Freen menyugar rambutnya dengan wajah frustasi. Dia terduduk di lantai mengabaikan tatapan prihatin dari ketiga temannya.
Lagi-lagi harus dia yang menanggung tanggung jawab band-nya. Dia tidak keberatan, sungguh. Dulunya dia memang tidak keberatan hanya saja untuk saat ini dia lebih ingin menjaga perasaan seseorang meskipun sebenarnya dia tidak harus melakukannya. Karena dia tidak sedang menjalani hubungan apa-apa dengannya. Tapi Freen ingin melakukannya.
"Seandainya management mengizinkan, aku akan dengan senang hati menggantikanmu, Freen. Sungguh, aku benar-benar mengerti. Kamu tidak harus menanggung sendirian tanggung jawab band kita tapi kamu juga tahu management tidak mengizinkanku melakukan itu. Mereka ingin aku tetap manjaga image sebagai gadis lucu, menggemaskan dan polos." Julie menepuk-nepuk bahu Freen.
Penjualan album, merchandise, Spotify dan semuanya, management ingin mereka membuat sedikit rumor untuk mengambil alih seluruh atensi penggemar. Dalam hal ini, ini adalah bagian tugas Freen dan Alison karena image mereka dibentuk untuk bagian ini. Mereka pernah melakukannya sebelum ini tapi untuk Kali ini management meminta satu hal yang lebih berani dari mereka. Lebih dari sekedar hangout berdua sambil bergandengan tangan.
"Begitupun denganku. Aku juga tidak bisa mengambil alih. Kamu dan Alison adalah pusat dari band kita, segala sesuatu tentang kalianlah yang ingin penggemar lihat," Eleanor ikut menanggapi.
Freen mengangkat wajahnya, menatap satu persatu wajah temannya. Dia tahu ini bukan salah mereka. Ini sudah menjadi kesepakatan mereka sebelumnya.
"Tidak bisakah management membiarkan ini berjalan seperti adanya. Tidakkah mereka belum percaya dengan kemampuan kita, dengan penggemar kita. Aku tidak bisa," ucap Freen.
Alison tiba-tiba turun dari sofa lalu bergabung dengan Freen duduk di lantai. Dia terus menatap temannya mencoba menebak-nebak kenapa tiba-tiba Freen seperti ini.
"Apa yang membuatmu tiba-tiba keberatan Freen, bukankah kita sudah pernah melakukannya?" tanya Alison hati-hati.
"Aku."
Freen tampak bingung bagaimana cara dia menjelaskan apa yang sebenarnya dia rasakan saat ini.
"Karena kamu temanku," jawabnya yang membuat ketiga temannya mengerutkan keningnya.
"Lalu?" Kejar Alison.
"Aku tidak mungkin mencium temanku sendiri."
"Oh." Alison menyandarkan punggungnya di sofa, dia kehilangan kata-kata setelah mendengar jawaban Freen.
"Bukankah itu jauh lebih mudah. Kamu tahu, tidak akan ada yang dikorbankan. Fans menyukainya," ucap Eleanor.
Ada. Aku menjaga perasaan Becky meski dia bukan milikku lagi, batin Freen.
Dia tahu jika Becky diam-diam selalu cemburu dengan Alison. Meskipun saat ini dia tidak harus menjaga perasaan siapapun, karena mereka sudah tidak bersama lagi namun Freen tetap menjaga keyakinannya bahwa Becky masih mencintainya. Entah itu benar atau tidak. Freen tetep menjaga harapannya jika suatu saat mereka akan kembali bersama dan selama menunggu waktu tersebut, Freen ingin menjaga perasaan gadis yang dicintainya.
Dia tidak ingin Becky menjadi salah paham karena mereka sudah tidak pernah berkirim pesan lagi. Freen tidak akan bisa menjelaskan kepada gadis itu bahwa apa yang dia dan Alison lakukan hanya untuk mendongkrak penjualan album mereka.
"Aku tidak bisa," jawab Freen lirih.
"Apa ini ada hubungannya dengan Becky?" Eleanor sebenarnya takut menyebut nama Becky karena nama itu masih menjadi hal yang sangat sensitif untuk Freen. Mereka sudah putus berbulan-bulan tapi Freen belum mau membuka diri. Dia sekarang tidak lagi seperti Freen yang ceria dan lucu seperti yang mereka kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
More than this
FanficJangan menyerah, jangan berhenti karena aku bisa mencintaimu lebih dari ini