Becky nyaris terjatuh karena tersandung benda yang lumayan besar. Dia baru saja pulang dari restoran untuk makan siang. Dia terlalu bosan menghabiskan di apartment sendirian sehingga dia mencoba keluar untuk mengusir kebosananya tersebut.
Melihat benda itu kedua matanya menyipit.
Mungkinkah, batinnya menebak-nebak.Dia hapal betul siapa pemilik sepatu boots coklat dengan brand Timberland itu.
Jantungnya berdesir, dadanya penuh dengan keantusiaan yang membuatnya tak bisa berhenti tersenyum.
Becky lantas meletakkan sepatu yang ditaruh sembarangan itu ke rak bersama dengan miliknya.
Dia bergegas mencari seseorang yang sudah sangat dia rindukan.
Senyumnya semakin merekah ketika dia melihat Freen sedang sibuk membersihkan rumah menggunakan mesin penyedot debu. Gadis itu mencepol rambutnya di atas kepala. Ekpresi seriusnya membuat aura maskulinnya menjadi bertambah-tambah membuat Becky tidak kuasa menahan detakan jantungnya yang meningkat karena merasakan jatuh cinta lagi dan lagi oleh orang yang sama.Becky menghampiri Freen ketika gadis itu merapikan meja yang memang sangat berantakan. Becky tidak sempat merapikannya. Belum.
"Babe, kapan kamu datang?" tanyanya menahan diri untuk tidak langsung berlari memeluknya.
"Oh hai, kamu sudah pulang?" Freen menoleh, tersenyum sebentar kemudian kembali fokus merpaikan meja.
Becky mendesah kecewa.
"Kita tidak bertemu satu bulan, tidakkah kamu merindukanku. Setidaknya beri aku pelukan," protesnya dengan bibir mengerucut.
Freen menghentikan kegiatannya. Dia lalu menghampiri Becky, memeluknya sebentar kemudian mencium bibirnya sekilas.
"Aku minta maaf tapi seseorang harus membereskan rumahmu. Ini tidak layak disebut rumah. Berapa hari kamu tinggal?"
"Lima hari."
Mata Freen menyipit bersamaan dengan kedua alisnya yang menukik tajam. Becky merasa gugup, dia tahu Freen akan mengomelinya karena kebiasaannya yang sangat jorok. Bukan jorok sih tapi dia terlalu lelah untuk berbenah.
"Lima hari dan kamu membiarkan debu-debu ini mengunung. Ya Tuhan Becky, kamu tidak akan sehat hidup bersama debu-debu ini."
Benarkan. Becky hanya bisa menghela nafas pasrah.
"Aku terlalu lelah," jawabnya lemah.
"Emm aku tahu." Freen kembali dengan kegiatannya tadi.
"Bisakah itu menunggu. Aku merindukanmu," ucap Becky untuk mengambil atensi Freen.
"Bukankah kamu baru sampai, istirahatlah dulu aku akan memelukmu," sambungnya.
Freen menghentikan gerakannya, dia memutar kepalanya menatap Becky.
"Aku akan segera menyelesaikannya lalu memelukmu seharian."
Dia kembali dengan kegiatannya.
Becky menyerah. Dia pergi ke dapur untuk mengambil keripik kentang lalu membawanya ke ruang tengah.
Gadis itu berbaring di sofa sambil memakan keripiknya bermaksud untuk menggoda kekasihnya sementara Freen kembali sibuk dengan alat penyedot debunya.Becky tersenyum sendiri mengingat bahwa dia telah memiliki Freen lagi dihidupnya.
Semua itu berkat pasangan suami istri Jeff dan Aneth sahabat mereka berdua yang diam-diam merencanakan pertemuan keduanya.Suami istri mengundang mereka untuk berlibur di St. Bart. Baik Freen maupun Becky tidak ada yang tahu soal ini, mereka tiba-tiba harus di pertemukan di sebuah kapal pesiar sehingga mau tidak mau mereka harus berinteraksi namun kesempatan itu justru membuat mereka kembali bersama.

KAMU SEDANG MEMBACA
More than this
FanfictionJangan menyerah, jangan berhenti karena aku bisa mencintaimu lebih dari ini