01. Dia Bintang Sagara
°°°°
"Perkataan mereka lebih menyakitkan dari pada di pukul puluhan kali"
~Bintang Sagara~°°°°
"BINTANG!"
Plak!
Satu tamparan keras mendarat di pipi pemuda itu. Siapa lagi kalau bukan Papanya sendiri?
Bintang menutup matanya sejenak lalu beralih menatap Papanya yang sejak tadi menahan emosi. Rahangnya mengeras dan tatapan Papanya sangat tajam.
Entah apa penyebabnya, Papanya kembali menampar Bintang dengan keras. Perih. Itu yang Bintang rasakan di sudut bibirnya yang mulai mengeluarkan cairan berwarna merah.
"Kenapa, Pa?" tanyanya dengan nada pelan. Ia tak bisa membaca arti ekspresi Papanya yang begitu menyeramkan di banding monster.
"Kamu masih bertanya?!" Bara, pria itu merogoh saku celananya lalu memperlihatkan layar ponselnya di depan sang anak. Wajahnya memerah berusaha untuk menahan emosi.
"Kamu ke sekolah mau cari ilmu atau cari musuh, hah?!Mau jadi anak berandalan kamu? Dasar anak kurang ajar!" bentaknya.
Bintang tak berkata apa-apa. Ia bergeming di tempat tak berani menatap mata nyalang Papanya. Jika ia berani menjawab, bisa-bisa Papanya melakukan hal yang di tidak di inginkan padanya. Bintang hanya mempersilahkan Bara terus-terusan membentaknya.
"Papa tidak pernah mengajarkan kamu menjadi anak berandalan. Papa tidak pernah mengajarkan Kamu menjadi anak nakal, anak sok jago!"
Bara menunjuk wajah Bintang tak berperasaan. "Kamu tidak usah sombong hanya karena harta Papa! Ingat, semua harta warisan tidak Papa berikan kepada kamu!" marahnya. Ia terus saja membentak anaknya yang hanya diam sejak tadi.
Di video itu menunjukkan, Bintang yang memukuli seorang laki-laki seangkatannya. Bintang memukulinya dengan brutal dan tak memberi celah sedikitpun. Sehingga lelaki itu tak sadarkan diri akibat dari pukulannya.
Bintang bertanya tanya, mengapa video itu bisa ada di ponsel Papanya? Padahal di saat ia memukuli Rio, mereka sedang berada di gudang belakang sekolah. Apakah ada yang mengikutinya?
"Mau kamu, papa hentikan sekolah?" pertanyaan itu membuat Bintang terkejut. Kepalanya menggeleng kuat lalu memegang kedua tangan Papanya.
"Nggak, Pa. Bintang gak mau berhenti sekolah. Bintang mau sekolah, jangan keluarin Bintang, Pa..." Bintang terus saja memohon. Sampai-sampai ia berlutut di depan papanya. Ia tak ingin jika papanya mengeluarkannya dari sekolah. Ia tahu Papanya memang memiliki kekuasaan karena sekolah itu adalah milik Bara Sagara. Papanya. Jadi jika Papanya berkata out maka ucapan itu tak pernah main-main.
"Kalau kamu tidak mau Papa keluarkan dari sekolah, kamu jangan ngelunjak! Tahu diri kamu!" marahnya dengan penuh kebencian. Ketika menatap Bintang rasanya ia ingin menghabisi pemuda itu tapi ia masih bisa menahan emosi yang bergejolak di hatinya.
Bara pergi begitu saja setelah mengatakan kata kata itu. Kata kata itu membuatnya sakit hati. Kata kata yang selalu ia dapatkan tiap hari dan tak memiliki jangka. Mengapa di saat Mamanya pergi, papanya malah begitu sangat membencinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Bintang
Teen FictionSederhana tapi menyedihkan. Kisah seorang pemuda bernama Bintang yang selalu menyembunyikan lukanya kepada semua orang. Hidup di lingkaran orang orang jahat sudah terbiasa baginya. Di sakiti, di hina dan di caci maki selalu ia dapatkan dari orang or...