupa diri hanya dengan melihat tubuh Vlora.

Terpisah jarak tak seberapa, Andreas puas memanjakan mata menjelajahi tubuh polos Vlora. Ehm atau nyaris polos?

Andreas terpana. Tubuh berlekuk Vlora menghipnotisnya. Kendali diri mengancam berontak tatkala ia sadar bahwa hanya tersisa sehelai pakaian berbentuk segitiga yang menutupi satu bagian tubuh Vlora.

Satu tangan Andreas bergerak. Tidak untuk meraih tubuh Vlora, melainkan untuk mendaratkan satu sentuhan yang terasa menyesakkan bagi penerimanya.

Ujung jari Andreas menyentuh tepat di bawah tengkuk Vlora. Ia ciptakan sentuhan seringan bulu dalam gerakan menggoda. Perlahan turun. Terus menyusuri demi menghadirkan keremangan yang menggetarkan lutut Vlora.

Mata terpejam. Vlora menarik napas dalam-dalam dan menahan di dada.

Sejenak. Seakan Vlora khawatir bila ia melepaskan napas maka nyawanya pun akan turut serta.

Vlora tak akan munafik. Ia akan jujur. Sentuhan Andreas benar-benar membuatnya bergidik.

Bahkan bila Vlora sempat berpikir sedikit saja untuk menampik respon tubuhnya maka tentu Andreas bisa dengan mudah mematahkannya. Lantaran di detik selanjutnya Andreas bergerak dalam satu langkah kecil. Ia kembali mengikis jarak dan membiarkan embusan napasnya membelai hangat di telinga Vlora sementara jarinya terus melakukan penjelajahan.

"Katakan padaku, Sayang," lirih Andreas dengan suara rendah nan berat. "Apa yang bisa aku lakukan untuk menyenangkanmu malam ini?"

Vlora membuka mata, tapi ia tak menjawab.

"Kau tahu bukan? Kesenanganmu adalah kebahagiaanku."

Oh, manis sekali. Saking manisnya, Vlora yakin tak akan ada gula di dunia ini yang bisa menandingi ucapan Andreas.

Seharusnya Vlora tak terkejut. Ia sadar pria seperti apa yang menikahinya. Memberikan rayuan dan gombalan pasti bukan hal asing untuknya.

Namun, lagi-lagi Vlora harus jujur mengakuinya. Bahwa tak ada wanita yang tidak menyukai ucapan manis. Wanita dan kesukaannya itu sudah menjadi satu kesatuan dari dulu. Persis seperti pria dan kesukaannya akan penampilan menarik.

Walau demikian Vlora menyadari bahwa ucapan Andreas tidak hanya manis. Di beberapa kesempatan, berbicara dengan Andreas memang memberikan pesona tersendiri.

SEXY MARRIAGE 🔞🔞🔞 "Fin"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang