47. Kesetiaan

1.1K 83 1
                                    


Mungkin mereka butuh waktu lebih lama dari biasanya untuk menenangkan diri. Setidaknya sampai napas benar-benar berangsur normal kembali. Paling tidak hingga mereka benar-benar mendapatkan tenaga lagi.

Vlora membuka mata dengan perlahan. Rengkuhannya mulai mengendur, lalu diusapnya titik-titik keringat yang membasahi sepanjang punggung Andreas. Ia tersenyum.

"Mau sampai kapan kau berada di atasku, Reas?"

Getaran mengguncang payudara Vlora, berasal dari Andreas yang sontak tertawa berkat pertanyaan itu. Ia bangkit dan bertumpu pada satu siku, lalu dipandanginya wajah Vlora.

"Mengapa?" tanya Andreas seraya membelai sisi wajah Vlora. "Apa kau ingin melanjutkan tidurmu sekarang?"

Ada kemungkinan satu lagi yang juga sama masuk akalnya dengan tersebut. Andreas menyadarinya ketika ia sadar betapa mempesonanya senyum Vlora. Lengkungan bibir yang terkesan samar itu terlihat menawan dan jadilah ia tak mampu menahan desakan untuk merasakannya.

Senyum Vlora lenyap dalam lumatan Andreas. Mata memejam, tetapi ia sadari bahwa tak ada tuntutan gairah di sana. Itu tak ubah sentuhan yang memang sepatutnya untuk diberikan oleh pria pada wanitanya, tepat ketika masa percintaan telah berlalu.

"Atau justru kau tidak ingin tidur lagi?"

Kemungkinannya kecil, tentu saja Andreas tahu. Namun, sisi isengnya jahil ingin menggoda.

"Besok aku masih harus bekerja, Reas. Kau tahu bukan kalau ini saja sudah termasuk pengecualian? Jadi aku harus tidur sekarang kalau aku tidak ingin terlambat besok dan mendapatkan surat peringatakan."

Andreas berdecak enteng. "Aku yakin bisa menyediakan satu pekerjaan khurus untukmu kalau Lucas sampai memecatmu."

Vlora tertawa hingga matanya tertutup sekilas. Ia geleng-geleng, lalu justru membalas dengan kesan meremehkan. "Oh ya?"

"Kau tak percaya?"

"Percaya," jawab Vlora geli. "Aku yakin, sepertinya aku bisa menggantikan posisi sekretaris di Progun. Bagaimana menurutmu?"

Kali ini Andreas tak menjawab, melainkan hanya menyeringai seraya perlahan bangkit dari atas tubuh Vlora. Ia ingin beranjak, tetapi Vlora menahannya.

"Kau mau ke mana?"

"Ke toilet, Vlo. Mengapa? Apakah kau ingin ikut?"

Vlora melepaskan tangan Andreas dan tak berniat untuk menyambut godaan itu. Ia berguling dan menuju pada bantalnya semula, lalu menggeleng.

"Terima kasih, tetapi tidak. Aku pikir lebih baik menunggumu di sini saja."

"Pilihan tepat."

Andreas melenggang dengan penuh percaya diri dalam kepolosan tubuhnya. Ia berikan pemandangan tak biasa yang agaknya semakin lama semakin disukai oleh Vlora. Jadilah tak aneh bila Vlora putuskan untuk tak langsung tidur, melainkan menunggu kedatangannya kembali.

Sesaat berlalu dan Andreas kembali dengan kerutan samar di dahi ketika didapatinya Vlora yang masih terjaga dengan selimut yang telah menutupi tubuh. Ia memadamkan lampu utama, lalu merangkak naik ke atas tempat tidur seraya bertanya.

"Mengapa kau belum tidur?"

Andreas menyusup ke balik selimut. Ia beringsut dan mendapati Vlora yang langsung meraih dirinya, memeluknya.

"Sebentar lagi aku akan tidur."

Andreas tersenyum berkat jawaban dan geliat tubuh Vlora, tampak mencari posisi nyaman di dalam dekapannya.

SEXY MARRIAGE 🔞🔞🔞 "Fin"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang