Ending

1.7K 153 64
                                    

Becky tidak pernah merasa akan menjadi manusia paling buruk di dunia. Mempermainkan perasaan pria yang begitu sabar menerima dirinya dengan segala beban yang ada di punggungnya.

Entah apa yang dia pikirkan ketika dia menggoda Nate dengan cumbuan sensual lalu menariknya ke tempat tidur meskipun Nate telah memperingatkannya apakah dia benar-benar ingin melakukannya dan dengan penuh percaya diri Becky mengatakan bahwa dia tidak pernah begitu seyakin ini tapi begitu Nate berada dipuncak gairahnya Becky dengan seenaknya sendiri malah mendorong Nate dan mengusir pria itu untuk pergi.

Beruntung Nate adalah pria dewasa yang baik. Dia kecewa tentu saja. Merasa harga dirinya dijatuhkan sejatuh-jatuhnya. Merasa dipermainkan tapi dia menahan amarahnya tidak ingin menyakiti seorang gadis yang dicintainya.

Oh Nate, kamu layak mendapatkan gadis yang juga mencintaimu.

Pada akhirnya dia hanya berbaring disisi sang kekasih dengan gairah yang langsung padam begitu saja.

"Menangislah supaya perasaanmu lega. Aku tidak keberatan mendengarkan tangisanmu sepanjang malam," bisik Nate.

Isakkan itu semakin terdengar begitu pilu, tidak lagi coba dia tahan.

"Tidak apa-apa, tidak perlu merasa bersalah. Aku baik-baik saja," bisiknya lagi.

Kemudian lengan kelar itu menyusup ke pinggang sang kekasih. Mendekap guncangan hebat akibat tangisan pilunya.
***

     "Selamat pagi?" Nate menyapa ketika Becky membuka matanya. Wajahnya masih sembab sisa menangisnya semalam.

"Selamat pagi." Becky tersenyum tipis.

"Mau mencoba pancake buatanku?"

Nate berbicara dengan riang seolah tidak terjadi apa-apa tadi malam. Seolah mereka telah melakukan sesuatu yang luar biasa. Seolah mereka telah berhasil menjalani hubungan dengan sempurna.

Becky menarik nafas namun tetap mengunci tatapannya ke manik pria tampan di hadapannya.

"Nate," lirihnya.

"Mengapa kamu begitu baik, begitu pengertian dan membuatku menjadi semakin buruk karena kamu tidak pernah menunjukkan bahwa kamu juga terluka ketika aku menangisi orang lain disaat kita bersama."
Becky bertanya dengan serius.

Jika dia menjadi Nate, tidak mungkin dia akan melakukan hal itu meskipun atas nama cinta. Itu bodoh dan sia-sia.

"Dan begitulah cinta tanpa syarat bekerja."

"Kamu tahu, kamu pantas mendapatkan seseorang yang juga mencintaimu."

"Aku tahu. Aku tidak memikirkan apapun tentang ini. Tidak ada yang tahu takdir seseorang dimasa depan. Aku hanya melakukan apa yang hatiku ingin lakukan dan saat ini hatiku sedang ingin mencintaimu. Terdengar munafik jika aku mengatakan tidak mengharapkan balasan tapi tidak perlu kamu pikirkan. Apa yang terjadi di dunia ini sudah menjadi rencana semesta. Aku sangat mempercayai semua itu."

Pria itu menekuk sikunya untuk menyangga kepalanya yang kemudian menurunkan selimutnya memperlihatkan dada bidangnya yang polos.

"Aku minta maaf."

"Hei. Jangan meminta maaf. Sungguh aku tidak masalah. Aku mengerti posisimu. Kamu berpisah dengan Freen bukan karena tidak saling mencintai tapi berpisah karena keadaan tapi setidaknya biarkan aku disisimu, jika suatu saat hatimu berubah aku pasti sangat bersyukur tapi seandainya hatimu tetap memilihnya percayalah cinta akan menemukan jalannya."

"Kamu membuang waktumu dengan sia-sia."

"Tidak. Aku mencintai orang yang kucintai dan aku bangga dengan itu. Dan apakah kamu sudah berminat mencoba pancake buatanku?" Nate menaikturunkan sebelah alisnya dengan jenaka.

More than thisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang