Andreas nyaris putus asa ketika tiba di rumah. Dilihatnya mobil Jonas yang masih terparkir dan ia tak membuang-buang waktu. Ia segera turun dari mobil, masuk ke rumah, dan mendapati suara mengerikan itu membahana.
"Vlora!"
Pemandangan mengerikan itu membuat Andreas membelalak panik. Vlora tergeletak di lantai dengan keadaan yang mengenaskan. Pakaiannya berantakan dengan memar di beberapa tempat.
Kepanikan Andreas berubah menjadi ketakutan. Jantungnya seolah tak berdetak lagi ketika dilihatnya darah mengalir di kaki Vlora. Napas tertahan dan ia menyadari sesuatu, yaitu darah tidak akan pernah menjadi pertanda baik.
Sesuatu yang buruk telah terjadi pada Vlora dan Andreas tahu pasti siapa penyebabnya. Ia adalah Jonas.
Andreas berpaling ke lantai atas. Dilihatnya Jonas yang membeku dan ketika pandangan mereka bertemu, Jonas pun tersadar akan situasi.
Jonas buru-buru menuruni tangga. Ia berlari dan pergi.
Andreas menahan keinginan untuk mengejar Jonas. Keselamatan Vlora jauh lebih penting dan beruntung, Frans datang di waktu yang tepat.
"Pak."
Andreas menatap Frans dengan sorot nanar. "Tolong aku, Frans. Vlora. Di-dia."
Lidah kelu. Udara tercekat di tenggorokan. Andreas tak bisa bicara ketika ketakutan meluluhlantakkan dunianya. Vlora tak lagi merintih sakit. Vlora telah hilang kesadaran dan jatuh pingsan dalam rengkuhannya.
Kumohon, Tuhan. Jangan biarkan hal buruk terjadi pada Vlora.
Frans segera bertindak. Ia menghubungi rumah sakit dan perjalanan dengan menggunakan ambulans adalah perjalanan terlama yang pernah Andreas lalui.
Kewarasan Andreas terancam. Ia benar-benar bisa gila dalam penantian ketika tenaga medis menangani Vlora.
Andreas tak lagi menghiraukan dunia. Ia tak peduli ke mana Frans atau siapa saja yang dihubungi oleh Frans. Hanya satu hal yang ada di dalam pikirannya, yaitu Vlora.
Waktu berlalu dan akhirnya Andreas diperkenankan untuk menemui dokter yang menangani Vlora. Ia duduk dan berusaha menenangkan diri.
Tenanglah. Vlora baik-baik saja.
Dokter menjelaskan keadaan Vlora. Foto rotgen di atas meja dan ia tenangkan Andreas bahwa tak ada hal serius yang terjadi pada Vlora. Tak ada patah tulang ataupun gegar otak.
Andreas diam. Ia sama sekali tak menyela ataupun bicara sedikit pun. Didengarkannya penjelasan dokter dengan saksama. Ia resapi kata demi kata seraya terus menenangkan diri. Anehnya, perasaannya tetap gelisah. Ketegangan tetap melingkupi sekujur tubuhnya seolah mengetahui bahwa hal buruk belum benar-benar terlewati.
Pada akhirnya Andreas pun mengetahui penyebab sesungguhnya dari ketakutan yang terus ia rasakan. Dokter menatapnya dengan sorot iba, lalu berkata dengan penuh simpatik.
"Saya minta maaf. Kami tidak bisa menyelamatkan janin tersebut. Pasien mengalami keguguran."
Andreas membeku. Tubuhnya mati rasa. "Ja-janin?"
Bongkahan pahit menyumpal pangkal tenggorokan Andreas. Ia nyaris tak bisa bernapas, pun bicara. Lantas panas hadir dan memenuhi kedua matanya.
Dokter mengangguk dengan penuh rasa penyesalan. "Maafkan kami."
Kala itu hitam tak lagi menjadi warna yang tepat untuk mewakili kenyataan kelam yang tampak membentang di mata Andreas. Semuanya benar-benar gelap!
*
Mungkin Andreas telah mati. Bisa juga sekarang ia hidup tanpa nyawa di tubuh. Karena ketika ia berjalan menyusuri lorong rumah sakit, wajahnya tampak seperti tak lagi dialiri oleh darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEXY MARRIAGE 🔞🔞🔞 "Fin"
RomanceWARNING!!! 21+!!! Judul: SEXY MARRIAGE Genre: Romantis Dewasa Erotis Suspense (18+) Status: Tamat Cerita Kedua dari Seri "SEXY" ********************************* "BLURB" Andreas Cakrawinata nekat pulang ke Indonesia demi kabur dari pesta pertunangan...