"To, lo beneran mau turun malam ini?"
Haruto, anak itu terkekeh gemas dengan salah satu abang nya. "Iya bang Cio, lo sama yang lain uda tanyain itu berkali-kali."
Mashiho menghela napasnya kasar, di dalam hatinya tersimpan kegundahan dan kekhawatiran terhadap salah satu adiknya yang malam ini akan bertanding dengan Haechan.
Bukan karena ia tidak percaya kepada Haruto, bahwa anak itu dapat mengalahkan Haechan. Namun karena ia dan yang lain tau, bahwa geng Haechan itu dikenal sebagai rubah beracun. Yang selalu menggunakan cara kotor untuk meraih kemenangan. Maka dari itu banyak yang membenci mereka.
Melihat Haruto yang tampak begitu besar tekad nya, mereka pun tak dapat menghalangi. Yang bisa dilakukan saat ini adalah berdoa semoga Haruto akan baik-baik saja.
Suasana di arena sangat ramai dikarenakan banyak nya penonton yang datang untuk menyemangati para jagoan mereka yang akan tanding malam ini.
Salah satunya Haruto, yang akan bertanding dengan kakak kelasnya, Haechan.
Haechan tersenyum sinis melihat keberadaan Haruto dan teman-teman nya malam ini. "Beneran dateng juga lo? Gue kira bakal jadi pengecut, hahahahaha!"
Jihoon menatap tajam seseorang yang akan menjadi lawan Haruto malam ini. "Jaga mulut lo anjing! Lo denger nih ya, kita semua gak masalah Haruto mau kalah apa menang, karena yang penting kita main jujur dan sportif!"
Amarah Haechan tersulut mendengar ucapan Jihoon tersebut. "Sialan! Maksud lo gue main nya curang gitu?!"
Junkyu tertawa sinis. "Lah gak ada yang bilang lo main curang anjir. Tapi jangan-jangan bener lagi?" Sahut nya dengan ekspresi terkejut, membuat teman nya yang lain tertawa.
"Gue gak main curang ya, njing!"
"Mang eakk?! Hahahahahaha!"
Jihoon menaikkan satu alisnya, lalu berjalan mendekati Haechan. "Gue pegang omongan lo buat main jujur malam ini. Tapi kalo sampe ada apa-apa sama adek gue, siap-siap aja markas lo kita ratain."
Di belakang Haechan, Jaemin diam-diam meneguk ludah nya kasar, menatap ngeri ke arah Jihoon yang teman-teman nya yang mengancam akan meratakan markasnya.
Haechan menatap tajam Jihoon. "Gue gak takut, dasar sampah!"
"Dih, kita sampah terus kalian apa? Tai?"
"Brengsek! Kita mulai sekarang pertandingan nya!"
Kini baik Haechan maupun Haruto sudah sama-sama stand by di atas motor masing-masing. Siap untuk ikut balapan, sembari menunggu seorang perempuan yang berdiri di tengah jalan dengan kedua tangan yang memegang bendera.
"Ready?"
"One!"
"Two!"
"Three! Let's go!"
Baik Haechan maupun Haruto sama-sama menaikkan kecepatan motor mereka di atas rata-rata demi mempertahankan harga diri yang setinggi langit.
Haechan memimpin di awal, ia menyeringai ketika melihat Haruto yang berada jauh di belakang nya. Namun ketika melewati tanjakan, motornya tergelincir sedikit hingga ia harus memelankan laju motornya.
Melihat kesempatan itu Haruto segera menyusul Haechan dan memimpin di depan Haechan. Sedangkan Haechan mendengus sebal ketika menangkap siluet sang lawan yang kini berada di depan nya. Tak mau membuang banyak waktu, ia pun juga turut mempercepat laju motornya.