𝐚𝐞𝐬𝐩𝐚 - 𝐃𝐫𝐚𝐦𝐚
________"Berlian udah izin sama gue tadi siang buat berkunjung kesini. Tapi, bisa-bisanya lo nyangka Berlian bareng gue? Lo nge-prank gue?" ujar Zafran dengan bingungnya.
Ruby baru ingin menjawab, sebelum Surya menyela perkataannya.
"Mana Berlian, Zaf?" Surya datang menghampiri dari dalam rumah. Tak sabar bertemu anak sulungnya. Tapi, wujud Berlian tak bisa Surya temukan meski matanya berkeliling mencari keberadaannya.
"Ini kenapa sih pada nanyain Berlian. Bukannya udah disini, ya? Tadi siang loh, dia izin sama aku buat kesini, pa. Emang Berlian kemana? Izin dulu keluar atau gimana?" Zafran mulai khawatir. Entah kenapa perasaan buruk segera menyergap hatinya. Ini bercanda, kan?
"Berlian belum juga tiba ke rumah papa, Zaf. Ponselnya aktif tapi Berlian tak mengangkat panggilan. Kami kira, mungkin Berlian baru kesini setelah kamu menyelesaikan pekerjaan. Benar, Zafran, kamu gak sama Berlian? Jangan main-main, Zaf, papa gak suka prank apalah itu," Surya menatap tajam seraya mengintimidasi, kali-kali Zafran membuat prank atau semacam kejutan. Hanya saja wajah Zafran yang datar dengan gelengan kepala seolah pertanda Berlian entah ada dimana sekarang.
"Pa, beneran. Zafran gak bikin prank atau kejutan apapun. Malah Zafran kira kalian udah senang-senang dengan kembalinya Ruby. Jadi, Berlian belum juga sampai sedari siang?" Zafran menatap ayah mertuanya dan Ruby secara bergantian. Mungkin mereka yang mempermainkannya. Tapi, melihat wajah khawatir mereka berdua kemungkinan terburuk harus Zafran hadapi.
"Jadi, Berlian hilang?" tak ada yang menjawab pertanyaan atau mungkin pernyataan Zafran. Semuanya diam dengan pikiran liar yang buruk. Tak bisa lagi berpikir positif.
Ruby sudah menggigiti kukunya, ketika cemas menyerang. Takut, kakaknya kenapa-napa. Sedang Surya sudah duduk di bangku teras, guna menenangkan jantungnya yang mulai berdetak abnormal.
Zafran sendiri segera membuka ponsel, guna menghubungi istrinya. Ini aneh ketika ponsel Berlian aktif tapi istrinya tak juga menjawab panggilannya. Berulang kali tetap seperti itu.
Pesannya juga belum dibaca. Seakan Berlian memang tak memegang ponselnya. Lalu panggilan tak terjawab juga tertera ketika ayah mertuanya menghubunginya. Pasti tadi dirinya sedang sibuk-sibuknya untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat.
"Lo gak ke apart lo dulu?" tanya Ruby.
"Gue dari kantor langsung kesini. Karena gue tau mungkin Berlian bakalan menginap. Tapi, gue gak expect Berlian nyatanya belum kesini juga," balas Zafran
"Gue pulang dulu, siapa tau Berlian ada di apart. Tapi, jika hilang, gue gak tau harus nyari dia dimana. Karena selama ini Berlian jarang banget bepergian," pandangan Zafran mulai menajam dengan hati yang mulai berdenyut nyeri ketika tau kemungkinan terburuk istrinya hilang.
"Gue ikut Zaf,"
"Nanti, Zaf. Sebentar lagi magrib. Ini papa juga udah nyuruh anak buah papa buat nyari. Lagian ponsel Berlian juga aktif, mereka pasti mudah untuk menemukannya. Mending kamu masuk dan makan dulu. Tenangin pikiran. Papa tau kita dalam pikiran kacau dimana Berlian yang entah dimana, tapi, usaha tanpa doa itu mustahil. Jadi, kita sholat dulu meminta petunjuk pada Yang Maha Kuasa dahulu sebelum mencari keberadaan Berlian," nasihat Surya yang membuat Zafran mengerti dan mengikuti langkah Surya untuk masuk dahulu ke dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢𝐧 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢 (End)
FanfictionBerlian terpaksa menjadi pengantin pengganti atas kaburnya adik kandungnya tepat di malam sebelum pernikahan itu terjadi. Tak ingin membuat dua keluarga tambah malu dirinya harus rela menjadi istri lelaki yang tadinya akan jadi suami adiknya. Harusn...