◍Yizhan Area◍
Selama yang mi berada di luar kota, komunikasi diantara ibu dan anak itu terbilang cukup jarang. Hanya yang mi yang sesekali mengirim pesan menanyakan kabar dan dibalas dengan singkat oleh zhan.Yang mi tidak masalah, pun dia tidak menuntut hal yang lebih, dirinya sangat menyadari jarak diantara dia dan anaknya adalah karna dia sendiri yang begitu mencintai pekerjaannya dan tidak banyak meluangkan waktu untuk memperhatikan zhan.
Zhan kecil sangat pendiam dan tidak rewel membuat yang mi kian leluasa meninggalkan zhan terlebih setelah bercerai yang mi semakin bebas karna tidak ada yang mengekangnya.
Seharian penuh yang mi menitipkan zhan di tempat penitipan anak sepulang kerja baru menjemputnya, sebelumnya yang mi pernah menyewa pengasuh anak tapi sang pengasuh ketahuan memasukkan obat tidur ke dalam susu zhan, yang mi jadi trauma sehingga tidak lagi menggunakan jasa pengasuh. Atas rekomendasi wang lyn yang juga menitipkan anaknya di sana, yang mi memilih menitipkan zhan kecil di tempat yang sama dengan yibo kecil.
Hari ini adalah ulang tahun zhan yang ke 21, yang mi menyempatkan diri untuk pulang, Ingin merayakan hari kelahiran anak semata wayangnya.
Pesta barbeque di gelar di taman belakang rumah yang mi, yang hadir hanya keluarga yibo saja. Yang mi dan wang lyn sibuk memanggang daging, yibo dan hedi duduk di meja yang diatasnya terdapat kue tart dan sajian lainnya, menunggu si punya acara turut bergabung bersama mereka.
"Maaf menunggu lama"
"Tidak papa, ayo kita tiup lilin dulu, a-mi a-lyn..." Hedi memanggil istri dan temannya itu.
Zhan menyatukan dua tangannya, berdoa, sebelum meniup lilin. Zhan bahagia, tidak menyangka akan mendapat kejutan seperti ini, yibo bahkan tidak mengatakan apapun, diam-diam berkoalisi dengan yang mi.
Acara makan-makan sederhana berjalan lancar dan hangat, yang mi berusaha lebih dekat dengan zhan. Agak telat memang, tapi dia ingin berusaha, bagaimanapun zhan adalah darah dagingnya sendiri.
Zhan dan yang mi duduk di ruang tengah, wang lyn dan wang hedi sudah pulang, yibo sedang mandi di kamar zhan.
"Maafin mama ya zhanzhan..."
"Mama gak salah, Kenapa minta maaf?"
"Mama merasa bersalah..."
"Mama, zhan udah besar. Zhan ngerti mama punya alasan sendiri dengan semuanya, jadi mama gak perlu khawatir, dan makasih mama udah luangin waktu buat zhan."
Yang mi tersenyum sendu, "boleh mama peluk?"
Zhan mengangguk merentangkan kedua tangan memeluk ibunya yang entah kapan terakhir kali memeluknya, menggigit bibir bawah menahan sesuatu yang hendak menetes.
Yang mi melepas pelukannya, menyeka sedikit air mata yang merembes. "Zhanzhan, yibo bilang setelah lulus ingin mengajak kamu tinggal di apartemen, apa anak mama yang manis ini sudah akan di pinang?"
"Hah? Apa maksud mama?"
"Loo, yibo gak bilang sama kamu?" Zhan menggeleng, terlalu banyak kejutan yang ia dapat hari ini dan sejak kapan yibo jadi dekat dengan ibunya.
"Apa jangan-jangan perasaan yibo hanya sepihak, kasihan sekali dia..."
"Mama, kami sama-sama lelaki..."
"Memangnya kenapa kalo sama zhanzhan? Bukankah yang terpenting adalah perasaan kamu, mama gak masalah dengan pilihan kamu zhan, mama hanya ingin kamu bahagia."
"Trimakasih mama..." Zhan sekali lagi memeluk yang mi sebelum pergi ke kamarnya.
.・。.・゜✭・
Zhan sudah membuka kotak kado yang diberikan yang mi dan orang tua yibo, tinggal satu kotak berwarna navy yang belum di buka.
"Bukalah!" Zhan mengangguk dan membuka kotak yang ternyata isinya adalah kalung.
Zhan tersenyum, "kalung pizza... Bukannya ini kalung persahabatan?""Hmmm, aku pakaikan!" Yibo meraih kalung tersebut dan memakaikannya pada leher zhan.
"Selamat ulang tahun zhanzhan" Bisiknya, sebuah kecupan mendarat di kening zhan.
Zhan masih tersenyum sambil meraba ukiran huruf yang terdapat pada bandul.
"Apa ini inisial kita?"
Yibo mengangguk, "ini adalah lambang persahabatan yang hanya kita berdua, sehidup semati dan selamanya."
"Terdengar seperti sepasang suami istri"
"Bukankah kita memang pasangan?"
"Pasangan sahabat? Atau kekasih?"
"Whatever, Sahabat atau kekasih itu sama saja zhanzhan... Karna yang terpenting kamu adalah milikku."
"Sangat posesif," Zhan terkekeh.
"Its me..." Yibo tidak mengelak, menatap lekat dua bola mata zhan yang juga sedang menatapnya.
"And you mine."
Mata yibo sedikit mengerjap lalu tangannya mengusap pipi zhan, perlahan mendorong tengkuknya mendekat menempelkan dua bibir indah dalam pagutan.
Ciuman yang terjalin lembut namun memabukkan, zhan mengalungkan dua tanggannya pada leher yibo. Memperdalam intensitas kecupan yang telah merembet kemana-mana.
"Emmmhhh..."
"I want you zhaann..."
Yibo mengambil sebelah tangan zhan membawanya pada benda pusakanya yang sudah tegang didalam sangkar.
.・。.・゜✭・tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are...? (YiZhan)
FanfictionDapatkah kita melampaui batas ini? untuk menjadi kita yang lebih berarti. yizhanfanfiction bxb Basaha Non Baku