3

1.4K 159 2
                                    

Freen merasakan tenggorokannya kering dan sakit. Terkena demam di tengah tour adalah sesuatu yang tidak ingin diharapkan oleh semua orang.

Seharusnya sebentar lagi dia harus melakukan cek sound tapi kepalanya benar-benar tidak bisa diajak untuk bangun.

Dia membuka matanya sedikit ketika mendapati Alison memanggilnya.

"Makan dulu dan minum obatmu supaya nanti kamu membaik."

Freen ingin menurut tapi kepalanya benar-benar tidak bisa diajak kompromi.

"Kepalaku berputar," keluh Freen kembali memejamkan kedua matanya rapat-rapat.

"Biar aku suapi."

Alison kemudian membantu Freen memposisikan tubuhnya.

"Aku minta maaf karena merepotkan."

"Jangan bicara seperti itu. Tidak ada yang menginginkan kondisi seperti ini."

Alison mulai menyuapkan sup kentang yang kental ke mulut Freen.
Dua suapan mampu Freen terima namun ketika suapan ketiga dia merasa perutnya bergejolak namun dia tidak enak jika temannya harus mengurus kotorannya. Sekuat tenaga Freen menahan agar dia tidak muntah sampai-sampai mukanya memerah.

"Jika ingin muntah, keluarkan saja. Jangan ditahan," ucap Alison mengerti apa yang Freen rasakan.

"Air, tolong," pinta Freen.

Alison segera membantu temannya minum. Dia bisa merasakan tubuh Freen yang sangat panas. Mukanya bahkan sangat pucat, dia sangsi apakah nanti gadis ini bisa tampil tapi melihat perjalanan karir mereka selama ini, Freen bukanlah orang yang mudah menyerah. Dia tidak suka mengecewakan orang lain terutama penggemarnya yang sudah rela meluangkan waktunya demi bertemu dengannya.

"Bisakah aku tidur sekarang, kepalaku seperti ingin pecah," ucapnya.

"Tentu. Kamu istirahat saja dan tidak perlu ikut cek sound tapi minum dulu obatmu."

Freen baru saja memposisikan tubuhnya ketika dia mendengar ponselnya berbunyi.
Gadis itu memaksa membuka mata. Dia meminta tolong kepada Alison untuk melihat siapa yang menelphone.

"BB"

"Becky," desah Freen.

"Al, tolong." Freen meringis ketika dia berusaha untuk duduk.

Alison dengan sigap segera membantu temannya. Cukup terkesan dengan usaha Freen agar terlihat baik-baik saja.

"Halo sayang?" Freen menampilkan senyum lebarnya begitu panggilan video itu tersambung.

"El bilang kamu sakit?"

Freen kembali tersenyum meski sebenarnya dia mati-matian menahan kepalanya yang berdenyut dua kali lebih sakit.

"Aku hanya kena flu biasa," jawabnya dengan senyum lebar yang tidak lepas dari bibirnya.
Alison sampai terkesan dengan usaha Freen untuk tidak membuat pacarnya khawatir.

'girl friend material' batin Alison.

"Emm Freen, aku tinggal dulu." Alison menyela yang hanya dijawab anggukan dan gumaman terimakasih.

"Siapa?" tanya Becky.

"Ally. Dia baru saja mengantar makanan untukku."

"Kamu bilang hanya flu biasa."

"Iya, hanya flu biasa tapi aku terlalu malas untuk bergabung dengan mereka."

"Kenapa harus berbohong padaku."

Freen mengerutkan dahinya namun hanya sebentar karena kepalanya kembali berdenyut akibat gerakan itu.

"Bohong soal apa?" tanyanya bingung namun dia mendapati wajah kekasihnya yang berubah menjadi sendu lalu tiba-tiba gadis itu menangis.

More than thisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang