BAB 6. Sesi Pertanyaan

1.9K 309 395
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

۞اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞
[Allahumma sholi ala sayyidina Muhammad, wa ala ali sayyidina Muhammad.]

Komen tiap paragraf dong qaqa🥺🫰🏻

***

Dini hari, pada pukul yang sudah menunjukkan jam 11 siang, Imama, Abhian, Hasbi, Iqbal dan Zayndra; kelima pemuda itu telah selesai mengisi sebuah safari dakwah di sebuah hamparan masjid yang telah dibangun baru itu. Mereka mengisi dengan tema indahnya berteman dengan orang saleh.

Di sana, para jemaah kebanyakan diisi oleh para remaja, dan anak-anak dari 2 sekolah berbeda. Negeri dan Swasta. Berkumpul dihamparan depan masjid, dengan tenda yang terpasang di atas mereka. Sampailah ketika selesai, mereka membuka sesi tanya jawab pada para jemaah.

Salah satu gadis peserta ke-5 berdiri untuk memberikan pertanyaan. "Saya... ingin bertanya dari luar pembahasan kepada Gus Raden. Apakah bersedia menjawab?"

Imama mengambil mikrofon di meja lalu mengangguk tenang. "Ya, silakan."

Tampillah senyuman di bibir gadis itu. "Bagi Gus, ucapan apa yang paling indah?"

Sebuah pertanyaan yang sejenak tak terpikirkan oleh mereka semua. Ucapan yang paling indah. Membuat seluruh para jemaah yang berada di hamparan masjid itu saling menatap satu sama lain dengan berbisik. Memikirkan untuk diri mereka sendiri, ucapan apa yang paling indah bagi mereka.

Diriuhnya bisikan-bisikan suara yang terdengar oleh Imama, akhirnya ia sedikit menarik sudut bibirnya tersenyum tipis saat selesai memikirkan sebuah jawaban yang dinanti oleh mereka semua. Tibalah keheningan Imama, mulai menjadi sorotan bagi mereka ketika ia mendekatkan mikrofon ke bibirnya.

"Bismillah... ucapan yang paling indah... adalah ucapan doa seorang hamba, yang saat berbicara pada Tuhannya. Allah. Ucapan yang paling indah, adalah saat mengucap nama Allah. Saat bibir berucap istighfar kepada Allah, memohon ampunan. Memohon pertolongan. Ucapan yang paling indah, adalah saat menyebut nama Allah, saat hendak melakukan segala sesuatu. Itu adalah ucapan terindah bagi saya. Innallaha jamiiluy yuhibul jamal. Sesungguhnya Allah itu Maha Indah, dan menyukai keindahan. Segala sesuatu baik yang dimulai karena Allah, dimulai dengan menyebut nama Allah, akan menjadi indah, karena Allah akan membersamai langkah kita."

Ketenangan tiba-tiba menyeleruh pada semua orang yang berada di sana. Tak ada suara berisik, tak ada suara yang berbisik, dan tak ada yang asyik sendiri. Semua fokus dengan keheningan, setelah Imama selesai menyampaikan jawaban. Wajah mereka tampak tersenyum satu sama lain, seperti masuk pada dunia ucapan yang Imama katakan. Seakan, pintu-pintu hidayah terbuka, membuka hati mereka, untuk mengingat betapa Esa-nya Allah.

Tak lupa dengan keempat sahabatnya, mereka juga mengangguk hening, merasa telah menghirup kekaguman yang Imama sampaikan. Kini, Zayndra sedikit memiringkan kepalanya kepada Iqbal. "Kalau antum yang ditanya, bakalan jawab apa?"

Bisikan Zayndra, membuat Iqbal melepas raut senyumnya. "Sama. Yang kedua, mungkin saat mengucap ijab kabul."

Zayndra langsung terbatuk mendengar balasan Iqbal, ia langsung menarik tisu di atas meja lalu mengelap bibirnya. Iqbal hanya terkekeh kecil. "Kalau antum apa?" tanya Iqbal balik dengan mendekatkan telinganya di bibir Zayndra.

HAFIZMA ; UNIVERSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang